Terjebak Cinta(2)

1.2K 67 0
                                    

Pagi ini aku kesiangan, tadi sempat tidur habis sholat subuh. Yah jadinya aku harus benar-benar lari sprint. Benar kan? Pak Alvin geleng-geleng melihatku dari arah lapangan.

"Hehe.. Assalamualaikum Pak" aku langsung menutup mulutku. Pasalnya, aku tidak biasa mengucap salam padanya, biasanya pasti mengucapkan kata pagi.

"Waalaikumsalam, bikin barisan baru"

Aku langsung cepat membuat barisan baru. Seperti biasanya, Pak Kepsek masih berbicara tentang kami yang akan lulus.

Setelah selesai, Pak Kepsek meminta adik kelas kami untuk segera memasuki kelas. Beliau berdehem sebentar.

"Anak-anakku sekalian. Kalian akan meninggalkan sekolah beberapa bulan lagi, sekitar tiga bulan lagi. Saya sudah membuat rencana akan membuat suatu kegiatan untuk kalian

Tapi..karena saya dengar masih banyak tugas kalian yang belum selesai. Saya akan mengundurnya untuk bulan depan.

Lalu bulan depan selanjutnya kalian sibuk untuk Try Out dan Ujian"

Kami hanya terdiam dan sesekali mengangguk. Beliau sangatlah orang yang sangat bijaksana. Patutlah banyak orang yang segan padanya.

"Baiklah, kalian bisa masuk sekarang"

Kami pun berjalan memasuki kelas. Kami terkejut karena di sana ada Pak Rezfan. Bukankah hari ini hari Jumat? Mata pelajarannya tidak ada hari ini. Dia ngigau atau bagaimana?

Aku segera menduduki kursi kebesaranku.

"Kenapa Pak Rezfan yang masuk?"bisik Arini padaku. Aku hanya menggeleng.

"Hari ini saya yang menggantikan Ibu Hariani. Beliau lagi sakit keras, jadi tidak bisa datang, lagian kalo beliau tidak datang kalian pasti akan ketinggalan materi. Materi Farmakologi kalian sudah sampai di mana?"

Suara baritonnya mulai keluar dari sarangnya.

"Kita pakai buku Ilmu Resep Pak, dan materinya sudah sampai pada Extracta"jawab Daffa.

Pak Rezfan tampak manggut-manggut. Dia lalu meletakkan buku kecil yang ia pegang dari tadi. Lalu dia berdiri dan bersandar pada meja guru.

Aku hanya bisa menghela napas saat mendengar teman-teman perempuan ku pada histeris melihat Pak Rezfan.

"Kalo begitu saya mau tahu sampe di mana kemampuan kalian. Bolehkan?"

Kami hanya mengangguk setuju.

"Priyatna, jelaskan apa itu resep"

Priyatna, satu-satunya perempuan tomboy, ia mulai berdiri.

"Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter kepada Apoteker Pengelola Apotek untuk menyerahkan obat kepada pasien"

Priyatna kembali duduk saat mendapat anggukan dari Pak Rezfan.

"Adinata, jelaskan bagaimana perjalanan resep hingga obat yang diminta sampai kepada pasien?"

Adinata tampak berdiri.  "Pasien datang ke loket lalu mendaftar kan diri, kemudian masuk ke Poli yang diarahkan, lalu Dokter memberikan resep untuk ditebus ke Apotek. Kemudian Apoteker melayani resep dan terakhir si pasien bisa mendapatkan obat yang diresepkan"

Pak Rezfan kembali mengangguk, tangannya mulai melipat di dada.

"Arini, jelaskan bagaimana kita bisa mendapatkan Extrak dari suatu jenis tumbuhan obat?"

Arini mulai berdiri.

"Bukan, sorry, maksud saya di sampingnya Arini"

Hah?!

Tetangga Baru (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang