Bonus Chapter: Ngidam

3.4K 207 3
                                    

Sudah terhitung dua tahun gue sama Reina nikah, dan sekarang dia lagi hamil anak pertama gue. Sejak hamil Reina sama sekali enggak pernah ngidam. Malahan gue yang selalu dapat bagian gak enaknya. Salah satu contohnya, morning sickness. Kondisi dimana gue harus mengalami gejala muntah-muntah yang seharusnya dialami oleh ibu hamil bukan cowok maco dan keren kayak gue. Bukan cuma itu hidung gue jadi lebih sensitif.

Kalau masalah makan, sejak Reina hamil kayaknya itu jadi hobi gue. Sampai gue naik enam kilo. Tapi karena gue masih jadi atlet gue dituntut buat jaga badan. Astaga gue benar-benar tersiksa!

Tapi ya~ semua ada hikmahnya. Gue berusaha buat syukurin apa yang sekarang terjadi sama gue. Kalau kata orang, gue terlalu sayang sama Reina makanya gue ngalamin itu semua.

Tapi setelah masuk bulan ke tujuh gue udah enggak ngalamin hal-hal itu. Malahan si Reina yang gantian ngidam. Ngidamnyapun aneh-aneh, kayak sekarang dia mau makan semangka yang ada di pohon.

"Sayang, enggak ada semangka yang tumbuh di pohon"

"pokoknya aku mau semangka yang ada di pohon!"

Reina kepala batu mode on.

"yaudah nanti mas cari'in besok"

"aku maunya sekarang mas" rengeknya, sampai matanya berair. Aduh gawatnih bumil kalau ngambek gue bisa-bisa mati di tempat.

"iya-iya mas cari sekarang" kata gue yang langsung buat dia senyum lebar banget.

Gue jalan keluar kamar. Tapi sebelumnya gue udah ambil jaket di belakang pintu. Jadi gue bisa pergi sekarang, walaupun gue cuman pake piyama.

Dingin banget! Ini yang paling gue gak suka dari udara malam. Ralat udara subuh. Ini udah jam dua pagi. Meskipun gue naik mobil tetap aja gue bisa ngerasaain dinginnya.
Oke, sekarang pertanyaanya. Dimana gue bisa dapatin semangka yang ada di pohon?

Tiba-tiba gue kepikiran sama Koh Sinyo, mungkin dia bisa bantu gue.

"halo, Koh"

"apa vin?"

"bisa tolongin gue enggak?"

"kenawhy?"

"ada semangka gak dirumah lo?"

"semangka pasti ada di rumah gue, secara istri gue doyan sama tuh buah"

"kalau gitu sekarang gue kerumah lo"

"buat apa vin?"

"udah nanti gue ceritain"

[Step by Step]

Reina makan semangka yang gue bawa dengan lahap. Entah kenapa dalam hati gue, ada persaan bersalah karena sudah bohongin dia.

"ah kenyang" ucapnya sambil mengelus perut buncitnya.

Gue juga ikutan ngelus perutnya yang sekarang jadi tempat kontrakannya calon anak gue. "yang sehat ya, Ayah tunggu kamu di sini"

"kamu sayang sama anak kita?"

"yaiyalah!" ucap gue sambil menyentil dahinya.

"aduh mas sakit" keluhnya.

"habis pertanyaan kamu gak bermutu gitu"

"karena mas bohong! Semangka ini mas minta dari Koh Sinyo 'kan"

Gue gak bisa ngomong. "Kenapa ini orang bisa tahu?!" Seru gue dalam hati.

"aduh Rei, mas minta maaf ya. Nanti mas cari deh"bujuk gue.

"harusnya Reina yang minta maaf mas. Reina ngidam yang aneh-aneh buat mas capek harusnya hiks mas enggak usah hiks turutin Reina" tangisan Reina pecah seketika.

Astaga! Kenapa dia jadi nangis coba?! Gue makin ngerasa bersalah nih. "Reina sayang, enggak usah nangis. Mas enggak marah kok" ucap gue sambil meluk dia.

"tapi Reina udah buat mas repot"

"mas senang kok, itu 'kan udah kewajibannya mas untuk nyenangin anak kita. Udahya jangan nangis lagi"

Akhirnya bujukan gue berhasil Reina lamgsung berheniti nangis. "kita tidur lagi yuk" ajak gue.

Dia cuman ngangguk lucu. Gue bantu Reina berdiri dari kursi meja makan. Terus gue mapah dia. Tiba-tiba tangannya mencekal tangan gue, isyarat biar kita berhenti jalan.

"mas, gendong"

Mati gue!

.
.
.
.
.
Yaaay! Bonus partnya udah di up. Bonus partnya masih ada satu lagi loh. So stay aja ya.

Step By Step | Kevin Sanjaya [Complete] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang