Malapetaka

1K 57 2
                                    

  Sehari, dua hari, bahkan seminggu, Rezfan tidak kunjung pulang. Semakin lama, semakin Syiffa tidak kuat menahan rindunya, menahan sedihnya, dan menahan kesalnya.

  Doa Arini tidak terwujud. Bahkan permintaan Syiffa belum terwujud juga. Akhir-akhir ini, dia akan sering tidur di balkon. Merindu lelaki itu.

  Dua hari yang lalu, Syiffa pergi ke Rumah Sakit, karena BB nya yang turun tiga kilo. Dokter menyarankan agar Syiffa menghindari stres dan mengatur pola makan. Dokter memberikan vitamin untuk Syiffa.

  Dalam benak, Syiffa ingin tahu, siapa sebenarnya perempuan itu? Kenapa sampai Rezfan bisa dekat dengan dia? Apa sebenarnya yang terjadi?

  "Non, ayo masuk, dingin Non"ucap Mbok Aci sambil membawakan segelas susu.

  Syiffa menerima gelas, "Makasih,  Mbok. Syiffa hanya pengen di sini"

  "Tapi nanti Non sakit lagi. Nanti Tuan—ehm! Maksudnya.. Nanti Non sakit"ucap Mbok Aci tergagap.

  Syiffa menoleh ke arah Mbok Aci. Ada suatu rasa curiga bercampur penasaran. Mbok Aci yang merasa salting langsung pamit berlalu sebelum Syiffa akan menyergapnya.

  Syiffa menatap gelas itu dengan perasaan curiganya. Ada sesuatu yang ditutupi oleh pembantunya itu. Apa pun itu, Syiffa akan berusaha untuk tahu.

 
💞

  Paginya. Selepas sholat Subuh, Syiffa langsung menghampiri laptopnya. da beberapa pesan yang dikirim oleh Arini lewat e-mailnya. Dengan ditemani secangkir susu cokelat. Sembari menunggu Mbok Aci menyelesaikan tilawahnya.

  Ternyata foto-foto jaman SMA yang dikirim Arini. Foto-foto jadul. Syiffa terkekeh melihat foto-foto yang diambil tanpa sepengetahuannya. Bahkan ia terharu melihat foto Adinata dan dirinya sedang bermain basket waktu kelas 2. Rindu.

  Terselip banyak pemikirannya. Mungkin seandainya waktu dapat berputar, ia akan curhat pada Adinata mengenai pernikahannya dengan Rezfan.

  Mungkin seandainya waktu dapat berputar, ia dan Adinata lebih sering tanding bulu tangkis di lapangan kompleks depan rumah syiffa.

  Mungkin seandainya waktu dapat berputar, ia akan mendengar kabar bahagia seputar pernikahan Adinata dan Angel.

  Mungkin. Mungkin. Mungkin. Hanya kemungkinan. Kemungkinan itu membuat Syiffa lupa bahwa semuanya itu sudah takdir dari Allah.

  Syiffa menutup laptop lalu menghabiskan secangkir susunya yang sudah dingin. Lalu ia berjalan turun ke bawah. Baru saja ia akan menutup pintu kamar. Ponselnya berdering dari arah nakas.

  Syiffa menghela napas sejenak. Ia mendorong sedikit pintu lalu mengambil ponselnya. Ternyata telpon dari Daffa.

  "Assalamualaikum, Daf? Ada apa ya?"

  "Waalaikumsalam, Syif. Ah enggak nih, cuma mau ada yang aku bicarain gitu"

  "Ohh.. Yaudah bicara aja"

  Syiffa berjalan menuruni tangga. Mbok Aci yang masih menyajikan roti di atas meja kaget melihat Syiffa.

  "Non, lantainya masih—"

  Brukk!!!!

  "Aaaaaa!!!!"

  "Non Syiffa!!!!!!"

Tetangga Baru (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang