Gue heran kenapa cewek-cewek suka banget makan dessert. Oke, enggak cuma cewek sih, cowok-cowok juga contohnya aja Koh Sinyo dia suka banget sama dessert Banana Caramel Crunch.
"apa yang enak, ya? Berry Berry Berry Good? Chocolate Devotin?" Reina menatap LCD yang menampilkan varian dessert sambil meletakan telunjuk di bibirnya.
"sama aja kali, Rei" gerutu gue.
"ya, nggak dong. Rasanya pasti beda" ucapnya.
Tadi setelah gue menjemput Reina, gue mengajaknya ke salah satu mall di Jakarata. Gue juga mengajak dia nonton dan makan di salah satu restaurant yang ada di mall ini. Karena tadi kita makan Lobster jadi sekarang kita memutuskan untuk mencari makanan pencuci mulut. Dia aja sih gue enggak.
"mas mau beli yang mana?" Reina bertanya saat kita lagi antre menunggu giliran memesan.
"enggak tahu. Enggak suka dessert"
"oh, ya? Kenapa?"
"enggak suka aja. Aku kalau lapar selalu cari makanan berat. Bukan dessert"
Reina melirik gue sekilas, lalu tertawa. "kasihan cewek yang jadi pacar mas nanti"
"hah? Apa hubungannya?"
"karena cewek biasanya suka makanan 'centil' kayak gini"
Alis gue kontan terangkat. Gue enggak pernah mendengar hal semacam itu. Tapi kalau dipikir-pikir benar juga sih. Mama gue suka dessert apalagi dessert yang berjenis fruitcakes. Amah paling doyan puding. Kalau gue sih ogah makan dessert karena seperti kata Reina, makanan ini 'centil'.
"kalau kamu, suka?" tanya gue.
"hmmm, tergantung"
"tergantung apa?"
"kalau ada duit ya suka, kalau bokek yang enggak suka"
Gue tertawa, Reina tersenyum.
Ini juga salah satu hal yang gue suka dari Reina dia anak yang hemat dan enggak suka menghambur-hamburkan uang. Beda kayak cewek jaman sekarang yang hidupnya terlalu royal.
"nah aku lagi bokek nih sekarang" katanya
"jadi kamu enggak pesan?"
Padahal tanpa dia mengatakan kalau dia bokekpun gue bakal bayarin dia dengan senang hati.
"aku punya ide yang lebih bagus"
"apa?"
"gimana kalau kita beli satu baru kita bagi dua?"
Gue gercenung. Kepala gue refleks menoleh kearah LCD yang menampilkan menu. Es krim- es krim cantik yang di tata dalam edible waffel bowl mematap gue balik, seolah menggoda. Jadi gue bakal makan satu es krim dengan Reina begitu?
"mau enggak?" tanya Reina lagi.
"Dessert always taste better when they're shared, I would say".
Ingin rasanya gue balas ngoming 'and it tastes best when shared whit you, Reina. Tapi tentunya gue gak bisa ngomong itu langsung. "oke deh, kamu pilih tapi jangan varian yang anah-aneh ya"
"jangan khawatir, seleraku konvensioanl kok mas".
Kami mencapai kasir. Reina lalu memesan. " satu Chocolate Devotion dengan wafel diatasnya, sama sendoknya dua ya, mbak"
Gue enggak tahu apakah setelah ini gue masih membenci dessert.
Sepertinya tergantung pada siapa gue mambaginya.
-5. Dessert end-
.
.
.
.
.
.
TbcDouble update nih mana suaranya?
Hehehe.See you next part!
KAMU SEDANG MEMBACA
Step By Step | Kevin Sanjaya [Complete] ✔
Fanfic[COMPLETE] don't be in a hurry because everything must be done slowly and step by step.