14. Step ke empat

2.2K 207 6
                                    

Seperti yang kalian tahu kalau gue mempunyai ahli konsultasi masalah percintaan yaitu Amah Kencana Sukamuljo. Walaupun terkesan lebay, alay dan orangnya juga ngeselin cuman dia sangat membantu gue. Sekarang gue lagi telponan sama dia, biasa konsultasi masalah gue yang harus ngajak Reina ketemu mama.

"gara-gara kamu sih! Mas harus ajak Reina ketemu sama mama" gerutu gue.

"sorry-sorry mas, cuman kalau enggak kayak gitu. Pasti lama prosesnya"

"ck, serah"

"mas Kevin jangan marah donk, harusnya mas Kevin itu berterimakasih sama Amah. Coba enggak ada aku enggak mungkin kalian bisa pacaran"

"ya-ya" ucap gue malas.

"jadi kapan mau ketemu sama bude?"

"ya mau gak mau harus besok malam sesuai permintaan bude mu"

"mas sudah minta izin sama orangtuanya mbak Reina belum?"

"buat apa?"

"astaga mas Kevin! Itu memang wajib mas, mas pinjam barang orang aja minta izin apalagi minjam anak orang mas! Dari situ orangtua mbak Reina bisa menilai sifat mas Kevin"

"Jangan bilang waktu mas ajak mbak Reina jalan enggak minta izin sama orangtuanya?" sambungnya lagi.

"enggak"

"pokoknya besok sebelum berangkat mas Kevin harus minta izin sama orangtua mbak Reina"

"iya-iya nanti mas minta izin"

"awas ya mas! Kalau enggak minta izin..." belum selesai Amah ngomong ada orang yang teriak dari sebrang sana.

"Amah! Belikan ibu kecap asin nak!"

"Iya bu! Udah dulu ya mas, ibu nyuruh aku beli kecap asin"

"iya, titip salam buat bude Sinta"

"aman"

Setelah itu sambungan telepon  terputus. Gue mengingat kata-kata Amah tadi, kalau gue harus minta izin sama orangtuanya besok.

Berarti step selanjutnya adalah minta izin sama orangtua Reina.

[Step By Step]

Keringat dingin bercucuran dari pelipis gue. Papa Reina menatap gue seakan gue adalah mangsa yang siap dia terkam. Seram banget. Sedangkan mamanya Reina menatap gue sambil tersenyum manis mirip banget sama Reina.

"sabar ya nak, Reinanya masih siap-siap" ucap bu Haryo lembut

"iya bu"

"ibu-ibu, dia bukan ibu kamu! Panggil tante!" yang nyaut bukan bu Haryo melainkan suaminya.

"Ayah!" tegur bu Har- maksudnya tante Haryo.

"m-maaf om"

"kamu mau bawa anak saya kemana?"

"saya mau ajak Reina ke Banyuwangi o-om"

"kapan pulangnya?" tanya om Haryo makin dingin. Untung aja anaknya enggak ngikut bapaknya.

"rencananya ngajak dia nginap dirumah orangtua saya baru besok paginya pulang"

"gak ada nginap-nginapan. Selesai urusan kalian disana, langsung pulang!"

"ayah biarin aja! Udah nak gak masalah, dari pada kamu nyetir malam-malam bisa kecelakaan nanti"

Om Haryo masang muka kesalnya namun sedetik kemudian berubah menjadi senyuman yang menawan karena Reina yang entah dari kapan sudah ada diruang tamu.

"anak Ayah cantik banget, hati-hati dijalan ya" ucap om Haryo lalu mencium puncuk kepala Reina.

"iya, ayah sama ibu juga hati-hati selama Reina gak ada"

"iya-iya, sudah sana pergi kasihan nak Kevin dari tadi nunggu kamu" om Haryo ngomong sambil ngerangkul gue.

Ini, om Haryo kenapa tiba-tiba jadi baik gini. Waktu enggak ada Reina aja galaknya minta ampun sekarang aja sok akrab banget sama gue.


Reina menyalimi kedua tangan orangtuanya, guepun juga ngintilin dia. Waktu gue nyalim om Haryo tangan gue diremasnya kuat-kuat. Walaupun sudah tua tenaganya gede juga.

"ibu-ayah Reina berangkat ya"

"iya nak" ucap orangtua Reina berbarengan. Gue cuman bisa kasih senyum kecil aja.

Sebelum benar-benar keluar dari rumah Reina, gue sempat noleh kebelakang dan papa Reina natap gue tajam banget.

Ya, Tuhan kenapa calon mertua gue kayak gini.

Gue harus ngedekatin orangtua Reina terutama om Haryo.

'14. Step ke empat selesai'

Tbc
.
.
.
.
.
Hai genks up lagi jangan lupa ya untuk voment. Puji Tuhan Step by Step sudah nyampe 2k +++ pembaca. Makasih banyak untuk teman-teman yang setia ngebaca, vote dan komen. Aku tahu masih banyak kekurangan yang ada dicerita ini. Dan aku akan berusaha untuk memperbaikinya.

See you at next chapter

Step By Step | Kevin Sanjaya [Complete] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang