15 'Inoo

487 54 10
                                    

Aku dan Yamada berencana untuk jalan jalan keluar dari kamar. Didalam kamar sangatlah membosankan. Aku ingin menghubungi Yabu, tapi aku takut mengganggunya.

"Yam. Jadi ke taman?" tanyaku memastikan

"Iyalah Tan. Yama bosen disini" kata Yamada sambil memonyongkan bibirnya kedepan.

"Haha baiklah" kataku langsung berjalan menuju pintu.

Aku dan Yamada tak menggunakan infus. Beruntungnya.

Aku dan Yamada pun keluar dari kamar dan berjalan menuju taman. Tapi entah mengapa langkah kakiku malah berjalan kearah yang salah.

"Permisi! Pasien gawat darurat!" jerit seodang suster yang mendekat kearahku.

Aku membalikkan badan dan-tidak mungkin.

"Ibu permisi" kata suster itu lagi dan aku langsung berjalan kesudut yang lain.

Aku melihat pasien UGD itu. Tidak mungkin. Tak mungkin. Itu bukan dia kan?!

"Ta..Tan. Om...Om Yabu?"

"Ga mungkin Yam. Om Yabu ga mungkin-"

"Kring Kring" suara ponselku berbunyi tiba tiba.

Aku langsung mengambil ponselku yang sedaritadi ada disaku celanaku. Aku melihat layar ponselku menampilkan nomor asing. Tapi sepertinya nomor ini tak asing.

Dengan perasaan gugup aku langsung mengangkatnya.

"Halo?" sapaku duluan

"Suamimu. Jagalah dia baik baik. Sekarang dia berada dirumah sakit yang sama denganmu" katanya

"Kau siapa?" tanyaku datar

"Kau akan tau nanti. Jagalah dia baik baik" katanya dan sambungan ponsel langsung dimatikan secara sepihak.

Bingung. Gelisah. Panik. Khawatir. Itulah yang kurasakan sekarang. Aku langsung berlari menuju ruang UGD dengan Yamada yang kugendong.

"Suster" panggilku panik

"Ya Bu? Apakah Ibu keluarga dari Bapak yang tadi?" tanya suster itu

"Iya. Saya istrinya"

"Baiklah. Anda silahkan duduk disana dan tunggu kami keluar. Kami akan memeriksa pasien terlebih dahulu. Terimakasih" katanya dan dia langsung masuk kedalam ruang UGD membiarkan aku dengan Yamada yang masih berada dalam gendonganku.

"Tan" panggil Yamada tiba tiba

Aku menoleh lalu menurunkan Yamada. Kami duduk dikursi yang dekat dengan ruang UGD.

"Kenapa?" tanyaku

"Om Yabu. Dia akan baik baik saja" kata Yamada sambil mengelus lenganku.

"Apakah itu benar?" tanyaku dengan nada menahan tangisan.

"Iya Tan. Yama janji" kata Yamada

Bagaimana? Aku tak sanggup melihatnya yang berceceran akan darah. Aku takut kehilangannya. Apakah dia akan baik baik saja?

Bukannya aku tak percaya akan perkataan Yamada, tapi ketika melihat Yabu dengan kondisi yang seperti itu membuatku sedikit ragu.

Aku menundukkan kepalaku. Menyembunyikan wajahku dengan kedua telapak tanganku dan membiarkan cairan bening keluar dari mataku.

Kenapa semuanya terjadi begitu cepat? Chinen yang sekarang entah dimana dan Yabu dalam kondisi kritis. Apa yang harus kulakukan? Ingin rasanya aku menghancurkan semua barang yang ada disini. Begitu payahnya aku menjaga Chinen, sehingga membuat mereka berdua dalam bahaya.

You are My Husband! [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang