Thirty Two || PP : Meilin

23K 1.8K 157
                                    

Ayo Vote Sebelum dan Comment Sesudah Membaca~

*****

Carissa keluar dari area rumah sakit dan segera memberhentikan sebuah taksi. Dadanya terasa sesak. Hatinya berdenyut nyeri.

Nick jelas-jelas seorang hypersex brengsek yang sialan dan bajingan. Dia pikir Carissa akan tersentuh mendengar perjuangannya agar tidak melakukan sex beberapa hari saja demi Carissa? Lost control? Bullshit!

Lelaki itu dengan jelas mempermainkannya!

Setitik air mata jatuh ke tangannya. Carissa segera menghapus cairan bening itu dan memgalihkan pandangannya pada pemandangan kota California.

Hari sudah malam dan Carissa bingung harus kemana. Carissa enggan kembali ke apartmentnya karena besar kemungkinan Nick sudah menunggunya disana. Carissa tidak ingin bertemu dengan Nick.

Dan jika lelaki itu sadar diri, seharusnya lelaki itu sudah mengangkat kakinya dari California.

Namun Carissa kembali sadar. Nick adalah spesies paling tidak tau malu di dunia. Jika lelaki itu punya kesadaran diri yang tinggi, sudah sejak kemarin ia tidak mungkin berani menampakkan dirinya lagi di depan Carissa.

Lelaki dengan sejuta kebohongan mautnya.

Dan Carissa sudah merasakan akibatnya. Entah dia harus berterima kasih pada sepupunya atau justru mengutuknya karena menghina Carissa.

-Flashback-

"Hi Cary, it's me Zara." Suara wanita itu menyapa indera pendengaran Carissa.

Kening Carissa berkerut samar. Tidak biasanya sepupunya itu menelponnya. Atau lebih jelas, mereka sudah tidak saling berkomunikasi sejak 4 tahun yang lalu. Disaat keluarga pamannya mengusir Carissa dari kediaman keluarganya sendiri.

Carissa tetap diam. Menantikan apa yang ingin Zara katakan. Tidak mungkin sekali Zara tiba-tiba menelponnya menanyakan soal kabar.

"Aku dengar Nick pergi ke California?" Ucap Zara lagi.

See? Wanita ular itu pasti ingin mencari gara-gara dengannya.

Carissa melirik Nick yang masih berdiri di hadapannya. Pembicaraannya dengan Nick belum selesai.

Carissa tetap diam. Malas menanggapi pancingan Zara. Sudah cukup lelah Carissa mengurus Nick dan Brandon disini, Carissa tidak butuh kehadiran Zara memperburuk harinya.

"Apa Nick berada di tempatmu sekarang?" Tanya Zara lagi.

Nick mendekat. Tampak ingin melihat siapa yang menelpon Carissa dan mencoba mencuri dengar juga karena sejak tadi Carissa hanya diam, mendengar seseorang disana berbicara.

Melihat rasa penasaran Nick, Carissa menempelkan telunjuk pada bibirnya dan menunjuk tempat dimana Nick berdiri pertanda perintah pada Nick untuk diam dan menunggunya.

Carissa berbalik dan melangkah ke kamar tidurnya. Sekilas, Carissa melihat kondisi Brandon yang sudah setengah sadar. Wajah Brandon sangat babak belur, berbanding terbalik dengan Nick yang mulus. Sungguh perkelahian yang tidak setara.

Carissa menutup pintu kamarnya dan berdehem singkat. "Apa maumu sebenarnya?"

Terdengar suara tawa kecil disana. "Cerita dongeng antara kau dan Nick di lobby kantor sudah meluas dimana-mana. Kau menggoda atasanmu sendiri." Seru Zara jelas begitu senang.

Carissa memenjamkan matanya, ia ingin melupakan kejadian itu dan kini wanita ini mengingatkannya.

"Lansung saja pada intinya, Zara." Geram Carissa.

Perfect Partner || The Truffatore #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang