#20 Shall we?

3K 329 20
                                    

Jennie memberikan kembali kotak parfum milik Rose kepada pemiliknya, Rose pun tau suasana hati Jisoo dan Jennie yang sedang tidak bagus lebih memilih menyimpan parfumnya ke kamar dan menghabiskan waktunya disana dengan semua lagu-lagu kesukaannya.

"Mau apa kau kemari?"

"Mau bertemu denganmu." Jisoo menatap ke arah Jennie, seakan meminta penjelasan dengan ucapan ia bicarakan dengan Rose. "Jen.."

Jisoo duduk di sisi kekasihnya itu sambil membuka kemeja kerja yang ia gunakan, menyisakan tubuh bagian atasnya yang atletis.

"Jen, aku bukanlah seorang lelaki yang memiliki segala sesuatu seperti yang kau mau." Jennie diam menatap Jisoo dengan tatapan bingung. "Tapi aku mencoba dengan usahaku sendiri untuk bisa membahagiakanmu."

"Apa yang kau bicarakan?"

"Apa yang aku bicarakan? Aku membicarakan hubungan kita." Jennie mendelik dengan malas. "Ya mungkin aku bukan lelaki kaya sesuai dengan tipe Ayahmu, tapi aku mau berusaha jika aku itu.."

"Lalu kalau kau bukan lelaki kaya seperti keinginan Ayahku kenapa?"

"Ya aku hanya menakutkan satu hal saja, mungkin kalau Ayahmu tidak akan menerima lamaranku padamu, kau boleh.."

"Boleh apa?" Jisoo menelan liurnya sendiri, nada bicara Jennie sangat jelas menunjukkan jika ia sedang sangat marah dan tak suka dengan pembicaraan ini.

"Mencari lelaki yang cocok denganmu atau mengikuti kemauan Ayahmu itu."

"Jadi kau memutuskan hubungan ini dengan alasan klasik, sampah, tak jelas seperti itu?"

"Bukan Jen.."

"Bukan apa? Buktinya sudah jelas, Jisoo. Maksud pembicaraanmu ini apa sih?"

"Apa kau masih belum mau jujur tentang pekerjaan modelingmu di Perancis?" Jennie mengalihkan pandangannya. "Kau seorang model terkenal di Paris dan kau tidak bilang padaku?"

"Apa harus semua hal aku bicarakan padamu?"

"Tidak juga." Jisoo bangkit berdiri dan menyambar kemejanya. "Benar apa katamu, tidak semua hal harus kita bicarakan, termasuk pekerjaanmu itu." Jisoo mengambil ranselnya dan pulang.

"Dia kenapa sih? Lagi datang bulan?" Jennie tak mengejar Jisoo, ia membiarkannya pergi begitu saja.

***

"Kemana Jisoo?" Rose yang keluar dengan menggunakan celana pendek dan kaos putih itu mencari sosok lelaki yang tadi duduk di samping sahabatnya.

"Pergi." Jennie berkutat dengan laptop miliknya dan tak menoleh ke arah datangnya Rose sama sekali.

"Pergi kemana?" Rose memakan keripik kentang milik Jennie dan memperhatikan CEO muda itu bekerja.

"Main bola seperti biasa."

"Kalian sedang bertengkar ya?"

"Tidak, siapa yang bilang?"

"Ya kalian itu, kelihatan sekali kalau sedang bertengkar masih mau mengelak." Jennie hanya mendelik ke arah Rose kemudian kembali fokus.

"Entahlah, aku masih kesal padanya karena kejadian dengan Minho kemarin." Rose mengangguk so paham dengan mulut yang terus mengunyah.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Second Life [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang