Kandungan Reina sudah 9 bulan lebih satu minggu. Karena sudah mendekati hari yang diperkirakan dokter untuk melahirkan. Jadi untuk hari ini dan tiga hari kedepan Reina akan menginap di rumah sakit, dan sekarang Kevin sedang membantu Reina untuk menyiapkan barang-barang yang sekiranya akan diperlukan selama mereka menginap di rumah sakit dan setelah proses bersalin nanti.
Sebenarnya bukan Kevin yang membantu Reina, lebih tepatnya Kevin yang menyiapkan semuanya dan Reina hanya mengamatinya dari ujung tempat tidur.
"baju mas"
"udah"
"perlengkapan mandi?"
"udah"
"jangan lupa parfumku mas"
"iya sayang"
"baju dedek bayinya"
"sudah semuanya istriku sayang"
Reina tertawa kecil melihat wajah sebal Kevin. Lalu ia menarik tangan Kevin agar duduk disampingnya. "mas nanti kalau sudah lahiran mau dikasih nama siapa?"
Entah mengapa pertanyaan yang diajukan Reina membuat Kevin lupa tentang rasa sebalnya. "kalau cewek namanya Clara kalau cowok namanya Daniel gimana?"
"ehm bagus tapi artinya apa? Nama itu 'kan harapan kita untuk anak ini kedepannya jadi apa artinya?"
"Clara artinya jernih, terang, jelas dan terkenal. Aku harap nanti anak kita bisa menjadi anak jujur dan terkenal kayak mas"
"Kalau Daniel artinya dapat dipercaya, dapat diandalkan, penolong, dan selalu diberkati. Harapan aku dengan nama ini semoga anak kita bisa dipercaya dan hidupnya selalu diberkati karena dia anak laki-laki harus bisa membawa nama keluarga ini dengan baik"
Mendengar ucapan Kevin, Reina tersenyum senang lalu memeluk tubuh Kevin dari samping.
"sampai kapan kamu mau meluknya?"
"sebenarnya aku enggak mau! Tapi maunya si dedek bayi, jadi mau gak mau aku harus meluk" sangkal Reina.
"alasan aja! Ayo kita berangkat sekarang"
Reina mengangguk semangat. Kevin membantu Reina untuk berjalan, jangan lupakan tas yang berisi perlengkapan mereka juga sudah di gendong Kevin.
"a-aw mas perut ku sakit banget"
"udah biasa itu, paling kontraksi palsu lagi"
"bisa jadi sih mas. Astaga! Mas sakit banget" Reina memegang perutnya.
"ayo kamu haru kuat, kontraksi palsu gitu harus kamu tahan"
"kayaknya ini bukan kontraksi palsu deh mas"
"ma-maksud kamu?"
"aku mau melahirkan"
"hah?!"
"air ketubanku pecah mas?!
[Step By Step]
"ayo bu dorong!"
Mendengar intruksi dokter Reina menarik nafasnya dalam lalu dengan sekuat tenaga ia berusaha untuk mengeluarkan sang bayi dari dalam perutnya.
"sayang kamu harus kuat!"
"aku capek mas" ucap Reina.
"dorong bu!"
Reina menjambak rambut Kevin lalu ia kembali mengejen. "INI SEMUA GARA-GARA KAMU MAS! AWAS AJA MAS SELINGKUH AKU BAKALAN BUAT MAS MENDRITA DARI PADA AKU!"
"ooooweeeek!!!"
Semua orang yang ada diruangan itu bernafas lega saat mendengar suara sang bayi yang sudah berada di dunia.
Reina dan Kevin benar-benar terharu. Walaupun rambut Kevin rontok tapi dia tetap senang karena melihat sang anak."makasih banyak sayang"
Cup
Cup
Kevin menciumi seluruh wajah Reina, dan dia juga tidak berhenti untuk mengucapkan terimakasih.
"selamat bu-pak, anaknya laki-laki"
"terimakasih dokter"
"sudah kewajiban saya"
Lalu seorang suster juga ikut angkat bicara. "pak Kevin, ibu Reina akan menjalani beberapa pemeriksaan terlebih dahulu. Oleh karena itu bisakah bapak ikut dengan saya, biasanya anak bayinyang baru lahir harus mendengar detak jantung orangtuanya agar dia tenang"
Kevin mengangguk penuh semangat. Suster tersebut mengajak Kevin keluar dari ruangan bersalin dan menyuruhnya untuk duduk di kursi balkon rumah sakit yang nyaman.
Sang suster memposisikan sang bayi berada dipelukan sang ayah, kepalanya tepat berada di depan dada Kevin sehingga ia bisa mendengarkan detak jantumg Kevin. Tangisan bayi itu langsung berhenti, dia tidur dengan nyaman.
"hello baby! Ini ayah"
"ayah janji akan buat kamu bahagia"
KAMU SEDANG MEMBACA
Step By Step | Kevin Sanjaya [Complete] ✔
Fanfic[COMPLETE] don't be in a hurry because everything must be done slowly and step by step.