Who's?

2.8K 217 14
                                        

Aku tidak tahu apa yang membuatku berani mendekati orang itu, hanya saja rasa aneh membuatku berani, berani mengenalnya. Ia hanya akan ada dikelas ku saat pelajaran matematika, setelah itu aku tidak akan pernah melihatnya lagi.

Dan itu hanya di hari kamis, kebetulan sekali hari ini kamis. Aku duduk di dekat jendela, biasanya dia akan mengambil tempat di depanku, tatau kalau kelas penuh ia akan mengambil disisiku.

Sepuluh menit berlalu, tidak ada tanda-tanda ia akan datang. Aku terus menatapi pintu masuk, dan gotcha! Aku melihatnya mencari tempat, lalu jatuh pada bangku disebelahku. Karena memang ini lah satu-satunya.

Tak lama ia duduk dosen pengajar  masuk, tidak ada percakapan antara kami. Pelajaran berlangsung dengan singkat, dan aku juga tidak memperhatikan pemuda itu. Saat aku selesai memasukan berberapa buku, kulihat jika ia sudah pergi tanpa memberikan absennya.

Ini sebuah kesempatan bukan? Untuk sekedar berbicara? Langkaku cepat menuruni tangga, dan menggebrak kuat pintu yang baru dilaluinya, saat aku hendak berlari, sesuatu menabrak ku. "Ughh... maaf, kau—" Kututup mulut, di depanku, pemuda itu menatap dengan bingung.

"Tidak masalah."

Ia berjalan kembali, cepat-cepat ku cegat ia. "Kau harus memberikan absensimu? Jika tidak dosen akan menganggap kau tidak hadir?" Ia sedikit tertawa, lalu kebali berjalan. "Aku bukan mahasiswa disini, aku hanya menumpang belajar. Apa itu menganggumu?"

Kupikir ia pergi begitu saja, ternyata langkahnya beranjak untuk membantu anak kecil yang tersandung batu. Lalu menataku lagi, "Ahh? Tidak, itu tidak mengangguku sama sekali, hanya saja... yah kupikir akan sangat sayang kau datang tapi tidak memberikan absensi?"

Ia kembali tersenyum, "Terima kasih sudah menghawatirkanku." Aku menganggukkinya, dan wush! Seperti angin ia hilang, aku memukul kepala, betapa bodohnya aku melupakan untuk saling mengenal nama.

Ah, aku harus menunggu satu minggu lagi untuk berbicara dengannya. 

Jumat, sabtu, minggu—ah ini hari libur, senin, selasa, rabu dan hari ini kembali pada kamis. Sudah sangat lama aku ingin melihatnya, duniaku serasa hampa dan lebih lambat berputar dari pada seharusnya. "Sudah setengah  jam, apa dia akan datang?"

Ya sudah setengah jam berlalu, batang hidung pria itu juga belum terlihat. Apa mungkin perkataanku minggu lalu membuatnya berhenti belajar disini? Saat sibuk dengan pikiranku, kursi disamping bergeser, "Kau datang?!" 

"Ehmm!" 

Aku berdiri dan menunduk berberapa kali "Maafkan saya, maaf, maaf."

lalu keadaan kembali normal. "Kenapa kau berteriak?" Ia membuka bukunya, "Aku..."

"Bisa ku lihat catatanmu? Setengah jam terlewat..."

Ku angguki cepat, menyodorkan buku catata berwarna pink motive bunga. "Siapa namamu?" Aku menutup mulut, tidak percaya akan pertanyaan itu. "Aku lalisa saffron kau sendiri?" Sesekali ia melihatku dan melanjutkan menyalin catatan.

"Aku taehyung hydrangea." 

Aku menganguk, dan kami saling berdiam diri. "Tulisan tanganmu rapi." Entah terlihat atau tidak yang pasti pipiku akan berwarna merah saat ini, "Emm? Hehehe terima kasih." Kembali lagi setelah itu tidak ada percakapan, sampai jam pulang berdering.

Ia tak bicara, dan aku menyusulnya. "Hei kenapa kau hanya datang di mata kuliah matematika?" Ia melirikku kebelakang, berhenti untuk menyamakan langkah. "Karena aku menyukainya saja, apa menyukai sesuatu membutuhkan alasan?"

"Emmm entah lah, kupikir tidak? Jadi kemana kau setelah ini?" 

"Aku bekerja."

"Waw! Benarkah? Umm... berapa umurmu?" 

One Shoot [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang