Tabir cinta

1.2K 67 0
                                    

Semakin hari aku semakin disibukkan oleh tugas-tugas yang numpuk. Tak ada waktu luangku, untung aku bisa meluangkan waktu untuk beribadah karena itu adalah kewajiban.

Bikin makalah sepuluh halaman dalam bentuk power point, bikin laporan lah, ini lah, itu lah. Oh Ya Allah, jadikan aku seperti Bunda Khadijah yang tidak pernah mengeluh.

Setiap hari aku harus pulang balik di tempat Percetakan. Ummi kadang kesal karena aku suka telat makan. Bahkan bungkusan kopi memenuhi bak sampah depan.

"Makan dulu, Syif"ucap Ummi. Aku mengangguk sambil mengatur hijabku dengan benar.

Kami makan bersama dalam diam. Hanya dentingan sendok yang berbunyi.

"Ummi, kayaknya Syiffa pulang nya agak lama deh. Soalnya Syiffa lagi mau belajar bareng Arini"ucapku.

"Iya, tapi jangan kemalaman ya. Dan harus hubungi Ummi"

Aku mengangguk lalu menghabiskan makanan ku dengan cepat. Ummi juga tampak sudah selesai dengan makanannya.

"Ummi, Syiffa tunggu di depan"ucapku agak teriak lalu berjalan ke arah depan.

  💞


Rezfan tampak memasuki Ruang Guru untuk absen. Seseorang melihatnya dari kejauhan. Rezfan duduk sambil melihat ponselnya.

"Pak, ini"ucap Bu Laila memberikan sebuah kartu berwarna Coklat.

"Apa ini, Bu?"

"Ini Kartu Undangan"

"Alhamdulillah! Akhirnya Bu Laila ga sendiri lagi"

"Ih Pak Rezfan, gemesin deh. Maksudnya, ini tuh Kartu Undangan Ultah saya, bukan nikahan. Kalo nikahan mah, saya maunya..."

Rezfan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ia cepat berdiri. "Ini sudah jam saya mengajar. Saya permisi, Bu"

Rezfan langsung keluar dari Ruang Guru. Ia merasa aneh selalu bersama Bu Laila. Dari kejauhan, ia melihat Syiffa sedang dihukum oleh Pak Alvin.

Tampaknya hukuman itu sudah selesai. Buktinya gadis itu tersenyum lalu berlari dengan kecepatan di atas rata-rata.

"Liatin calon makmum ga sampe segitunya kali"

Rezfan langsung berbalik. Senyum jahil milik Gabriel langsung membuat mood Rezfan hancur.

"Ente ngapain di sini?"tanya Rezfan.

"Ane perlu sama Ente"

"Perlu apa?"

"Perlu kejelasan, kenapa sampe ada nama Ente di berkas paling bawahnya Nadia?"

Rezfan menghela napas.

"Ane ga tahu, tanya aja ke dia.  Mudah mudahan Ente salah lihat"

Gabriel mengangguk.

"Yaudah deh, Ane mau balik ke kampus kalo gitu"ucap Gabriel kemudian. Gabriel pun langsung melangkah pergi.

Rezfan hanya menggelengkan kepalanya. "Aneh ya, orang dateng cuma nanya hal sepele"

Rezfan akhirnya melangkah ke kelas tempatnya mengajar.

Tetangga Baru (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang