Ayo Vote Sebelum dan Comment Sesudah Membaca~
*****
Carissa sengaja tidak lansung menemui Nick di ruangannya. Ia menyapa Miya dan duduk di kursinya dengan santai meski sudah telat beberapa jam dari waktu kantor seharusnya.
Well.. memang siapa yang berani menegur Carissa?
"Miya, ada sesuatu yang bisa aku bantu?" Tawar Carissa melihat Miya yang begitu sibuk menatap layar komputer dan sesekali membolak-balik berkas di mejanya.
Miya mengedarkan pandangannya ke sekeliling mejanya yang dikeililingi tumpukan dokumen yang perlu ia tinjau. Menemukan sebuah arsip bulanan yang hanya perlu di masukkan data dan nominal ke dalam excel, Miya berniat menyerahkan tugas ringan tersebut kepada Carissa.
Namun manik hijau Carissa menangkap Zara yang akhirnya baru muncul dari balik pintu lift dan melangkah sombong melewatinya, hendak menuju ruangan Nick.
Miya gelapapan ketika menyadari kehadiran Zara disana. Ia segera beranjak dari kursinya dan mengejar langkah Zara, berusaha melarangnya masuk ke ruangan Nick dengan sopan.
Bujukkan Miya tampaknya tidak di gubris oleh Zara. Wanita itu justru mendorong Miya dengan kasar dan lansung masuk ke ruangan Nick, dan menutup pintu. Meninggalkan Miya diluar sana dengan wajah yang penuh keresahan, takut di marahi habis-habisan oleh atasannya setelahnya.
Carissa mengintip di lorong tersebut dari kursinya. Begitu mata Miya menangkapnya, Carissa melambaikan tangannya, isyarat agar Miya menghampirinya.
"Ms. Alyson, kenapa anda begitu tenang disini?" Carissa tau Miya berusaha menjaga intonasinya tetap sopan meski terselip nada 'menuduh' disana karena Carissa tidak menolongnya mencegah Zara.
Carissa mengendikkan bahunya. "Tenangkan dirimu, Miya. Aku akan membantumu bicara kalau Nick berani memarahimu. Aku hanya sengaja memberikan mereka waktu untuk 'berdiskusi'."
Miya mendudukkan dirinya di kursi. Kalimat Carissa sedikit menenangkannya karena Miya tau Nick akan mendengarkan Carissa apapun itu. Ia sudah pernah melihat betapa tidak berdayanya Mr.Whitleigh di hadapan seorang Carissa Alyson.
"Sebentar lagi Mr.Whitleigh pasti akan memanggilku dari interkom dan menyuruh anda ke ruangannya untuk menghindari kesalahpahaman." Ucap Miya sambil menatap interkomnya, berusaha setanggap mungkin menjawab panggilan boss-nya nanti agar sedikit terselamatkan karirnya.
Carissa membuka laci meja kerjanya yang bukan berisikan dokumen-dokumen seperti meja kerja Miya, melainkan bungkus-bungkus cemilan yang ia beli kemarin.
Carissa mengambil salah satunya, membukanya dan memakan keripiknya dengan santai sambil menggeleng. "Nick tidak tau aku berada disini. Mungkin dia akan mengira aku masih di rumah." Jawab Carissa.
Miya menoleh pada Carissa dengan ekspresi yang horor. "Berarti interkom ini akan menyala dan aku akan mendengar bentakkan Mr.Whitleigh padaku!"
Carissa menepuk pundak Miya pelan. "Kenapa kau begitu tegang, Miya? Rileks saja dan lanjutkan pekerjaanmu. Aku yang akan menjawab interkom ini kalau kau takut."
Miya menghela napas pasrah dan menatap kembali layar komputernya dengan lemas. Ia mungkin akan selamat dari Nick di hadapan Carissa. Tetapi jika tidak ada Carissa, seperti pagi tadi, Nick pasti akan kembali mencercanya jika menemukan sedikit kesalahan darinya sambil mengungkit kejadian kemarin dimana karena 'kelalaiannya', Nick tidak sengaja melemparkan dokumen ke wajah Carissa.
Miya mengambil arsip bulanan dan menyerahkannya kepada Carissa. "Ms.Alyson ini tugas an-"
Carissa berdiri dari kursinya, gerakannya menghentikan kalimat Miya. "Bukankah mereka sudah terlalu lama di dalam? Aku akan menyusulnya." Ucap Carissa sambil membawa langkahnya menuju ruangan Nick dengan keripik di tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Partner || The Truffatore #2
RomanceHR #6 Roman 21++,, Manusia di bawah umur tolong minggir :) ☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆ Carissa hanya ingin memenuhi keinginan kakak kembarnya yang telah tiada. Ia berani berbuat nekat demi kakak kembarnya. Pertemuannya dengan seorang lelaki yang menu...