Puji Tuhan gue sama Reina udah sampai di Jakarta dengan selamat bahkan sekarang kita udah di rumah Reina. Orangtuanya nyambut kita dengan baik, bukan kita lebih tepatnya Reina sendiri. Kalau tante Haryo masih nyambut gue baik tapi kalau om Haryo benar-benar kayak mau nerkam gue.
Semoga aja setelah gue kasih oleh-oleh om Haryo bakalan jadi baik sama gue.
"om, ini ada sedikit oleh-oleh dari Banyuwangi. Semoga aja om suka" ucap gue sambil memberikan plastik berisi parfume yang tadi udah gue beli.
"apa ini?" tanya om Haryo dingin.
"parfume om"
Dari raut wajahnya om Haryo kayak senang gitu waktu ngambil plastik tadi tapi dia kayak berusaha ngontrol wajahnya. Asli ucul parah kek anaknya.
"oh, ayo duduk" ucap om Haryo mempersilahkan gue duduk.
Tumben banget woy! Mungkin om Haryo mulai luluh sama gue, gak sia-sia gue beli parfume mahal-mahal. Gue duduk di sofa terus tante Haryo sama Reina datang dengan ngebawa nampan berisi empat cangkir teh dan satu buah toples berisi cookies coklat.
Posisinya Reina duduk disebelah gue sedangkan om dan tante Haryo duduk dihadapan kita. Gue ambil satu cookiesnya terus gue makan.
"nak Kevin kapan ngelamar Reina?"
'uhuk-uhuk!' gue tersedak mendengar pertanyaan dari tante Haryo, Reina gercep langsung ngasih gue minum.
"e-eh maaf ya, kalau kamu belum siap gak papa kok" lanjut tante Haryo.
Gue ngegeleng terus senyum. "saya bakalan lamar Reina secepatnya, orangtua saya juga setuju kalau saya menikah dengan Reina. Nanti saya atur waktu untuk ajak orangtua saya kesini" kata gue dengan penuh percaya diri.
Tante Haryo senyum lebar sedangkan om Haryo masih natap gue datar. "kamu benar-benar cinta sama anak saya?" tanya om Haryo.
"ayah! Kok nanya kayak gitu sih? Pas—"
"Rei aya gak ngomong sama kamu"
Reina menghembuskan nafasnya kasar. "saya benar-benar cinta sama anaknya om"
"kenapa kamu bisa tertarik sama Reina?" tanyanya lagi. Banyak banget pertanyaan, berasa lagi ujian gue.
"pertama kali saya lihat Reina saya merasa biasa aja walaupun dia cantik tapi saya gak ada niatan mau dekat sama dia karena Reina kerja dibagian medis sedangkan saya gak suka sama hal-hal seperti itu. Cuman setelah saya ngelihat Reina ngobatin junior di pelatnas saya jadi suka sama Reina karena dia benar-benar seperti seorang ibu. Dia juga murah senyum, manis, intinya saya suka dan sayang sama Reina tulus"
Setelah gue ngomong panjang kali lebar om Haryo tetap masang wajag datarnya. Jantung gue deg-deg'an menanti jawaban dari om Haryo.
"saya rasa kamu bisa ajak orangtuamu minggu depan kesini" ucap om Haryo sambil tersenyum.
Gue gak salah dengar'kan? Gak mungkin donk orang gue sering check up sama Reina. Gue nganggukin kepala gue cepat. Oh Tuhan akhirnya dapat restu dari orangtua Reina!
'18. Step keenam selesai'
.
.
.
.
.
Tbcmakasih banyak ini chapter special 1k vote jadi. Jangan lupa voment!
Luv you❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Step By Step | Kevin Sanjaya [Complete] ✔
Fanfic[COMPLETE] don't be in a hurry because everything must be done slowly and step by step.