Ghadul Bashr.
Pak Ahmad menuliskan kalimat itu besar-besar di papan tulis, kemudian berbalik menuju ke tengah kelas untuk berhadapan dengan para muridnya.
"Ada yang tahu, artinya apa?" tanya pak Ahmad pada para murid.
"Menundukkan pandangan!" jawab para nurid serempak, namun ada satu murid yang jawabannya terlalu panjang sehingga suaranya terdengar seperti tertinggal sendiri dari para murid lainnya, ".... dari lawan jenis yang bukan Mahram."
"Ya, Humaira?" pak Ahmad mendekati bangku Humaira untuk mendengar jawaban panjangnya lebih jelas.
"Memelihara pandangan dari lawan jenis yang bukan Mahram." Humaira mengulang jawabannya.
"MasyaaAllah. Tepat sekali jawaban Mai," Pak Ahmad mengacungkan dua jempol ke hadapan Humaira. Dan ditanggapi senyuman oleh anak gadis cantik itu. Liand yang duduk di belakang Humaira ikut tersenyum, seolah dia yang dipuji oleh pak Ahmad.
"Mengapa kita harus berghadul bashar?" tanya pak Ahmad lagi. Ditimpali suara-suara saling silang yang gaduh, membuat jawaban para murid tidak jelas terdengar di telinga pak Ahmad.
"Acungkan jari kalian," perintah pak Ahmad sembari mengangkat kedua telapak tangannya di depan dada, menghimbau agar murid-murid tidak menjawab secara kacau.
"Kamu, Andini." Tunjuk pak Ahmad pada seorang anak perempuan berwajah manis dan berkulit sawo matang yang duduk di sebelah kiri Liand.
"Membersihkan hati dari nafsu syahwat." jawab anak bernama Andini.
"Huuu ... "
"Syahwat katanya."
"Ih, nggak malu apa ya, bawa-bawa syahwat?"
Para murid mulai ramai berceloteh karena menilai kata 'syahwat' terlalu vulgar.
"Tenang, tenang. Jawaban Andini benar, kok. Salah satu fungsi Ghadul bashar adalah menjauhkan hati agar tidak terjeremus ke dalam zina mata dan pikiran." Pak Ahmad menengahi, kemudian kembali ke papan tulis dan mulai menulis daftar fungsi Ghadul Bashar secara lengkap.
"Selain menjauhi zina mata, fungsi ghadul bashar lainnya adalah menutup pintu neraka yang bisa menjerumuskan kita ke dalam dosa, membersihkan hati dari kelalaian dalam mengingat Allah, dan ikut menjaga kesucian lawan jenis yang bukan mahram. Tolong keempat fungsi ini tidak hanya dicatat dan dihafalkan saja, tapi juga kalian praktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Paham?"
"Paham, Pak."
"Lalu, dalil apa yang mendasari perintah berghadul bashar ini? Angkat tangan kalian."
Para murid banyak yang mengangkat tangannya, termasuk Liand.
Kecuali Humaira.
Dia malah justru sedang termenung memikirkan himbauan pak Ahmad barusan. Dia merasa berdosa sudah sering membiarkan kedua mata birunya menikmati keindahan wajah papa gantengnya ketika mereka sama-sama berada dalam satu ruangan. Bahkan setelah itu dia sering membayangkan seandainya bisa berada dalam pelukan papanya seperti yang sering dilakukan papanya terhadap mamanya, betapa bahagia hatinya.
Tersadar bahwa hal itu akan menjerumuskannya ke dalam dosa, Humaira segera beristighfar sebanyak mungkin dalam hati sembari berjanji tidak akan mengulangi hal itu lagi.
"Mai ... Humaira Ainun Azzrika?" Pak Ahmad mengetukkan jari pada meja Humaira, menyebabkan gadis itu tersadar dari lamunan, "I ... iya, Pak?" jawabnya tergagap, diiringi tawa seisi kelas.
Pak Ahmad menggeleng, "Pagi-pagi udah ngelamun aja sih, Mai," tegurnya dengan sabar.
"Maaf, Pak," jawab Humaira menundukkan kepala, merasa malu sudah kepergok melamun.
![](https://img.wattpad.com/cover/159537728-288-k587423.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Humaira, A Girl With The Blue Eyes
RomanceAnak perempuan yatim bermata biru yang ingin menemukan cinta sejati. *** Humaira diadopsi oleh keluarga Fahri. Sejak kecil ia merasa bahwa Papa angkatnya adalah seorang pahlawan yang siap melindunginya dari segala ancaman bahaya. Lambat laun perasaa...