Sambungan telepon yang kudapati dari Inoo membuat jantungku terasa berhenti seketika. Chinen dicuri lagi? Apakah aku sekarang sedang bermimpi?
Aku langsung berlari menuju parkiran mobil lalu menyalakan mobil dan langsung menancampkan gas.
"Sialan!" gumamku terus. Tak ada kata kata yang keluar selain itu. Hari ini hancur sudah.
"Kring Kring" sambungan telepon yang tiba tiba muncul dilayar ponselku. Aku tak mengenalnya.
Aku langsung mengangkat sambungan itu sambil tetap fokus melihat jalan.
"Halo?"
"Apakah kau ayahnya Chinen Yuri?" tanyanya tiba tiba
"Iya, aku ayahnya. Siapa kau?"
"Haha, baiklah. Datang ke tempat biasa kau dan Hikaru bersama melakukan 'itu' dan kau bisa mendapatkan Chinen kembali" katanya dan ia langsung mematikan sambungan telepon itu.
"Sialan!" kataku keras
Aku membanting stir mobilku lalu melaju kencang menuju tempat yang dia maksud. Ntah apa yang kulakukan, ini adalah hal yang paling gila dan nekat yang pernah kulakukan.
Padahal dulu aku sudah berjanji kepada diri sendiri agar tak datang lagi ke tempat itu. Tapi demi Chinen. Aku harus melakukannya.
Aku memutuskan untuk menghubungi Inoo terlebih dahulu, agar ia tak terlalu menungguku.
"Kei" panggilku
"Ya? Kau sudah diamana Yab?" tanyanya gelisah
"Aku harus kesuatu tempat dulu. Dan ini ada hubungannya dengan Chinen. Tenang saja. Aku akan membawa Chinen pulang"
"Yab! Please! Sepertinya Yamada tau sesuatu. Jadi bisakah kau menjemput kami terlebih dahulu?"
"Dia mengetahui apa? Baiklah aku akan kesana" kataku sambil melajukan mobil menuju sekolah Chinen
--
"Kei! Cepetan masuk!" pintahku ke Inoo yang sudah menungguku sedaritadi.
Inoo dan Yamada langsung berlarian menuju pintu mobil lalu masuk kedalam mobil.
"Om. Chinen! Om jangan ketempat yang disuruh sama penelepon tadi. Om kerumah Om Yuto saja! Disana ada Chinen!" kata Yamada tiba tiba disaat dia sudah terduduk di kursi penumpang.
"Ha? Apa maksudm-"
"Percaya saja Yab. Yang dikatakannya benar" kata Inoo membenarkan.
"Ha? Bagaimana aku bisa percaya dengan omongan anak 7 tahun?!"
"Kau harus Yab"
"Tapi Om-"
"Ga ada tapi tapi an. Aku harus ketempat yang disuruh itu!" kataku tak mau kalah.
Apa? Percaya kepada anak yang hanya berumur 7 tahun? Gila!
Aku langsung menancapkan gas. Aku tak memperdulikan panggilan dari Inoo maupun Yamada. Apalagi Yamada, ha? Percaya kepadanya? Mustahil.
--
"Kota" panggil Inoo
"Hm?"
"Tempat apa ini?" tanya Inoo sambil bergidik takut. Ya, tempat 'ini' sangat mengerikan.
"Bukan saatnya kau tau Kei" kataku sambil membuka pintu mobil
"Kau mau kemana?" tanya Inoo lagi
"Mencari Chinen didalam. Kau dan Yamada tunggu disini saja" kataku sambil turun dari mobil dan membanting pintu mobil. Emosiku sekarang sudah tak bisa dikendalikan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
You are My Husband! [✔️]
Fanfiction'3 "Kita sudah menikah dan memiliki anak. Apakah kau tak akan pernah menganggap aku sebagai istri mu?!" "Just shut up your mouth! Kita menikah hanya karena surat wasiat itu!" "Dan anak kita?!" "Itu anak mu dan dia bukan anakku. Aku tak pernah mencin...