16 'Inoo

449 55 33
                                    

Nih chap rada baperin

Happy reading 💙

----------------------------------------------------

Sekarang jam sudah menunjukkan pukul 4 subuh. Tapi sedaritadi aku tak bisa menutupkan mataku. Aku terus memikirkan Yabu yang sedang dalam kondisi kritis.

Chinen yang tertidur disebelahku. Aku dan Chinen pulang kerumah diantar oleh Yuya. Dan sekarang aku sedang tidur dikamar Chinen.

Aku turun dari kasurku lalu berjalan keluar. Aku masuk kedalam kamar Yabu. Air mataku jatuh. Kakiku lemas. Kepalaku pusing.

Aku sekarang benar benar ketakutan. Takut. Aku menekukkan kakiku dan menepelkan kepalaku dilutut, aku memeluk lututku sendiri dan air mataku semakin deras. Aku benar benar takut.

--

"Ma? hiks...MAMAAA hiks. MAMA DIMANA?! hiks"

Suara Chinen dari luar kamar membangunkanku. Aku tadi tertidur didalam tangisanku sendiri.

Aku langsung berdiri dan berlari keluar untuk mencari Chinen. Aku menuju kelantai satu dna langsung mendapati Chinen yang sudah berpakaian rapi dan tengah menangis.

Aku langsung berlari kearahnya dan memeluknya.

"Ma? Mama?!"

"Chii. Kamu kenapa sayang? Hm?" tanyaku

"Mama darimana saja sih? hiks. Chinen takut hiks Mama hilang hiks" tangis Chinen lagi

"Mama tadi dikamar Papa" jawabku seadanya

"Kamar Papa? Papa mana? Belum bangun?" tanya Chinen

"Papa sekarang sedang tidak ada dirumah"

"Jadi Papa kemana?"

"Papa sedang pergi sayang"

"Pergi kemana?"

"Nanti Mama kasih tau ya?"

"Baiklah. Tapi siapa yang akan mengantar Chinen sekolah?"

"Mama aja. Mau kan?"

"Um! Mau!" katanya semangat

"Tok...Tok"

Siapa yang bertamu pagi pagi begini?

Aku berjalan kearah pintu dan membukanya. Oh, ternyata Daiki.

"Pagi Noo. Chinen mau kami antar tidak?" tanyanya

"Ah, tidak perlu. Aku bisa mengantarnya"

"Ah masa sih? Chii sini deh" panggil Daiki tiba tiba

"Eh? Tante Daiki? Selamat pagi"

"Pagi Chii, Chii mau ga dianter sama Tante? Ada Yamada loh dimobil" ajak Daiki sambil mensejajarkan tingginya ke Chinen.

"Yamada? Mau mau mau. Eh, tapi Mama boleh ikut ga?" tanya Chinen. Aaa, aku meleleh.

"Hm? Boleh dong" jawab Daiki sambil mengelus kepala Chinen. Chinen tersenyum girang sambil pergi kearah lantai dua, sepertinya dia mau mengambil tasnya.

"Tuh anakmu mau. Ikutan aja" kata Daiki sambil berdiri kembali

"Baiklah" jawabku, "Aku akan cuci muka dulu" kataku sambil menyuruhnya untuk masuk kedalam.

--

"Noo cuci muka kok lama banget sih?" kesal Daiki sambil mengetuk pintu kamarku.

"Iya ini udah kelar" jawabku sambil keluar dari pintu

You are My Husband! [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang