Twenty Eight || Perfect Partner : Us

73.7K 3.3K 120
                                    

Ayo Vote Sebelum dan Comment Sesudah Membaca~

*****

Nick memandang kota California di malam hari dari balkon apartment Carissa. Ia hanya mengenakan boxer dan sebuah kaleng soda di tangan kanannya.

Setelah makan malamnya dengan Carissa yang berakhir dengan bercinta di atas meja makan, kemudian kembali melakukannya lagi di dalam kamar hingga subuh hari, sudah cukup membuat Carissa tidur begitu nyenyak hingga tidak menyadari Nick yang beranjak turun dari ranjang wanita itu.

Nick menoleh ke dalam kamar. Disana Carissa masih tidur dengan lelap dan selimut yang dipakainya melorot hingga sebatas pinggang, memamerkan punggung halus wanita itu.

Nick tidak bisa tidur. Ada sebuah perasaan yang mengganggunya sejak tadi. Walau ia sangat menikmati tubuh Carissa tadi, namun entah mengapa Nick justru merasa bersalah. Dan ia benci rasa bersalah itu.

Ia telah menipu Carissa.

Siapa dia? Dia adalah Nickhelson Whitleigh. Sang hypersex brengsek yang tidak bisa hidup tanpa tubuh wanita. Bagaimana mungkin ia tahan tidak membawa wanita ke atas ranjangnya selama sebulan? Jawabannya tentu tidak mungkin.

Setelah Carissa pergi ke California, Nick tentu kalang kabut. Ia masih menginginkan tubuh wanita itu. Karenanya Nick kembali menghubungi mantan kekasihnya, Barbara untuk menemaninya di atas ranjang. Dan hari-hari berikutnya tetap dilewati Nick dengan bergonta-ganti wanita.

Meskipun berbagai wanita telah mampir di atas ranjangnya, Nick tetap belum bisa melupakan tubuh Carissa. Bahkan tak jarang ia salah memanggil para wanita itu dengan nama Cary. Karena itulah, ketika tadi Carissa benar-benar berada di bawahnya, Nick merasa.. senang. Tidak seperti tubuh wanita lain yang terasa biasa saja dan hambar bagi Nick.

Nick menghabiskan soda di tangannya dan meremas kalengnya hingga penyok. Rasa bersalah telah menipu Carissa demi meraih keuntungan menikmati tubuh wanita itu masih belum hilang dari benaknya. Tidak seharusnya Nick merasa seperti itu. Selama ini ia tidak pernah memikirkan perasaan wanita yang bersama dengannya. Mau mereka sedih, senang atau marah, Nick tidak perduli.

Nick memandang keindagan kota California dengan mata tajamnya. Ia benci dengan perasaannya sekarang.

*****

Carissa merenggangkan otot-otot tubuhnya yang terasa begitu kaku dan berat. Matanya perlahan-lahan terbuka dan ia sedikit mengernyit heran ketika pintu kamar mandinya terbuka dan sesosok lelaki keluar dari sana hanya mengenakan handuk di pinggang seksinya.

Nick yang menangkap Carissa menatapnya lansung menaikkan sudut bibirnya. "Morning baby."

"Nick?" Bisik Carissa kecil. Carissa mengucek matanya hanya untuk memastikan jika lelaki itu nyata. Jadi apa yang terjadi semalam itu nyata? Bukan hanya mimpinya saja?

Nick terkekeh pelan melihat keterkejutan Carissa yang tidak di tutup-tutupi. Langkahnya begitu ringan mendekati Carissa.

Aroma sabun yang di pakai Carissa tercium dari tubuh Nick. Wangi susu yang begitu feminim sangat bertolak belakang dengan tubuh Nick yang kekar dan besar. Carissa tersenyum kecil menyadarinya.

Namun tiba-tiba Nick mengecup bibirnya singkat. Wajah lelaki itu begitu lembut memandangnya, membuat Carissa merasa sesak napas.

"Apa yang kau tertawakan?" Suara berat Nick terdengar begitu seksi di telinga Carissa.

Carissa menarik kepalanya menjauh. Kedekatan wajah Nick dengannya membuat Carissa begitu gugup.

Setelah menyadari perasaannya yang berkembang pada Nick, Carissa merasa aura ketampanan dan keseksian lelaki itu semakin bertambah. Carissa merasa... panas.

Perfect Partner || The Truffatore #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang