"Kau bahkan tak tau bahwa aku memperjuangkan untuk mendapatkan hatimu!" kataku sedikit menahan tagis yang hendak keluar.
Aku berlari meninggalkan Yabu sendirian. Hampir 6 tahun aku memperjuangkan untuk mendapatkan hatinya. Bahkan dia sendiri tak tau itu!Aku lari keluar rumah. Aku ingin menenangkan pikiranku. Aku jalan menuju taman yang tadi. Aku terduduk dikursi taman itu. Menghilangkan rasa sakit. Ternyata cinta itu sangat menyakitkan.
Aku menghirup udara malam hari ini, berusaha menenangkan diri. Aku tak membawa apa apa. Aku masih mengenakan baju yang tadi. Dingin...ya, sekarang sudah hampir jam 11 malam dan aku sekarang kedinginan akibat udara malam ini.
Aku memeluk tubuhku erat erat berharap agar dinginnya sedikit menghilang. Tapi nihil, aku masih kedinginan."Ma...Inoo rindu" kataku pelan. Aku merindukan seorang Mama yang menurutku dia adalah pahlawanku. Dulu disaat aku sedang mengalami patah hati, ia selalu ada disisiku. Tapi ia sekarang sudah pergi. Ia pergi disaat aku sedang bersenang ria. Ia pergi disaat aku sedang melakukan upacara kelulusan tingkat tinggi. Aku merindukanmu Ma..
Punggungku tiba tiba terasa hangat. Apakah pelukanku berhasil? Aku menoleh sedikit dan aku mendapati jaket yang menutupi punggungku."Ngapain disini?" tanya seseorang
Aku berharap itu Yabu. Tapi tebakanku salah. Aku menoleh ke asal suara itu. Itu Yuto. Dan sekarang ia duduk disebelahku.
"Nothing" kataku singkat dan kembali menunduk
"Hm? Serius? Kalo nga ada apa apa. Ngapain disini?" tanyanya sambil menyibak poniku sejenak
Aku tak menjawab. Kurasa aku tak perlu menjawab pertanyaannya itu.
"Berantem lagi?" tanyanya
Aku diam. Haruskah kau menanyakan pertanyaan itu?
"Kau ngapain kesini?" tanyaku mengalihkan topik
"Aku tadi habis dari supermarket dan membeli beberapa makanan dan juga aku kebetulan lewat sini" jawabnya. "Hey, jangan mengubah topiknya" lanjutnya.
Dan aku terkekeh walaupun sejenak. Dia terlihat tersenyum. Atau mataku yang salah?"Kalau ada apa apa cerita saja. Ok?" katanya
Aku hanya mengangguk dan tiba tiba keadaan menjadi hening.
"Sudah mau pulang? Biar aku antarkan" tawarnya setelah sekian lama kami terhanyut dalam keheningan
Aku menggelengkan kepalaku cepat. Aku takut jika Yabu mara--apakah ia akan marah jika aku jalan dengan laki laki lain?
"Oh ayolah. Lagian kita searah"
"Tidak Yuto. Aku bisa jalan sendirian"
"Di jam 11 malam ini? Apakah kau tak takut jika ada 'seseorang' yang mengikutimu?"
Aku bergidik takut. Kenapa dia bisa menakutiku?! Sekarang aku ketakutan. Aku...aku...aku....
Yuto sudah tersenyum licik dihadapanku."Ba-baiklah! Kau selalu saja membuatku takut!" kataku
"Hahahaha......aku tak mungkin meninggalkan seorang perempuan di jam malam seperti ini. Hanya orang gila yang melakukannya" katanya dan langsung berdiri. "Yuk" katanya lanjut sambil mengulurkan tangannya.
Aku meraih tangannya. Dan bisa terlihat bahwa ia tersenyum hangat. Jantungku? Sepertinya jantungku tak merasakan apa apa. Bahkan jika aku berada disamping Yuto jantungku berjalan seperti biasa. Tapi jika itu Yabu, maka jantungku akan terasa seperti bisa copot kapan saja.
Aku tak menyangkan jika Yuto membawa mobilnya. Pasalnya supermarket sangatlah dekat dari sini. Tapi dia naik mobil?
Aku duduk dikursi depan. Aku menoleh ke kursi penumpang. Tak ada apa apa disana. Bahkan dikursi penumpang itu kosong. Bukannya tadi dia ke supermarket untuk membeli makanan?
Yuto sekarang sudah berada disampingku. Aku ingin bertanya, aku ingi--
KAMU SEDANG MEMBACA
You are My Husband! [✔️]
Fanfiction'3 "Kita sudah menikah dan memiliki anak. Apakah kau tak akan pernah menganggap aku sebagai istri mu?!" "Just shut up your mouth! Kita menikah hanya karena surat wasiat itu!" "Dan anak kita?!" "Itu anak mu dan dia bukan anakku. Aku tak pernah mencin...