1. Lamaran Yang Ditolak

11.2K 435 3
                                    

Happy Reading! Don't forget to Voment!

"kamu baik deh Rei- nikah sama mas, mau?"
Aku hampir saja tersandung kaki ku sendiri saat mendengar ucapan mas Kevin. Apa dia tadi benar-benar ngelamar aku?

Kayaknya enggak deh, soalnya aku baru kenal sama dia seminggu yang lalu. Apalagi aku tadi cuman habis ngurutin lehernya yang katanya lagi kaku terus dia bilang aku baik, masa cuman karena itu dia langsung ngelamar. Gila aja! Pasti mas Kevin cuman mau bercanda.

Mas Kevin masih ngelihatin aku dengan tatapan yang sulit untuk aku jelasin.

Jadi dari pada aku pusing sendiri mikirin lamaran mas Kevin yang aku yakin pasti cuman bercanda doang, aku mutusin untuk enggak ngerespon mas Kevin.

"gimana Rei- mau gak?"

Ini bercandanya kok, menuntut banget ya.

"apaan sih mas gombal mulu" ucapku sambil merapikan obat-obatan di kotak P3K

Dari sudut mataku terlihat mas Kevin menghembuskan nafasnya kasar. Lalu setelah itu dia keluar dari ruang medis tanpa pamitan terlebih dulu.

Ini mas Kevin marah? Aduh bercandanya kok sampai segitunya.

Gak lama setelah mas Kevin keluar, mbak Hana dokter senior para atlet masuk ke dalam. "kalian habis berantem?"

Aku jelas bingung sama pertanyaan yang di lontarkan sama mbak Hana, memangnya aku habis berantem sama siapa? Perasaan aku gak pernah berantem sama staff ataupun atlet disini.

"memangnya siapa yang berantem?" tanya ku balik

Mbak Hana mendecih. "kamu sama Kevin lah"

"kita enggak ada berantem kok" kataku jujur. Emang benar, aku sama mas Kevin gak berantem tadi.

"terus kenapa mukanya Kevin asem waktu aku ketemu sama dia diluar?"

"mana saya tahu mbak"

"yaudah deh, peralatan medis sama obat-obatan untuk turnamen minggu depan sudah kamu packing?"

Memang minggu depan para atlet bulutangkis akan berangkat untuk mengikuti China Open, makanya aku sebagai dokter baru disini harus nyiapin semua obat-obatan yang dibawa.

"sudah mbak"

"yasudah, sekarang kamu jaga lapangan sanah! Yang junior lagi latihan"

Mendengar perintah mbak Hana aku segera keluar ruang Medis dan menuju lapangan.

[step by step]

Kevin Pov*

Setelah lamaran gue yang tertolak tadi. No, I mean she thinks it's just a joke. Gue jadi ngerasa, gue lebih lucu dibanding sama mas Sule atau mas Andre. Sampai hal yang serius kayak tadi cuman dianggap becandaan sama dia.

Ok-ok gue juga sadar sih, cara gw ngelamar dia salah. Terlalu cepat dan di tempat yang tidak tepat. But hey! Kalau sudah urusan dengan hati dua hal tadi enggak penting untuk dipikirin.

Gue gila?

Ya gue gila! Gila karena seorang cewek bermarga Haryono. Rambut hitam panjang, kulit putih bersih, body goals, cantik. Semua cowok pasti bakalan tergoda untuk milikin dia.

Tapi gue bukan cowok yang kayak gitu. Awal dia masuk kerja, gue gak ada niatan untuk dekatin dia mengingat dia yang jadi dokter baru pengganti mbak Jeni dan gue yang gak suka berurusan dengan hal-hal medis. Tapi gue harus ngejilat ludah sendiri karena nyatanya gue suka sama dia, bukan suka lagi tapi cinta.

Setelah gue ngelihat dia ngobatin salah satu atlet junior yang umurnya masih 8 tahun, disitu gue mulai suka sama dia. Aura ke ibuannya itu keluar apalagi senyumannya bikin gue seketika meleleh. Bukan cuman itu, Reina juga pintar masak.

Gue ingat banget lusa lalu, gue belum sarapan alhasil waktu mau latihan perut gue sakit. Dia langsung ngasih gue obat magh dan ngasih bekalnya buat gue. Cuman nasi goreng dengan penampilan biasa tapi rasanya luar biasa.

Kayaknya gue terlalu jatuh dalam pesona seorang Reina Putri Haryono.

"lo sekarang rajin ke ruang medis ya" tutur Koh Sinyo sambil ngelap keringatnya pakai handuk.

"hehehe, iya koh"

"gimana vin? Lo udah ngomong sama Reina" tiba-tiba Fajar langsung ikutan nimbrung.

"udah sih, tapi dia pikir gue cuman becanda" seketika Fajar ketawa terbahak-bahak. Gue cuman bisa nahan malu.

Koh Sinyo yang bingung langsung bertanya. "Kevin memangnya ngomong apaan jar?"

Setelah berhenti tertawa Fajar langsung menjawab. "jadi Koh, si Kevin suka sama Reina terus Kevin tadi malam bilang ke gue kalau dia mau ngelamar Reina hari ini. Eh ternyata Reina cuman pikir si Kevinnya bercanda"

Sekarang gantian koh Sinyo yang ketawa. "vin-vin, baru kenal seminggu langsung ngelamar ada-ada aja"

"tapi gue cinta sama dia Koh!" kata gue.

"memangnya kamu ngelamr dia dimana vin?" tanya koh Sinyo.

"tadi, di dalam" kata gue sambil nunjuk ruang medis.

"yaiyalah vin, lo dianggap bercanda sama Reina. Pertama lo baru kenal sama dia seminggu, kedua lo lamar dia di dalam ruang medis, semua cewek pasti bakal mikir lo cuman bercanda" tutur koh Sinyo.

"kalau lo memang beneran cinta sama Reina, gak bisa langsung ngelamar. Mendingan lo pdkt dulu sama dia terus pacaran biar kalian bisa lebih dalam mengetahui satu sama lain baru habis itu nikah" nasehat Koh Sinyo.

Fajar langsung menganggukan kepalanya. "benar apa yang Koh Sinyo bilang"

"gue bakalan coba cara lo Koh, semoga aja lamaran gue yang kedua nanti gak dia tolak lagi" ucap gue. Lalu mata gue melihat kearah Reina yang sedang tersenyum melihat para junior latihan.

Tbc....
.
.
.
.
.
Yura note's

Halo! Semua gimana part satunya?

Sebelum lanjut ke part-part selanjutnya aku mau kasih tahu kalau cerita ini terinsipirasi dari novel karya Stephani Zen yang judulnya juga sama yaitu 'More Than Words' tapi untuk jalan cerita ini asli karangan aku sendiri dan gaya nulis aku juga.

Jadi itu aja yang mau aku kasih tahu.

See you at the next part...

Step By Step | Kevin Sanjaya [Complete] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang