#26 - In The Sunrise

43 1 1
                                    

Manusia hanya bisa merencanakan, bukan menentukan. Jadi bersamanya kita hari ini, aku tak tau, apakah abadi atau hanya sementara

🌄

Aku ada dimana ini? Kenapa aku seperti berada di dalam tenda? Lalu tenda siapa ini?

Kepalaku terasa berat sekali ketika baru membuka mata. Aku tidak ingat sama sekali pada hal yang baru saja terjadi. Aku tidak ingat apapun. Dan kenapa aku berada didalam sebuah tenda?

Aku akhirnya keluar dari tempat itu, dan melihat apa yang sebenarnya terjadi. Ketika aku keluar ternyata banyak sekali yang memeluk diriku terutama sahabat-sahabatku dan mereka mengucapkan "akhirnya kamu sadar juga"

Ini sebenarnya apa yang terjadi? Aku benar-benar tidak tahu sama sekali.

Febri menyuruhku untuk kembali masuk ke dalam tenda. Karena kami sudah dekat sejak lama, maka aku memilih untuk satu tenda dengan Febri. Dan ternyata tenda ini adalah tenda kami berdua.

Aku protes kepada Febri karena aku baru saja keluar tenda kenapa sekarang aku disuruh masuk ke dalam tenda lagi?

"Feb! Kenapa lu suruh gua masuk kesini lagi? Kan gua baru aja keluar!" kataku
"Ini udah malam! Saatnya tidur!" balasnya

"Tapi Feb, kan belum ada acara api unggun? Bagaimana kita disuruh tidur tapi acara itu belum dilaksanakan? Apa tadi hujan?" tanyaku
"Sudah selesai acaranya!"

"Apa?! acaranya sudah selesai? .. Feb! sekarang ceritakan kenapa gua ga bisa mengingat kejadian hari ini? Kenapa tiba-tiba aja gua ada didalam tenda ini? Dan kenapa gua bisa melewatkan upacara api unggun?" tanyaku panjang lebar karena tak mampu ingat satu hal pun

Akhirnya Febri pun menceritakan apa saja yang terjadi hari ini, dan menjawab semua pertanyaan yang aku lontarkan kepadanya.

"Lu itu tiba-tiba aja jatuh pingsan Shin dan ga sadarkan diri pada saat perjalanan sampai di puncak hanya tinggal seperempat jalan lagi" jelas Febri

Yap aku sekarang ingat, terakhir kali aku merasa kepalaku sangat berat sekali, sangat berat sehingga aku tidak tahu apa saja yang aku lihat. Pandanganku kabur semua, semuanya hitam. Dan aku merasakan diriku sudah jatuh ke tanah.

Kata Febri aku seperti orang yang sedang koma, tidak bisa disadarkan sama sekali oleh apapun dan siapapun. Semuanya sudah melakukan berbagai macam cara untuk menyadarkan diriku, tetapi aku tidak kunjung sadarkan diri.

Febri pun akhirnya menceritakan apa saja yang terjadi mulai dari aku jatuh tak sadarkan diri sampai tersadar seperti sekarang ini. Dari semua cerita yang Febri ceritakan, ada satu bagian yang membuat aku sangat terkejut dan tercengang. Bagaimana tidak? Aku kira yang membawa diriku sampai ke dalam tenda adalah tim medis, tenyata aku salah. Tenyata orang itu adalah Adji. Ya, Adji orangnya.

Aku ingat, aku merasakan diriku ada yang membawanya. Karena pada saat itu aku setengah sadar setengah tidak, aku tidak bisa melihat siapa wajah yang membawa diriku. Aku hanya merasa orang itu adalah laki-laki. Aku masih tidak percaya bahwa Adji yang membawa diriku sampai di puncak ini

Dan yang lebih membuat aku terkejut adalah Adji yang bersikeras untuk tetap bersamaku dan tidak ingin meninggalkanku sendirian disini. Dia tidak ingin aku dibawa oleh tim medis. Dia ingin membawa diriku sampai di puncak apapun yang terjadi padahal dia sendiri masih dalam kondisi yang terluka akibat kejadian yang tadi. Serta ternyata Adji jugalah yang mendirikan tenda ini agar aku dapat tidur dengan nyaman dan aman.

In The SunriseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang