Mantan Pacar?!

172 19 0
                                    

Setelah makan aku memutuskan untuk mencuci piring, dan ketika hendak mencuci piring Ryugazaki melarangku.

"Anna, kamu lebih baik duduk aja disana.. biar aku yang cuci piringnya ya." Ujarnya dengan lembut.

"Kau yakin?"

"Hem! Serahkan padaku!" Ucap Ryugazaki dengan semangat.

"Kak Rei boleh aku membantumu?" Pinta Rai.

"Boleh kok, tapi tumben sekali kamu mau membantu kakak?" Tanya Ryugazaki.

"Soalnya kalo aku berbuat baik, siapa tau nanti kak Anna makin suka padaku." Ucap Rai dengan polosnya.

Aku hanya tertawa kecil saat melihat tingkah laku Rai, sambil membayangkan.. apa mungkin dulu Ryugazaki kecilnya seperti ini?

"Rai.. kamu itu masih kecil, masih banyak yang harus kamu lakukan. Nikmati masa kecilmu dengan baik, jangan pernah cinta-cintaan sebelum waktunya ya, hm lagipula cewek itu suka sama cowok yang pintar lho! Lebih baik kamu belajar, kalo nanti kamu pintar dan berprestasi siapa sih yang gak mau sama kamu?" Jelas Ryugazaki.

Kurasa Ryugazaki mengatakan hal yang benar untuk adiknya, aku bangga.

"Dan terlebih lagi, kamu gak tau kan wajah jeleknya kak Anna?" Ledek Ryugazaki

Aku tarik kembali, dia menyebalkan.

"Hem baiklah aku akan rajin belajar mulai dari sekarang!" Ujar Rai dengan semangat.

"Bersemangatlah!" Aku pun membantu menyemangatinya.

Sebelum Rai berjalan menjauh dia berkata, "aku akan tetap menyukai kak Anna, karena kalo kak Anna gak cantik kak Rei gak mungkin suka kan? Jadi tunggu aku dewasa ya!" Setelah berkata seperti itu Rai benar-benar pergi kekamarnya.

"Dasar adik yang menyebalkan!!" Gerutu Ryugazaki.

"Hahaha kurasa Rai berkata dengan jujur, bagaimana ini Rei?" Tanyaku.

"Bagaimana apanya?"

"Kalo nanti Rai dewasa kemungkinan dia masih akan mengejarku kan?" Ledekku.

"Gak akan kubiarkan! Karena ketika Rai dewasa, disaat itu juga aku pastikan kamu udah bahagia bersamaku." Jelasnya untuk menyakinkanku.

Aku pun tersenyum dan langsung memeluk Ryugazaki dari belakang,

"Terima kasih, aku bahagia sekali mendengarnya." Ucapku.

Ryugazaki membalikan badannya dan kembali memelukku, kurasakan tangannya yang dingin akibat dia tadi mencuci piring.

Setelah itu wajah kami saling berdekatan dan..

Kring.. kring.. kring..

Suara telepon rumah milik Ryugazi berbunyi.

"Ck! ganggu aja!" Ujarnya dengan kesal.

Ryugazaki pun pergi untuk mengangkat telepon itu, sedangkan aku hanya menunggunya sampai dia selesai menjawab telepon.

Beberapa menit kemudian Ryugazaki kembali, "maaf Anna tadi orang tuaku bilang katanya sebentar lagi mereka akan pulang," jelas Ryugazaki.

"Hm kalo begitu aku pulang juga ya, takut ibu mencariku.." ucapku.

"Em.. Anna, ma-maukah ka-kamu melanjutkan ciuman yang sempat tertunda tadi?" Ujar Ryugazaki.

"Eh?"

Aku melirik kearah wajahnya, namun Ryugazaki menundukan kepalanya. Aku yakin pasti wajahnya memerah saat ini.

Aku pun tersenyum, lalu memanggil pelan Ryugazaki.

"Rei.."

Ryugazaki mengangkat wajahnya, lalu aku berjinjit dan dengan cepat aku langsung mencium keningnya.

Love Or HateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang