Single Mom

2.5K 246 36
                                    

Berkali-kali aku memeriksa, tapi hasilnya juga sama. Ini sudah 17 kali aku mencoba untuk memastikan, tapi garis yang tertera masih sama. Kulirik mama dari samping, aku pikir mama akan marah, lalu beralih pada papa. "Maaf papa belum bisa jaga lisa lebih baik..."

Papa nangis, mama peluk erat, "Maafin lisa pa..ma.. Lisa tidak menjaga diri dengan baik, lisa ceroboh dan keras kepala. Maaf maa... Lisa udah kecewain kepercayaan mama..." Kutundukan kepala, kecewa dengan diri sendiri. Andai segala ucapan mama, ku dengarkan dengan baik-baik, jadinya tidak akan seperti ini.

"Mama selamanya sayang sama lisa"

"Mamaaaaaaaa"

"Lisa sayang mama dan papa, maaf lisa jadi anak yang tidak tahu diri..."

Mama semakin mengeratkan pelukannya, sedangkan papa... hanya diam sambil berusaha tidak mengeluarkan air mata. "Kamu yakin tidak mau mengatakannya pada—" Aku menggeleng cepat, "Tidak ma, dia harus menempuh pendidikan. ini cita-citanya, lagi pula... aku tidak mau menyakiti sahabatku dengan merebut prianya..."

Aku dan sehun menjalin hubungan diam-diam, ini kami lakukan karena buta akan segala hal. Menginginkan lebih dan lebih, sampai dimana aku mendapatkan jika hidup normalku sudah berubah. Semenjak kami memutuskan untuk menjalani hubungan, aku lebih banyak berbohong pada semua orang.

Sehun dan irene, keduanya pasangan yang sempurna. Entah sejak kapan aku masuk kedalam lingkup hubungan mereka, tapi yang ku tahu...semua sudah berakhir seperti ini, jadi kuputuskan untuk tidak menambah masalah dengan membuat irene membenciku.

Akan ku simpan semuanya sendirian, irene begitu berati. wanita itu membawaku dari lubang hitam dunia, mengenalkan banyak cerita membuatku menjadi gadis yang dicintai banyak orang, menolongku jika kesusahan, jadi... aku merasa begitu bersalah karena melakukan hubungan dengan kekasihnya. 

"Kau yakin ini keputusan terbaik?"

Ku angguki ucapan mama, lalu memeluk kedua orang tuaku untuk—jangka waktu yang tidak bisa dihitung, ini akan menjadi perjalanan panjang penuh tantangan. "Ini yang terbaik ma, lisa pergi papa. Kalian bisa menjenguk lisa kapan-kapan, atau lisa yang akan pulang. Tapi... untuk sementara lisa mohon agar mama melepaskan lisa untuk mandiri."

Mama menitihkan air mata, lalu secepat mungkin menghapusnya. "Mama percaya jika kamu anak yang kuat, kabari mama jika lisa butuh sesuatu. Jangan sungkan untuk menghubungi papa jika lisa kesulitan menghadapi hal baru, kami ada bersamamu nak." Papa mengelus rambutku dengan lembut, sejujurnya aku bahagia karena papa dan mama masih mau menerimaku setelah tahu apa yang terjadi.

Mereka kedua orang yang paling aku cintai, tapi aku lebih mencintai Tuhan. Karena itulah, aku tidak membunuh bayi ini. Itu perbuatan dosa, jika melakukan itu, aku tidak bisa masuk kedalam surga yang tenang. "Lisa berangkat ma, pa."

Yang akan datang jika aku melakukan perbuatan terlarang adalah neraka panas dengan penuh siksaan, membayangkannya saja membuatku ketakutan.

"Hati-hati sayang"

"Akan lisa ingat."

Dari korea aku akan pergi ke inggris, pesawat sudah take off. Tapi rentinaku masih menangkap tubuh mama dan papa jauh... sebelum hilang dibalik awan. Sehun tidak tahu prihal aku hamil atau akan pergi, karena aku tidak mau menyusahkan maupun membuatnya pisah dari irene. Sudah ku katakan jika irene itu wanita penting dalam kehidupanku.

"Selamat tinggal"

Ah aku ingat saat seperti ini, awal saat kami menjalin hubungn juga karena pesawat. Saat itu, anak-anak mengadakan acara, sekitar 20 orang. Di banyaknya 20 orang kenapa harus sehun yang menabrakku sewaktu didepan toilet pesawat. Sehun menjulurkan tangannya, dengan bingung aku menggapai.

One Shoot [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang