#18 - Jalan-jalan

24 1 0
                                    

Sehebat apapun rencana yang telah kita buat, jika Tuhan berkehendak lain, maka kita harus siap menerimanya dan percaya bahwa rencana Tuhan itu lebih indah dari apa yang bisa kita bayangkan

🌄


"Non bangun non!"

Terdengar suara bibi membangunkanku tetapi masih samar-samar ditelingaku

"Ada apa bi?" tanyaku yang masih setengah sadar untuk merespon kehadirannya

"Tuan Adji ada dibawah!" kata Si Bibi sambil terus berusaha membuatku tersadar seratus persen
"Emang ini jam berapa bi?" tanyaku lagi
"Jam 3 pagi non"
"Apa?!"

Dan setelah aku lumayan sadar, aku melihat jam di dinding kamarku dan memang benar, waktu baru menunjukkan pukul 03.02 WIB.

Ada apa Adji jam segini datang ke rumahku?

"Ya sudah non, bibi permisi dulu" ucap Si Bibi

Mau tidak mau aku harus menemui si tukang rusuh itu. Apa keinginan dia sekarang sampai membangunkanku di jam seperti ini, padahal ayam saja yang tugasnya membangunkan orang-orang belum jadwalnya mereka untuk tersadar.

Aku yang masih memakai baju piyama pun akhirnya mencuci muka dan turun ke bawah menemui Adji. Dia ternyata sedang duduk manis di sofa ruang tamu dengan mengenakan jaket kulit berwarna hitam dan celana training panjang

"Puas kamu mengganggu jadwal tidurku?" kataku dengan sedikit nada emosi

Aku hari ini masuk siang, dan ingin sekali rasanya bangun ketika matahari sudah sedikit naik. Tetapi karena orang ini, aku harus bangun bahkan ketika tugas dari rembulan belum selesai

"Marahnya nanti aja. Sekarang ganti bajumu, pakai jaket, dan ikut denganku!"
"Dji, ini masih sepertiga malam, mau kemana sih?" tanyaku karena penasaran mau kemana dia membawaku di jam segini

"Ke tempat yang belum pernah kamu datangi" ucap Adji
"Aku sudah 20 tahun hidup di Jakarta Dji, dan semua sudut kota ini sudah pernah aku datangi. Jadi ga mungkin jika ada satu tempat disini yang belum pernah aku kunjungi"

"Tapi belum pernah kan kamu datangi di jam seperti ini? Aku hanya ingin menunjukkan padamu Kota Jakarta saat malam hari"
"Kegilaan apa sekarang yang ingin kamu lakukan?" tanyaku lagi
"Ntahlah. Yang jelas berbeda dari sebelumnya" balasnya dengan wajah memohon agar aku tak menolak keinginannya.

Aku sebenarnya malas mengikuti keinginannya karena sekali lagi aku ingin kembali ke kasur dan melanjutkan mimpi indahku. Tetapi aku juga penasaran, kisah baru apa lagi yang akan dia bawa saat ini?

"Ya sudah aku ganti baju dulu. Tunggu!" kataku

Aku kembali ke kamar, menggosok gigi dan mengganti bajuku. Aku akhirnya memakai kaos berwarna hijau tosca dan bawahannya training biru panjang, tak lupa aku memakai jaket.

Rambutku aku sengaja ikat satu kebelakang, karena sehabis tidur hampir semua rambut seseorang pastilah menjadi kusut dan berantakan, dan aku tak punya waktu untuk merapihkannya.

Setelah semua dirasa beres, aku kembali turun kebawah dan siap menerima segala warna yang akan Adji berikan padaku saat ini

"Ayok, aku udah siap!" ajakku karena sudah tidak siap dengan rencananya kali ini
"Tumben rambutnya dikuncir?" tanyanya
"Kenapa? Tidak suka?"
"Terbalik. Justru aku sangat menyukainya!"

In The SunriseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang