Caramu yang berbeda dalam memperlakukanku, itulah yang membuatmu istimewa dibandingkan dengan yang lain
🌄
"Maaf, aku terlambat" kataku didepan bis yang berulang kali aku ucapkan, sambil terus meminta maaf dan menundukan diri, tanda permintaan maaf yang sedalam-dalamnya.
Aku melihat semua orang di bis ini menatapku dengan geram, marah dan entahlah apa itu. Yang jelas tatapan mereka semua menandakan sebuah kekesalan
Bodoh kau Shinta! Sudah tau hari ini ada acara hiking. Kenapa semalam tidur larut yang akhirnya membuatmu menjadi bangun kesiangan?
Semalaman aku sibuk menulis sebuah cerita pendek tentang Adji. Sosoknya yang begitu istimewa dalam hidupku, membuatku ingin mengabadikannya lewat sebuah sastra
Dari dulu, aku memang sudah menyukai kegiatan menulis, terutama menulis karya tentang fiksi. Karena bagiku, lewat itu semua, aku bisa menciptakan duniaku sendiri. Dunia realita yang terkadang kejam kepada seorang gadis seperti diriku. Dengan menulis juga, aku jadi mempunyai pelarian disaat aku mulai jenuh terhadap dunia yang sesungguhnya.
Tetapi tak selamanya aku menulis dengan keadaan yang sedang tidak enak hati. Terkadang ada beberapa kisah berharga yang menurutku cocok untuk dijadikan sebuah karya. Termasuk ceritaku bersama Adji saat ini
Dengan perasaan yang masih sedikit bersalah, akhirnya aku berjalan ke bagian tengah bis, bergerak ke arah tempat duduk para sahabatku
"Shin, tempat duduknya udah ga ada lagi" kata Febri
Di semester lalu, aku duduk bertiga dengan Febri dan Regi. Sementara Dewi dan Dian duduk berdua disebelah kami. Namun sepertinya hiking ini pesertanya lebih banyak, sampai sahabat-sahabatku tak mampu menyediakan kursi kosong untuk diriku.
"Lalu gua duduk dimana? Gua ga mau pisah bis dengan kalian!"
"Ada kok de bangku kosong didepan sini" kata seorang pihak dari bis ini. Dia bernama Mba Ayu
Setelah aku lihat ke bangku kosong didepan, tepatnya di barisan kedua paling depan. Dan ternyata, bangku kosong itu ada disebelah Adji.
Baru saja semalam aku memujinya melalui sebuah cerpen, sekarang harus duduk berdua sebelahan dengan dia sepanjang perjalanan? Bisa mati gaya aku!
Tapi mau gimanapun juga, hanya itu pilihan satu-satunya. Daripada aku harus pindah bis, lebih baik duduk disitu. "Lagipula ini Adji, kalian berdua sudah saling dekat, lalu kenapa harus malu?" kataku pada diriku sendiri
Tubuhku yang pendek ternyata tak mampu untuk menaruh barang bawaanku dibagasi atas. Alhasil Mba Ayu lah yang membantuku.
Kok tumben ya Adji terlihat biasa saja? Dia juga ga menolong aku saat kesulitan. Ada apa ini? Ah mungkin hanya perasaanku saja!
KAMU SEDANG MEMBACA
In The Sunrise
Romance"Aku boleh minta sesuatu?" "Apa?" "Katakan bahwa kau mencintaiku!" "Tidak akan" "Kenapa? Apakah aku yang selama ini salah menilai bahwa kau mencintaiku?" "Penilaianmu tidaklah salah, aku hanya tidak ingin mengucapkannya. Aku ingin kau bisa merasa...