EPILOG

870 56 76
                                    

"Hu..hueekk"

Yabu terbangun dari tidurnya karena suara dari kamar mandi. Ia melihat kearah kiri dan tak mendapati Inoo. Ia langsung berlari menuju kamar mandi yang tak jauh dari kasurnya.

"Sayang, kamu gapapa?" tanya Yabu khawatir ketika mendapati Inoo yang sedang muntah.

"Aku tidak apa apa" jawab Inoo dengan wajah pucat

Yabu memandang Inoo dengan sejuta kekhawatiran. Ia langsung memengang pipi Inoo dengan kedua telapak tangannya.

"Setelah kita mengantar Chinen, kita langsung ke dokter ya" kata Yabu

Inoo menggeleng lemas, lalu tersenyum kecil ke Yabu.

"Aku hanya masuk angin"

"Jika hanya masuk angin, kenapa dari minggu lalu kamu tak sembuh sembuh juga?" tanya Yabu khawatir

"Itu karena kemarin aku lupa makan obat"

"Aku tak peduli. Pokoknya kita nanti harus ke dokter"

Inoo diam, tak menjawab perkataan Yabu. Ia memikirkan kata kata agar ia tak pergi ke dokter.

"Kalau begitu, bagaimana dengan pekerjaanmu? Bukannya hari ini kau ada rapat penting? Aku selalu melihat jadwal kerjamu"

Yabu menghela nafas. Memandang wajah istrinya yang sedang mengelak untuk pergi ke dokter. Lalu ia mendekatkan wajahnya kearah hidung Inoo. Mencium aroma badan istrinya itu, lalu mulai bicara.

"Aku lebih mementingkan dirimu daripada rapat itu, sayang" kata Yabu lalu memberikan sedikit lumatan dibibir Inoo.

Setelah itu, Inoo hanya mengangguk pelan. Inoo sangat lemah jika Yabu sudah menyentuh bibirnya.

Yabu tersenyum puas disaat Inoo sudah menyetujuinya.

Yabu menarik tangan Inoo keluar dari kamar mandi, lalu ia menutup pintu kamar mandi. Menarik Inoo kedalam pelukannya. Yabu memeluk Inoo dengan perasaan yang hangat dan Inoo merasakan kehangatan yang sangat ia sukai itu.

"Aku sangat mencintaimu. Aku tak mau aku kehilangan dirimu hanya karna pekerjaan itu" kata Yabu masih dengan posisi memeluk Inoo

"Haha, terimakasih sayang" kata Inoo sambil menyetuhkan ujung hidungnya dengan hidung Yabu.

Yabu mencium bibir Inoo. Kali ini ciumannya lebih serius. Yabu menyerang Inoo habis habisan dan itu membuat Inoo juga kehilangan kendali.

Jam sudah menunjukkan angka 6 pagi. Dan mereka masih tertidur dibawah selimut yang tebal.

"BRAK!" suara pintu terbuka dengan keras dan menampilkan Chinen yang sudah memakai serangan sekolahnya.

"Mama, Papa. Bangun dong" kata Chinen sambil mendekat kearah Yabu dan Inoo

Sebelum Chinen mendekat kearah Yabu, Yabu sudah terbangun duluan dan langsung kaget melihat anaknya yang sudah mendekat kearahnya.

"Iya sayang. Papa sudah bangun kok. Ini biar Papa yang bangunin Mama. Ok? Kamu tunggu dibawah saja ya?" katanya panjang lebar

Chinen hanya manggut manggut mengerti lalu berjalan keluar pintu dan menutupnya kembali.

Yabu menghela nafas lega disaat Chinen sudah keluar.

Tadi malam Yabu dan Inoo tak melakukan 'aktifias' yang berlebihan. Yabu hanya bermain dengan bibir dan telingan Inoo. Tetapi tetap saja bagian atas Yabu sekarang sedang bertelanjang.

Yabu memandang kearah kiri lalu membelai rambut istrinya itu dan membuat istrinya itu menjadi terganggu.

"Bangun sayang. Ini sudah pagi. Chinen sudah selesai mandi. Kamu cuci muka saja" kata Yabu dengan perasaan sayang

You are My Husband! [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang