20. Saka

465 47 0
                                    

Setelah beberapa menit kejadian itu berakhir, Alda dan Zafran memutuskan untuk mengantar nenek dan cucunya tersebut pulang.

Ya, mereka memang sepasang nenek dan cucu, namanya nek Surani dan cucunya bernama Saka saat ditanya oleh Alda.

Sebenarnya nek Surani dan Saka berjualan gorengan setiap harinya di sekitar tempat tadi. Mereka mulai berjualan saat Saka sudah pulang sekolah. Sementara Saka saat ini duduk dibangku kelas 4 SD, terang nek Surani saat Alda tanyai lagi.

Yang lebih mirisnya hingga membuat Alda lagi-lagi meneteskan air mata adalah ketika nek Surani mengaku jika kejadian seperti tadi sudah biasa dialaminya. Nek Surani berkata "Nenek udah biasa neng dapat perlakuan kayak tadi. Nenek sering dipalakin preman, kadang orang ambil gorengan nenek langsung kabur aja enggak bayar dulu. Nenek ikhlas... yang penting jangan sampai ngapa-ngapain Saka, kasian nenek mah" seraya menitihkan air mata.

Lalu saat Alda bertanya kemana orangtua Saka, nek Surani pun berbisik "Anak nenek itu ibunya Saka, dia sudah meninggal sejak melahirkan Saka. Sementara Bapaknya Saka merantau ke negara orang setelah dua tahun kepergian istrinya dan tidak ada kabar lagi sampai saat ini."

Sungguh, penjelasan nek Surani tadi benar-benar menguras air mata Alda, bahkan Zafran pun terlihat sedang berusaha menahan bendungan air matanya.

Kini mereka sudah hampir sampai di kediaman nek Surani dan Saka. Hanya saja untuk mencapai tujuan, Zafran harus menepikan mobilnya karena mereka harus memasuki gang kecil yang hanya muat untuk dikendarai pesepeda motor dan pejalan kaki.

Tak beberapa lama kemudian mereka pun sampai di depan sebuah rumah sederhana yang tak terlalu besar namun tak begitu kecil pula. Rumah tersebut bertembokan kayu dan lantainya plester.

Nek Surani pun mengajak Alda dan Zafran masuk. Dilihatnya rumah sederhana itu oleh Alda dan ia baru dapat bernapas sedikit lega. Setidaknya rumah kayu ini masih kokoh dan terawat, atapnya pun tersusun dari genteng yang cukup kuat. Keadaan ruangannya pun nyaman dan rapi, pasti karena nek Surani pandai membersihkan dan merawat.

"Assalamualaikum..." terdengar suara berat seseorang mengucapkan salam dan masuk ke dalam rumah.

Yang ternyata adalah seorang kakek berpakaian layaknya petani dari sawah lengkap dengan caping yang ketika dilepas langsung memperlihatkan rambut putih yang lebih mendominan.

"Eh, ada tamu?"

"Iya Pak" sambut nek Surani seraya mengambil alih cangkul dan sebongkah singkong yang semula dibawa kakek untuk diletakkan ke dalam.

Alda dan Zafran pun serempak berdiri dan hendak bersalaman pada kakek.

"Aduh... maaf ya, tangan kakek kotor" ucap sang kakek seraya mengelapkan tangannya pada kaos biru yang dikenakan sebelum Alda dan Zafran menyalimi.

"Enggak apa-apa kek" ungkap Zafran.

"Yaudah, duduk dulu. Biar kakek buatkan minum, tapi maaf... kakek enggak punya minuman enak" ucap lembut si kakek.

"Kek, terima kasih. Tapi enggak perlu repot-repot. Kita cuma pengin ngobrol-ngobrol sama kakek" terang Alda yang sungguh tak mau merepotkan nek Surani maupun kakek.

"Kek... kenalin, yang mbak cantik ini namanya mbak Alda. Kalau yang mas-mas ganteng itu namanya mas Zafran" jelas Saka tiba-tiba.

Ekstrovert & Introvert [SELESAI✔️] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang