WARNING 18+!
Mohon kebijakannya dalam memilih bacaan.
Cerita saya tidak menyudutkan siapapun, hanya meminjam visualisasi dan nama dari berberapa idol. Jangan terlalu dimasukan dalam hati apapun cerita yang saya buat, karena semuanya hanyalah fiction.
Jangan lupa vote.
Kritik dan saran.
.
.
"Sayang! Dimana kaus kakiku!"
Perempuan kepala tiga itu harus ekstra sabar dengan pria yang sudah hampir 15 tahun menikah dengannya, dan kebiasan pelupa itu tidak pernah hilang. "Ma! Sepatuku yang putih tidak ada!" Hah, sekarang anak-anaknya juga mengikuti jejak sang ayah.
"Kalian selalu seperti ini!"
Lisa memijit kepalanya, dengan satu suami dan lima anak. Sudah cukup membuatnya stress luar biasa, terlebih si bungsu masih berumur satu tahun dua bulan lebih tiga hari. Dan lagi, kehamilannya kali ini beresiko, karena umur.
Jadi total setelah putranya lahir akan ada satu pria tua dan enam anak laki-laki yang memecahkan kepalanya setiap hari. "Ma baju seragam aron tidak ada ma!" Lisa mengelus dadanya sabar, karena kalau marah anak-anak mereka jadi lebih rewel.
"Besok pagi mama akan Kage Bunshin!"
"Ma mam ma.."
Ah Lisa tidak bisa marah kalau seperti ini, ada bayi lucu yang sudah bisa berjalan tapi bicaranya lambat. Lisa sangat gemas dengan putra kelima mereka ini, Rin begitu bisa menambat hatinya agar luluh denga sikap tidak dewasa ayah serta kakak-kakanya.
"Baiklah kemari, mama akan berikan Rin mam."
Lisa menggendong balitanya bersamaan dengan Rin mengemut payudara yang menghasilkan makanan bagi dirinya yang kecil. Untung saja masakannya sudah jadi, kalau tidak ia bisa gila. Langkahnya masuk kedalam kamar anak pertama, "Aron sayang seragammu ada di tempat laundry, mama belum sempat pindahkan. Ambil sendiri ya?"
Anak berumur 13 tahun itu mengangguk, lalu Lisa beralih pada exel anak keduanya yang sibuk mencari buku. "Axel bukumu sudah disiapkan sejak tadi, masa axel lupa? Itu ada di meja makan sayang."
Axel melirik mamanya, senyum terukir pada anak dengan wajah yang sangat mirip denganya tapi berbeda gander. "Terima kasih mama~"
"Sama-sama~"
Hah, baiklah ada Azel serta Rion lagi. Lisa menemui suaminya terlebih dahulu, menyerahkan kaus kaki yang berada di bawah handuk. Kebiasaan sekali Mingyu, padahal Lisa selalu menyiapkan pakaiannya di kasur, dan Mingyu selalu lupa akan hal itu.
Sebenarnya dimana mata semua orang dirumah ini? Kenapa tidak ada yang bisa menemukan benda yang pada dasarnya terletak disitu-situ saja? Entah Lisa pusing.
"Terima kasih sayang~" Mingyu memberikan kecupan ringan, mengusak kepala anak terkecilnya dan tak lupa mengelus lembut putra yang akan segera lahir. "Sarapan, lalu pergilah bekerja." Mingyu menyengir, "Baiklah sayang~"
Lisa menggeleng, ia beralih pada lantai tiga menggunakan lift. Karena kalau tangga ia tidak kuat, "Azel sudah siap nak?" Anak tujuh tahun mengangguk, mengayunkan tangannya untuk Lisa menyamakan tinggi.
Cup. Sebuah ciuman selamat pagi yang selalu dilakukan Azel, anak itu bilang jika tidak mencium mamanya, ia akan jatuh sakit. Heh! "Kalau begitu sarapan sudah siap." Dan mengapa Azel berapa di lantai tiga karena anak itu sedikit introvet. Lisa khawatir sejujurnya, takut jika anak itu jatuh. Terlebih hanya ada Azel diatas, itulah mengapa Lisa lebih sering tidur dengan putranya ini dibanding suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Shoot [On Going]
Short StoryOne shoot all genre. Pair : Lisa with boys-and other people. Genre : All genre, BxG, BxB, GxG, Bisex. Ps : [Do not read if your age is not 17, because this is not just love of girl and boy. Many stories unthinkable u guys under 16, misunderstandings...