Kecewa

1K 60 2
                                    

 
Assalamualaikum readers setiaku.. 😘

Lama tidak update yaa..
Gimana nih, masih ada yang ingat ga sih ceritanya.

Semoga masih ada yang ingat ya..

Lanjut ke cerita
👇👇👇

———

  Jantungku berdegup kencang saat ini. Hanya dzikir lah yang menjadi penenangku. Kala ini angin sepoi-sepoi meniup hijabku dengan pelan, namun tanganku seperti baru saja memegang es balok.

  Sudah beberapa kali aku memencet bel rumah dengan ukuran sedang berdominasi warna merah pudar ini, dan sudah beberapa kali pula rongga dadaku menyempit. Ini rumah kakek.

  Pak Rezfan tadi ada urusan mendadak di Apotek, katanya ada masalah besar, jadi dia harus berada di sana. Apoteknya sedang dalam masalah dengan polisi, aku hanya bisa mendoakan dalam hati, semoga masalahnya cepat selesai.

  Tiba-tiba pintu terbuka tanpa aba-aba. Sosok kakek yang berdiri di hadapanku kini terlihat sangat jelas. Wajah datar dan alis seperti orang marah itu tidak pernah berubah.

  "Ngapain kamu kesini?"

  Aku segera mengulurkan setoples nastar buatanku yang ku sembunyikan di punggung. Tentu saja dengan seulas senyum tulus. Katanya Pak Rezfan, Kakek itu dingin, jadi harus disogok dulu biar luluh hatinya.
  "Masuk"ucapnya lalu berjalan masuk ke dalam.

  Aku bernafas lega. Ku langkah kan kaki ku memasuki rumah ini, tentu saja mengikuti langkah kakek. Umurnya yang sudah 70-an tapi seperti 20 tahun lebih muda, karena kakek adalah orang yang senang berolahraga.

  Sekarang kami duduk di sofa terpisah.

  "Kakek, Syiffa minta maaf ya, Kek? Syiffa waktu itu refleks"

  Ku letakkan nastar di atas meja. Dia tidak melirikku sedikit pun.

  "Pasti kamu sudah dengar dari Rezfan, kalo saya sudah benci sama sesuatu, maka saya tidak akan pernah lagi memaafkannya"

  "Ah iya, ehm, tapi Kek.. "

  "Kalo begitu sekarang kamu keluar. Pulanglah. Saya tidak ingin diganggu"ucapnya seraya berdiri.

  "Kek—"

  "Pulanglah"

  Aku masih terdiam. Sebenarnya tujuan utamaku adalah memberitahunya tentang bayiku. Dia pasti senang.

  "Ada suatu hal yang harus Syiffa beritahu pada Kakek, Syiffa yakin saat Kakek mendengar hal itu, Kakek akan senang"ucapku.

  Dia berbalik menatapku datar.

  "Apa kamu tidak punya telinga? Dari tadi saya sudah bilang kamu pulang"

  Dia menarik nafas sebentar lalu menarikku dan mengantarku sampai di depan pintu. Selepas itu ia mengunci pintu. Ku tatap nanar pintu itu.

  Ya Allah, kapan aku bisa menghancurkan kokohnya kebencian itu dari kakek?

  Tinn!! Tinn!!

Tetangga Baru (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang