⚠️⚠️⚠️⚠️Perfect Partner || Four : Oh My! <<<< DI PRIVATE>>>>⚠️⚠️⚠️⚠️
🔰🔰🔰Cerita Masih Bisa Dinikmati Tanpa Membuka Part Private Yang Mengandung Unsur Dewasa🔰🔰🔰
~Ayo Vote Sebelum dan Comment Sesusah Membaca~
*****
Carissa menoleh pada sekelilingnya, dimana banyak wanita berbalut pakaian minim dan berlekuk indah meliuk-liukkan tubuhnya sana-sini. Carissa menundukkan pandangannya, menilai penampilannya sendiri. Pakaiannya bahkan kalah sexy dari wanita-wanita disana.
Carissa mendengkus sebal dan memesan jus dengan bartender disana. Sepertinya hanya dirinya yang meminum jus di club terbesar di New York ini, terlihat dari wajah bartender itu yang mengangkat alis mendengar pesanannya.
"Kau tidak sendiri. Aku juga meminum jus." Tiba-tiba ada seorang wanita yang duduk di sampingnya. Carissa merasa terpukau melihat wanita cantik yang duduk di sampingnya. Wanita berambut coklat kepirangan serta manik mata birunya benar-benar sangat mempesona.
Wanita itu tertawa ketika melihat Carissa yang terdiam terpaku melihatnya. "Jangan memandangku seperti itu. Kau juga sangat cantik."
Carissa yang tersadar dari sikap anehnya pun tertawa ringan. Bahkan tawa wanita itu terlihat begitu indah. Dunia disini benar-benar tidak sesuai dengan dirinya. Ia tidak yakin bisa menuntaskan misinya di Output. Banyak wanita yang jauh lebih cantik dan seksi disini. Salah satu bukti konkrit yang sangat nyata berada di depannya sekarang.
Jus yang dipesan Carissa datang, ia menyesapnya sekali. Lalu pandangannya tertuju pada seorang lelaki berwajah asia yang manis menuju arah mereka. Rambut coklat dan mata coklat kehitaman, sedikit mirip dengan kriteria impian kakaknya. Carissa hendak merapikan penampilannya dan mencoba memasang senyum terbaiknya, tetapi,
Ssyyuuhh~ dirinya terlewat begitu saja. Lelaki asia itu berhenti di hadapan wanita cantik di sampingnya. "Beauty, are you alone here?" Rayu lelaki asia itu dengan senyuman manisnya.
Carissa menghembuskan napasnya lelah. Ia gagal. Misi ini terlalu mustahil baginya. Ia tidak pernah dekat dengan lelaki manapun sebelumnya. Ia tidak memiliki pengalaman dalam hal menggoda pria.
Wanita bermata biru itu mengangkat tangannya dan mengibaskannya pelan. "Pergilah. Aku akan segera menikah minggu depan." Ucap wanita itu.
Carissa mengangguk menormalkan perkataan wanita itu. Wajar kalau wanita cantik dan seksi banyak yang mau.
"Lalu? Apa kau tau siapa aku?" Tanya lelaki itu masih belum putus asa. Carissa mencoba mengamati wajah lelaki itu lebih jelas. Sedangkan wanita bermata biru disampingnya tertawa ringan membalas ucapan lelaki itu, "Aku tidak perlu mengenalmu. Tetapi jika kau mengenal Sean Derald, biar aku peringatkan jika dialah calon suamiku. Pergilah dan selamatkan hidupmu dari monster itu, dude. Sebelum dia menemukanmu sedang menggodaku."
Lelaki asia itu membulatkan matanya terkejut. Siapa yang tidak mengenalnya di New York ini? Lalu tanpa diusir, lelaki asia itu segera berpamit pergi.
"Dia seorang selebriti sepertinya. Aku merasa pernah melihatnya." Sahut Carissa.
Wanita berambut pirang itu mengangkat kedua pundaknya tak acuh. "Aku tidak tau. Aku sudah lama tidak menonton televisi."
Carissa tertawa ringan dan tersenyum miris. "Kau beruntung sekali. Memiliki wajah cantik dan memukau, lalu akan menikah dengan seorang Sean Derald." Andai saja hidupnya akan semudah itu.
Wanita itu menggeleng pelan. "Kau salah. Tidak mudah bagiku mendapatkan semua ini, dear. Percayalah, aku kehilangan banyak. Terlalu banyak hingga aku rasanya tidak mampu menerimanya jika kisah itu tidak segera diakhiri dengan happy ending."
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Partner || The Truffatore #2
RomanceHR #6 Roman 21++,, Manusia di bawah umur tolong minggir :) ☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆ Carissa hanya ingin memenuhi keinginan kakak kembarnya yang telah tiada. Ia berani berbuat nekat demi kakak kembarnya. Pertemuannya dengan seorang lelaki yang menu...