#21 Little by Little

3.4K 339 16
                                    

"Baiklah, apa yang pertama kali harus di buka?" Jisoo bersiap-siap dengan pertanyaan Jennie, ia harus jujur dan tak mungkin jika harus berbohong pada kekasihnya sendiri.

"Hoodie dulu."

"Oke."

"Siapa Ctz09?" Jisoo menghela napasnya.

"Ctz09 adalah akun salah satu temanku, kami pernah dekat tapi itu dulu dan itu pun sebelum aku masuk ke kantor Ayahmu. Kami dulu teman kuliah tapi beda jurusan dia satu jurusan dengan Rose dan aku tidak mengenalnya lebih jauh. Kami hanya sekedar tau dan beberapa temanku bilang kalau dia menyukaiku, aku tidak peduli saat itu karena saat itu yang sedang aku pikirkan adalah bagaimana caranya aku bisa terus berkuliah. Nama dia adalah Chou Tzuyu, Ctz09, Chou Tzuyu dan untuk angka 9 nya aku tak begitu paham, done?" Jennie menggangguk puas. Jisoo membuka hoodie yang ia kenakan kemudian memikirkan pertanyaan untuk kekasihnya. "Baiklah, pertanyaanku adalah.. Hubungan kau dengan Paris.."

"Hubunganku dengan Paris adalah bisnis. Aku merintis sebuah bisnis perhotelan dan hotel tersebut adalah hotel yang waktu kita ke Paris, yang kita tinggali itu. Aku mengaturnya tentu dibantu oleh Ayahku dan katanya itu adalah usaha milikku dan Rio." tiba-tiba ada rasa sakit di dada Jisoo saat tau kebenaran itu. "Tapi tenang saja, aku sudah menolaknya dan Ayah setuju asalkan bisnisnya lancar." Jisoo memasang kembali wajah cerianya kemudian mendengarkan penjelasan Jennie. "Aku di kontrak menjadi salah satu model brand kosmetik, Chanel. Dan aku banyak muncul di iklan digital di kota Paris, maaf kalau waktu itu aku segera menciummu karena aku tak mau kau tau kebenarannya." Jennie tertunduk lesu. "Aku sudah 2 tahun ini menjalaninya dan kontrakku akan berakhir 1 bulan lagi, done."

Jennie mengakhiri penjelasannya, akhirnya ia bisa jujur pada Jisoo tentang karir modeling dan bisnis perhotelan itu, Jisoo mengerti bagaimana keadaan keluarga Jennie yang memiliki kelebihan di bidang bisnis. Jennie membuka hoodienya, ia terlihat sangat kepanasan, tapi belum puas dengan pertanyaan yang baru terlontar 2 saja.

"Silahkan bertanya, tuan putri.." Jisoo seakan menantang Jennie, wanita bermata kucing itu memicingkan matanya.

"Pilih aku atau sepakbola?" Jisoo mengangkat alisnya.

"Pilih kau atau sepakbola? Aku akan memilihmu tentu saja, tapi eitss bukan berarti aku sedang menggombal atau merayumu ya, tapi jujur saja aku akan tetap memilihmu. Sepakbola hanyalah hobiku, jika aku penat dan butuh olahraga aku akan memilih sepakbola, daripada aku pergi ke gym lalu melihat lekak lekuk tubuh wanita.."

Jennie menggeram ia seakan semakin kepanasan karena Jisoo dengan sengaja berkata seperti itu.

"Aku kan hanya milikmu, kita kan menuju ke jenjang pernikahan. Double Kim?" Jisoo terkekeh. "Aku tegaskan, pilihannya adalah Jennie Kim." Jisoo membuka kaos yang ia kenakan dan memperlihatkan dada bidangnya. "Kiss me.." Jisoo menarik dagu Jennie mendekat, Jennie mengecup bibir Jisoo singkat sebelum lelaki itu bertanya padanya.

"Jen, kalau kau di kontrak lagi oleh perusahaan yang lebih terkenal tapi human chickin ini melarangnya, kau akan memilih yang mana? Perusahaannya mungkin Gucci." Jisoo menyeringai penuh kemenangan sedangkan Jennie membelalakan matanya, mulutnya terbuka lebar dan dengan gemas memukul Jisoo, pertanyaan itu begitu menjebaknya.

"Kenapa harus seperti itu pertanyaannya astaga!!" Jennie berteriak frustasi. "Gucci atau Kim Jisoo? Tentu saja.." Jennie menjambak rambutnya sendiri, ia berusaha mencari jawaban yang tepat. "Di satu sisi, Gucci adalah barang favoriteku, kau tau sendirikan bagaimana style fashionku dan bagaimana penampilanku jika aku menggunakan barang tersebut, bagaimana mungkin aku tidak menolaknya tentu saja aku akan menandatanganinya 100% dan pada saat itu juga. Tapi kau juga.. Astaga.." Jennie memijit pelipisnya beberapa kali dan berteriak-teriak tak jelas. "Baiklah, aku akan memilihmu. Karena kau adalah orang yang akan selalu mensupportku dan tau yang terbaik untukku. Jadi aku memilihmu!! Done." Jisoo tertawa lepas, ia tau Jennie akan memilihnya tentu saja, jika tidak mungkin Jisoo lebih baik tidur di sofa saja malam ini.

Sisa bra hitam victoria secret yang menutupi dada sekal kekasihnya itu, Jisoo tak terangsang melihatnya karena mereka sedang fokus untuk bisa menjawab pertanyaan Jennie tanpa menimbulkan pertanyaan lain.

"Giliranku, siapa Roseanne untukmu?"

"Roseanne, Chaeyoung, Chaengi, dia adalah gadis yang aku sayangi, sangaaaattttttt sayang.. Dia segalanya untukku, dia selalu ada untukku, mensupport semua kebutuhanku, pilihanku, tempat aku berbagi, tempat aku menangis, dia adalah gadis berhati seperti Ibu untukku. Dia pintar, dia berbakat, dia menggemaskan, dia segalanya. Aku senang memiliki sahabat seperti dia, aku tidak peduli jika orang-orang menganggap kami sepasang kekasih saat kami pergi bersama karena antara aku dan dia hanya ada perasaan sahabat dan aku menyayanginya seperti adikku sendiri." Jennie menerima kenyataan pahit jika Jisoo tidak tau yang sebenarnya terjadi, ia menyayangi Rose sebagai adiknya dan kenyataannya mereka memanglah kakak beradik.

Jisoo membuka celananya, menyisakan boxer yang menggembung di bagian depannya, menahan sesuatu disana.

"Limario Manoban, kalau kau tetap akan menikah dengannya sedangkan masih ada aku disini, Kim Jisoo, lelaki yang sangat mencintaimu, apa yang akan kau lakukan?" Jennie terkekeh.

"Pertanyaan macam apa itu? Eihhh.. Kalau aku tetap menikah dengan Rio, ya sudah aku akan menikah dengannya. Tapi.. Tunggu dulu, ada tapinya dan tapi ini sangat penting sekali. Tapi.. aku akan berselingkuh denganmu, tinggal bersama, memiliki anak dan hidup bahagia. Done!" Bra dan underwear hitam itu menutup aset berharga milik Jennie, sebelum wanita itu bertanya Jisoo sudah memotong ucapannya.

"Lalu kau tidak akan bercinta dengan Rio?"

"Kim Jisoo! Aku belum bertanya padamu, kenapa sekarang jadi kau yang bertanya? Arrghhh.." geram Jennie kesal. "Nanti aku duluan yang telanjang." dengusnya. Jisoo hanya menari-nari tarian tak jelas dan merasakan kemenangan semakin berada di pihaknya.

"Jawab saja, cepat.." goda Jisoo.

"Ya tidak lah!! Untuk apa? Seleraku bukan dia.." Jennie balas menggertak Jisoo.

"Lalu seleramu yang bagaimana?" Jisoo mendekati Jennie yang tiba-tiba seperti tau apa yang akan terjadi selanjutnya, ia memundurkan tubuhnya dan mengelus dada bidang Jisoo dengan jemari-jemari lentiknya.

"Ngghh.." Jennie mendesah saat Jisoo menciumnya dalam dan di sertai dengan lumatan pelan. "Seleraku yang seperti ini.."

Jisoo mengangkat satu alisnya, ia menatap ke arah Jennie dengan tatapan tak paham.

"Yang bagaimana? Ohh.. Sudah berapa pertanyaan? Harusnya kau sudah telanjang Kim Jennie.." Jisoo mengecup leher putih mulus kekasihnya itu, perlahan turun ke dada sekal yang ia keluarkan dari balik bra hitamnya tanpa melepaskan pengait di belakangnya.

"Yang seperti ini.." seringaian nakal Jennie terpancar bersamaan dengan tangan kanannya yang mengelus lembut sesuatu di balik boxer yang Jisoo kenakan.

***

Ingetin aku kalo kelewat batas update.
Hari ini baru 3x. BARU 3x.

Second Life [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang