9 - Gangwon-do ("Sabtu batal?")

761 102 4
                                    

Tadi siang kupikir salah satu dari orang rumah yang akan menjemputku. Entah Bunda, Ayah, atau bisa saja Kak Minho. Tetapi yang berada di dalam mobil kini seluruh pasukan. "Kok ngeroyok gini jemput Minhwa? hahaha."

"Ayah tuh, minta kita holiday." Sahut Bunda di sebelahku. Jadi posisinya adalah Kak Minho menyetir dengan ayah yang menemani di sampingnya. Kemudian aku dan bunda di belakang.

"Holiday in half of the day?" Coba pikir, liburan mana yang baru dimulai pukul 6 sore ini sedangkan akan berakhir nanti malam. Besok jumat, masih ada kegiatan rutin yang mesti dilaksanakan.

"Holiday sampai weekend ini. Sekolah tinggal jumat, kan? Mendingan bolos, Ayah serius mau ajak holiday." Jelas ayah, mobilnya terus melaju entah kemana.

"Lah, iya?" Tanyaku tidak percaya. "Aku gak bawa persiapan apa-apa loh ini, Yah."

"Ada bunda semua beres, Min." Timpal Kak Minho, "Kamu pikir kakak kuliah tadi? Gak. Kunci mobil disita ayah juga, hahaha!" Kak Minho ketawa.

Aku juga, ayah, dan bunda ikutan.

"Minhwa bisa, kan?" Ayah tanya, maksudnya apa aku sanggup bolos hari jumat saja. Orang tuaku berencana mengunjungi daerah pedesaan di Provinsi Gangwon. Kira-kira nanti kami akan menghabiskan waktu di salah satu resort kerja sama dengan hotel ayah.

"Iyaaaa... ini terlanjur jalan, ayah."

"Sorry sengaja!" Lagi-lagi ayah ketawa. Moodnya tampak bagus sekali. Tepat saat itu, mobil berhenti di salah satu restaurant cepat saji. "Pizza, oke?"

"Oke sekali." Sahut Kak Minho. Makanan kesukaannya ini.

Lalu tidak lama kami ber-4 memasuki restaurant yang begitu ramai. Ya, waktu yang pas untuk keluarga berkumpul seperti ini. Tidak ada yang salah sampai tiba-tiba orang tuaku menjabat tangan seseorang. Sama, sebuah keluarga pula.

Aku membelalak kaget. "Seokmin?"

***

Aku tidak pernah menyangka liburan ini akan menjadi sangat ramai. Maksudnya, ada Kak Minho saja sudah riuh, kini ditambah keluarga Seokmin yang super hedon. Tidak perlu aku jelaskan lagi bagaimana ayah dengan papanya Seokmin bertemu, kemudian ada bunda bersama mamanya Seokmin. Sekarang ada Kak Minho disatukan dengan cowok itu.

Mereka lebih ribut ketimbang alarm pagi mana pun.

"Hai." Seokmin datang menyapaku, "Apa kabar?"

Omong-omong, kami sedang ada di Private Lounge resort ini. Kebebasan akses kemana saja didapatkan ayahku. Beliau sengaja mengajak keluarga Seokmin karena dua pria itu bersahabat sejak dulu. "Hai. Iya, baik." Jawabku, senyum.

"Sekolah di Hannyoung gimana? Katanya kamu naik osis? Makin sibuk, dong."

"Hahaha begitu lah." Aku diam sejenak, "Kamu sendiri?"

"Gak beda jauh, gitu-gitu aja." Jawabnya. Aku mengangguk dan hening kemudian. Seperti masing-masing dari kami sengaja memberi jeda agar canggung mengisi.

"Minhwa."

Mendengar namaku dipanggil dengan suara bass milik Seokmin, cukup membuat jantungku berdebar tidak karuan. "Hm, ya?"

Tetap ada keheningan meski aku menyahut sesaat. "Bahagia aja sih aku, kita bisa berdua gini lagi."

"Hahaha iya, kan temen." Aku ketawa.

Toward Dusk | wonwoo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang