#21 - Rasa Itu Berubah

41 1 1
                                    

Hati-hati, Orang yang sangat benci bisa menjadi orang yang kita sangat sayangi nantinya. Begitupun sebaliknya

🌄

Ingin mengakhiri semester membuat jadwalku sangatlah padat. Mulai dari menyusun jurnal, memilih tempat untuk magang, serta mempersiapkan diri untuk membuat skripsi dan harus bisa mempresentasikannya dengan baik saat sidang nanti.

Masih ada 3 semester lagi memang untuk aku bisa mendapatkan sebuah gelar dibelakang namaku. Tetapi aku ingin itu semua sudah aku persiapkan dari sekarang

Belum lagi, setelah lulus nanti aku akan kuliah lagi untuk mengambil sarjana profesi selama satu setengah tahun. Jadi aku ingin mempersiapkan segalanya secara matang-matang mulai saat ini

Sebenarnya jadwalku tidaklah terlalu padat, satu hari hanya ada 3 kelas dan itupun cuman beberapa jam dalam sehari. Tetapi, hal seperti itulah yang membuatku setiap hari harus ada di kampus.

Sekarang aku berada di tempat favoritku, yaitu kamar. Disini aku bisa menjadi diriku sendiri, melepas penat yang ada, dan bercerita sendiri kepada barang-barang kesayanganku

Ya. Aku lebih suka menceritakan apa yang sedang aku rasakan kepada benda-benda mati, daripada harus bercerita ke orang lain yang akan membuat mereka justru menceritakan lagi kepada yang lain

Tapi ada beberapa hal yang memang tak bisa kusimpan sendiri dan akan aku ceritakan pada orang lain. Itupun tak jauh-jauh dari Febri, Dian dan Regi. Karena merekalah orang yang ku percayai untuk menyimpan rahasiaku

Dan karena kesibukanku, aku menjadi jarang kumpul dengan sahabatku lagi, tetapi untungnya mereka mengerti apa yang sedang aku jalani saat ini sangatlah melelahkan.

Waktu itu aku pernah tidak libur selama 3 minggu berturut-turut. Dan kini, aku baru mendapat liburku setelah hampir 2 bulan. Ya. Coba kalian bayangkan setelah belajar selama 60 hari dan kalian baru mendapatkan jadwal cuti

Kemarin sewaktu aku pulang dan diantar oleh Adji aku bilang padanya seperti ini "Dji, besok aku libur. Liburku yang pertama setelah 2 bulan. Kumohon jangan ganggu aku" dan kurasa dia paham

Oh iya, berbicara soal Adji, orang yang sekarang dekat denganku, orang yang selalu ada memenuhi hari-hariku, orang yang datang kepadaku dengan membawa kisah-kisah baru, sekarang menjadi orang yang istimewa dalam hatiku

Entahlah. Apa sudah saatnya posisi Saro tergantikan oleh orang lain, dan orang itu adalah Adji?

Aku tau, Saro sudah lama bersemayam dalam hatiku, tak ada yang mampu menggesernya sedikitpun. Walaupun Saro sendiri yang sudah tidak aku pedulikan apakah dia masih hidup atau tidak, tetapi kenangan dan trauma itulah yang membuat dirinya masih terpaku jauh didalam relung hati ini

Aku tidak mau terburu-buru untuk jatuh cinta lagi. Tetapi bukankah waktu 5 tahun adalah waktu yang cukup lama untuk memberi jarak? Bukankah melewati beberapa jenjang pendidikan sudah menunjukan waktu yang lama?

Walau tak bisa kupingkiri memang bahwa Adji menjadi orang yang sekarang menepati posisi istimewa. Aku hanya masih ragu untuk menggantikan posisi Saro menjadi dirinya

Apakah dia tidak akan berkhianat seperti Saro? Apakah dia akan melakukan hal yang sama seperti Saro? Apakah anti aku akan dijadikan hanya sebagai perisainya saja? Aku hanya masih ragu. Dan keraguan itulah yang menghalangiku untuk mengganti posisi Saro, walau Adji berhak untuk itu.

🌄

Adji telah banyak membawa pengaruh besar dalam hidupku. Contohnya aku yang tadinya sangat jarang untuk ke dapur sekarang menjadi bisa membuat beberapa jenis makanan. Adji mengajariku bahwa hidup haruslah mandiri, jangan bergantung pada apapun dan siapapun, karena hanya kepada Tuhan-lah kita seharusnya berserah diri

Adji juga membuka pikiranku tentang dunia. Bahwa tak selamanya dunia itu tentang kesedihan saja atau cuman tentang kebahagiaan, karena sejatinya semuanya sudah seimbang dan sudah tepat pada porsinya masing-masing

Adji juga yang telah mengenalkanku kembali pada kata cinta. Cinta yang dari dulu kuanggap hanya membawa kesengsaran, tetapi dengan caranya dia mampu mengenalkanku arti kata cinta yang sebenarnya. Dengan nya aku belajar, bahwa cinta tanpa alasan itu memang benar adanya.

Walaupun sebelumnya aku bilang aku masih takut untuk menggantikan posisi Saro, tetapi bukankah dengan ini Saro akan digantikan dengan sosok yang lebih sempurna, yaitu Adji. Lalu apa yang salah dengan itu?

Bersama Adji, aku temukan sisi lain di muka bumi ini. Bersamanya aku menjadi diriku yang bebas tanpa terhalang oleh peraturan apapun. Bersamanya aku menjadi manusia sejati. Bersamanya aku mampu menjadi diriku seutuhnya.

Caranya yang unik dan berbeda dengan yang lain yang membuatnya mudah sekali meruntuhkan pertahananku yang dari dulu sudah aku bangun sedemikian rupa

Jujur, sebelum kedatangan Adji dan Ragil, sebenarnya sudah banyak yang menawarkan diri ingin menjadi kekasihku. Tetapi banyak diantara mereka yang gugur dan tidak mau maju lagi karena sikapku yang menunjukkan bahwa aku tidak ingin jatuh cinta

Walaupun aku sendiri tak tahu apakah Adji mencintaiku atau tidak karena dia tidak pernah mengungkapkannya scara langsung. Tetapi melalui perbuatannya, aku bisa tahu bahwa Adji mempunyai cinta itu dan tak perlu diungkapkan melalui kata-kata

Kalian tahu? Kalimat paling atas yang bercetak tebal dibawah nama setiap BAB, itu sebenarnya kalimat yang Adji ucapkan setiap kali dia sedang bersamaku. Aku sengaja menaruhnya dipaling awal setiap BAB karena aku ingin, bukan cuman aku yang termotivasi dengan kalimatnya, tetapi kalian yang membacanya pun juga ikut termotivasi

Aku hanya sedikit ragu ketika aku menuliskan cerita ini, karena aku takut nantinya bukan cuman aku yang jatuh cinta kepadanya, tetapi bisa saja kalian juga jatuh cinta kepada Adji.

Tapi untuk apa aku takut, kalau Adji sendiri yang bilang kepadaku bahwa aku adalah miliknya dan dia adalah milikku. Jadi silahkan kalian cari Adji diluar sana yang mirip dengannya.

Oh iya aku lupa, Adji terlalu istimewa sampai aku tak tahu apakah ada jelmaan nya di dunia ini yang menyerupai dirinya. Entah itu wajah ataupun tingkah lakunya

Sudah ah, aku tak ingin membuat kalian iri. Walau sebenarnya, beberapa judul ke depan aku akan makin memperlihatkan betapa istimewa nya seorang Adji dimataku.

Dan sekarang yang aku tau, kini rasa risih itu hilang menjadi rasa senang. Kini rasa cemas berubah menjadi bahagia. Dan kini rasa benci itu berganti menjadi sebuah nama cinta

Selamat tinggal Anugrah Saro Iman dan selamat datang Adji Gusti Racmanto.

🌄

In The SunriseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang