#10 Dad

3.4K 393 15
                                    

Kedua kalinya, Jisoo membawa Jennie ke rumahnya. Kekasihnya itu masih merasa ketakutan, takut dengan lelaki yang di jodohkan dengannya dan takut pada reaksi Ayahnya jika tau apa yang terjadi hari ini.

"Aku buatkan makan malam sekarang saja ya." Jisoo beranjak mengeluarkan beberapa bahan makanan dari kulkas, menyimpannya di atas kabinet kemudian beranjak dari dapur. "Aku ganti baju dulu." Jisoo mengecup pucuk kepala Jennie, wanita itu masih terdiam sambil memeluk sebuah bantal.

" Jisoo mengecup pucuk kepala Jennie, wanita itu masih terdiam sambil memeluk sebuah bantal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disukai oleh Rio27Limario, GoJune dan 3.789 lainnya.

J's Kim He is still be my savior 😭😘 @JK_Chu

Komentar dimatikan.

Jennie kembali melihat punggung Jisoo, di pikirannya ia sudah terlalu bingung. Haruskah ia menceritakan semua kekacauan ini? Kekacauan yang ia buat sendiri sampai-sampai Jisoo harus selalu menjadi tameng untuknya. Ia tau jika lelaki yang di jodohkan dengannya itu adalah lelaki yang temperamental, sangat mudah tersulut emosi dan ringan tangan dan bodohnya kenapa Jisoo selalu ada untuknya? Kenapa Jisoo selalu datang di saat yang tepat?

"Jangan melamun terus, ini makanannya." Jisoo menyodorkan semangkuk makan malam pada Jennie dan duduk di sisinya. Lelaki itu memperhatikan Jennie yang sedari tadi selalu melamun dan entah melamunkan apa. "Makan dulu Jen.."

"Iya ini makan.." Jennie tersenyum lemas kemudian menyantap makan malamnya.

"Mau bercerita sekarang?" Jisoo menuangkan air mineral dari botol ke gelas milik Jennie dan dirinya. Jennie menarik napas dalam, masih tetap menghabiskan makannya, ia sudah siap bercerita.

"Lelaki itu adalah lelaki yang di jodohkan oleh Ayahku, dia adalah anak lelaki dari teman Ayahku hmm.. Lebih tepatnya, dia adalah anak sahabat Ayahku. Ayah memiliki dua orang sahabat dan salah satunya adalah Ayahnya itu, hanya dia yang memiliki anak lelaki, sedangkan sahabatnya yang satu hanya memiliki anak perempuan. Jadi Ayah bersepakat padanya agar persahabatan mereka semakin erat lagi, mereka menjodohkan aku dengannya." Jisoo membereskan makan malamnya, ia menyuapkan sisa sendok terakhirnya.

"Lalu Ayah memperkenalkan aku dengannya, awalnya ia adalah pribadi yang baik sampai aku benar-benar nyaman padanya, dia sangat baik, sungguh.. Tapi entah kenapa, ternyata ia hanya baik jika berada di depan Ayah dan keluargaku, sedangkan di belakang mereka kelakuannya seperti itu. Dia memang kasar, tapi baru kali ini ia main tangan padaku." Jennie menyimpan mangkuk bekas makan malamnya dan menenggak air di gelasnya. Baru saja ia akan melanjutkan ceritanya Jisoo segera menarik dagu Jennie dan..

Chu..

Ia mencium bibir Jennie dengan lembut, melumatnya sebentar kemudian melepaskannya sambil menatap Jennie sangat dalam.

"Makanmu belepotan.." elak Jisoo.

"Hmm.. Terima kasih."

"Dia melukaimu?" Jisoo memeriksa bekas tamparan lelaki itu di pipi Jennie, tak terlalu berbekas tapi terlihat ada bekas tamparan disana. "Sakit ya? Biar aku obati."

Second Life [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang