Jennie melangkah masuk ke rumahnya yang berbentuk bak istana kerajaan. Ia berjalan tenang sambil membuka pintu rumahnya, saat sang Ibu melihat kedatangannya, ia hanya tersenyum pada sang putri dan mengelus kepalanya lembut.
"Darimana?" tanyanya, Jennie duduk bersandar dalam pelukan sang ibu, posisi ini sangat nyaman untuknya.
"Aku pergi dengan teman."
"Sudah makan malam? Makan dulu."
"Aku sudah makan, bu. Aku masih kenyang."
"Ayah mendapat laporan jika kau pergi makan di kedai ramen dekat kantor, benarkah itu?" Jennie hanya bisa menelan ludahnya sendiri kemudian menatap sorot mata Ayahnya yang sudah menunggu jawaban paling jujur yang bisa Jennie berikan. "Jawab."
"I-iya, Yah." Jennie memilih untuk jujur karena ia menyukai moment bersama Jisoo tadi. Bahkan ia berniat untuk mengulangnya di kencan kedua mereka.
"Kau pergi dengan siapa?"
"Temanku, Yah."
"Laki-laki? Itu teman atau apa?"
"Itu setan!! Ya manusia lah.." gerutunya. "Temanku, Yah. Temanku, dia itu temanku." tekan Jennie.
"Hmm.. Ka.."
Tring..
Sebuah pesan di ponsel Jennie membuatnya segera merogoh ponsel itu dari tas kecilnya.
"Jennie ke kamar dulu, bu." Ia pun pergi dengan senyum berseri-seri sambil segera berlari ke kamarnya.
***
Kim's: Aku sudah membuka hadiah darimu.
Jennie melompat ke atas kasur kemudian menarik bantal sebagai alas dadanya, ia tak berhenti tersenyum saat Jisoo mengiriminya pesan.
Jennie: Bagaimana? Maaf kalau kau tidak suka 👉👈
Kim's: Aku sedang memakainya. Aku kirimkan gambarnya ya.
Jennie memang tak pernah membelikan sebuah hadiah untuk seorang lelaki, untuk hadiah ulang tahun teman-temannya pun ia bahkan jarang memberi barang, cukup traktir makanan menurut gadis itu, itu sudah lebih dari cukup.
Kim's:
Buru-buru ia menyimpan gambar yang Jisoo kirimkan, tapi ada satu pertanyaan di benaknya, mengapa wajah Jisoo tidak ada?
Jennie: Tak berniat memperlihatkan wajah tampanmu?
Kim's: Aku baru selesai mandi, jika kau melihat rambutku yang basah, aku akan mirip seperti anak kucing yang masuk ke dalam kubangan air.
Jennie: Sepertinya melihatmu secara langsung lebih menyenangkan.
Di seberang sana, Jisoo masih mengeringkan rambutnya, sesekali ia melihat ponselnya dan tersenyum saat Jennie mulai menggoda lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Life [END]
Romance"Aku tak perlu alasan untuk mencintaimu.." -- Kim Jennie "Aku berharap kau menerima aku apa adanya.." -- Kim Jisoo