Perfect Partner ||Twenty Two: Blame!

63.6K 4.7K 410
                                    

Ayo Vote Sebelum dan Comment Sesudah Membaca~

*****

Nick mengambil pakaian yang masih lembab itu dan mencari sesuatu yang membuat kecurigaannya terjawab. Di atas saku kemeja biru itu, tertulis sebuah nama perusahaan yang dikenalinya dengan baik.

Whitleigh Airlines.

Seolah-olah belum puas mengejutkan Nick, sebuah nama terpapar di sisi sebrang saku kemeja tersebut.

Carissa Alyson.

"Carissa?"

*****

Christian sedang menikmati makan siangnya di dalam kamar ketika pintu apartmentnnya di ketuk dengan tidak sabar oleh seseorang. Dengan membanting sendok makannya di atas meja dan memasang wajah berang, ia berjalan ke arah pintu dan membukanya dengan kasar.

Wajah berangnya perlahan melunak dan dahinya berkerut pelan mengenali siapa yang berada di depan pintu apartment-nya sekarang.

"Sir?" Ucap Christian pelan begitu melihat mata coklat Nick yang menusuk padanya. Apa dia melakukan suatu kesalahan?

Tanpa banyak berkata, Nick lansung melempar sebuah kemeja biru ke wajah Christian. "Lihat bagaimana pekerjaanmu!" Bentak Nick padanya.

Christian kebingungan dan memperhatikan kemeja yang Nick lemparkan padanya. Ia mengenali kemeja ini sebagai seragam cleaning service di perusahaan Nick. "Ini sebuah kemeja." Jawab Christian pelan.

Tiba-tiba Nick merengsek maju dan mencengkram kerah baju Christian. "Kau pikir aku bodoh dengan tidan tau itu adalah sebuah kemeja?!"

Christian bisa merasakan napas Nick yang memburu dan tangannya yang bergetar karena menahan amarah. Ia bersiap menyiapkan wajah atau tubuhnya terkena pukulan Nick. "Wanita itu.. siapa namanya?" Tanya Nick mencoba mengatur emosi.

Otak Christian berusaha berpikir dengan cepat untuk menangkap apa maksud Tuannya. "Maksud anda.. Carissa Alyson?" Ucapnya ragu.

Seolah terkejut, Nick melepaskan cengkramannya di kerah baju Christian dan mundur beberapa langkah dengan ekspresi bingung. "Carissa? Jadi benar Carissa bukan Claritta?" Gumam Nick.

Christian sendiri kebingungan dengan maksud Tuannya, namun memutuskan untuk diam tanpa berkomentar. Ia yakin jika ia salah berbicara, ia akan habis dihajar Nick sekarang.

"Kenapa dia berbohong? Dan cleaning service.." Nick tertawa lirih sambil memperhatikan kemeja biru di pegangan Christian. "Hah! Dia mencoba untuk menipuku? Ingin memerankan Cinderella denganku?"

Nick menyambar kemeja biru itu dari tangan Christian dengan kasar dan mencengkramnya dengan geram. Melihat situasi dan emosi Nick sekarang, ia tidak tau apa yang akan dihadapi Carissa nantinya. Yang jelas, lelaki di hadapannya saat ini benar-benar sedang murka.

"Mari kita lihat, aku akan menjadi pangeran yang akan menawarkan kerjaan atau menjadi penyihir yang menawarkan apel beracun untuknya." Gumam Nick sebelum berbalik pergi meninggalkan Christian dengan langlah lebar.

Kening Christian semakin berkerut dalam. "Bukankah penyihir apel beracun itu di serial Snow White?"

*****

"Kau sudah mempersiapkan semuanya?" Tanya Billy kepada asisten pribadinya, Hans.

Lelaki paruh baya berkacamata itu mengangguk sopan menjawab pertanyaan Tuannya. "Sudah Sir."

"Panggil wanita itu kemari. Kita harus mengurus sampah-sampah putra brengsekku dulu." Perintah Billy dengan nada penuh misteri. Sebuah senyuman tipis terulas di wajahnya yang penuh kharisma.

Perfect Partner || The Truffatore #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang