Hari itu

29 8 0
                                    

Suasana kamar yang lebih hangat daripada ruang TV itu terasa memelukku lembut. Kamar yang dicat dengan warna sky blue itu benar-benar terasa lembut ditambah sprei tempat tidur berwarna silver yang sangat halus menyatu kontras warnanya. Kamar itu tidak seluas kamarku di rumah namun terasa benar-benar hangat.

Sebelum tidur aku menelpon bunda di rumah.

"Halo assalamualaikum bunda.."

"Waalaikumussalam nak.."

"Bunda Yasmin sudah sampai di apartemen satu jam yang lalu.. bunda.. besok hari pertama Yasmin kuliah.. do'akan Yasmin selalu ya bunda.."

"Iya nak.. bunda akan selalu mendo'akan yang terbaik untuk Yasmin.. kamu juga harus lakukan yang terbaik ya nak.."

"Iya bunda pasti. Bunda.. disini sudah jam 10 malam.. yasmin tidur ya bunda.."

"Iya nak.. tidur yang nyenyak ya semoga mimpi indah.."

"Terima kasih bunda.. titip salam buat riri ya bunda.. assalamualaikum.."

"Iya nak nanti bunda sampaikan.. waalaikumussalam.."

Percakapan singkat dengan Bunda itu menenangkan hatiku sebelum tidur. Aku masih punya masalah dengan Insomniaku yang mengurangi waktu istirahatku setiap hari.

"Almost, almost is never enough
So close to being in love"

Lagu lembut dari Ariana Grande itu cukup membuat mataku mulai mengantuk dan tertidur dengan hati yang tenang.

_*_

Pagi itu tanggal 25 september 2020. Daun-daun di pohon terlihat berwarna kuning dan oranye yang terlihat cerah diiringi suara angin sepoi-sepoi dan ciutan burung di pagi hari yang mendamaikan hati.

Hari ketiga musim gugur di London terasa sangat damai. Aku sudah bersiap untuk hari pertamaku ke kampus dan Ayah juga bersiap ke bandara.

"Ayo Ayah.. sudah hampir jam 7 nih nanti Yasmin telat." Ucapku. Aku benar-benar tidak sabar.

"Iya sayang nih Ayah sudah siap kok." Jawab ayah sambil menarik koper dan membawa tasnya.

"Ayo Ayah kita berangkat sekarang.." ucapku yang membuat Ayahku terburu-buru.

"Aduh Yasmin.. kamu segitu tidak sabarnya.. nanti kalau barang Ayah ada yang ketinggalan gimana.. ingat kata tuan Edward kampus akan dimulai jam 7.30 A.M jangan buru-buru dong sayang.." ayah menjawab dengan nada agak tinggi.

"Maaf Ayah.." jawabku dengan bibir manyun.

Setelah Ayah selesai dengan semua barang bawaannya, kami pun berangkat bersama.

_*_

Saat itu sekitar jam 1 siang di Medan, Indonesia. Naila sedang nongkrong makan bersama Bima.

"Mama.. aku kangen mimin" gerutu Naila.

"Berapa kali kubilang jangan panggil aku Mama" jawab Bima kesal.

"Aku kan mau bikin panggilan manja jugak buat kamu.. susah kalo manggil 'Bima' gitu gak seru tauk.." jawab Naila dengan alasan panjangnya.

"Ihh kamu namaku kan cuma 4 huruf apa susahnya sih" gerutu Bima.

"Oh.. aku punya ide biar panggilan manjamu gak 'mama' aku panggil aja kamu 'bimbim'.. biar kayak suara klakson mobil.. hahaha.." jawab Naila dengan tawa besarnya.

"Kamu ada-ada saja.. mau telepon Yasmin?"  lanjut Bima. kali ini Bima tidak protes.

"Humm.. setahuku Inggris dan Indonesia itu lebih lambat 6 jam disana.. berarti kalau disini sudah jam 1 siang disana sekitar jam 8 pagi dong ya?.." Naila mempertanyakan asumsinya pada Bima.

"Iya kamu benar.. kata Yasmin hari pertama kuliahnya tanggal 25 september berarti hari ini dia kuliah dong dan jam 8 disana mungkin dia masih sibuk di kampus.. nanti saja teleponnya ya.." jawab Bima.

"Humm yaa baiklah" Naila setuju.

_*_

Kuliah hari itu hanya terasa spesial karena aku murid beasiswa. Aku belum mengenal banyak teman dan belum mengingat wajah mereka satu per satu.

Jam 4 P.M di London. Kuliah usai dan aku pulang ke apartemenku sendiri. Apartemen yang di beli Ayah itu sangat nyaman. Ayah bilang, Ayah tidak mau aku bekerja untuk membayar sewa kamar kos-an yang hanya kamar saja. Jadi Ayah bilang selagi ada cukup uang Ayah akan memberikan yang terbaik untukku. Ayah memang yang terbaik.

Saat aku memasuki gedung apartemenku yang hanya 5 lantai itu aku mendengar anjing tetanggaku menggonggong keras.

"Ya Allah.. ada anjing disini." Dalam hati aku kaget.

Namun aku harus menerima keadaan itu memang ini bukan negara yang mayoritas Muslim kan. Aku menaiki tangga sampai ke apartemenku di lantai 2.

"Hahh leganya hari ini cukup lelah.." aku bergumam sendiri sambil merebahkan tubuhku ke sofa di depan TV.

Jadwal mahasiswa baru disini tidak serumit di Indonesia namun terasa berbeda sekali. Jadi aku harus benar-benar menyesuaikan diri.

I wanna be your endgame
I wanna be your first string
I wanna be your A-Team
I wanna be your endgame, endgame

Lagu Taylor Swift itu terdengar keras dinyanyikan seorang pria di apartemen sebelah. Hal itu mengingatkanku akan satu hal yang belum ku lakukan.

"Oh iya aku belum menyapa tetangga-tetanggaku.. haduh jangan sampai mereka menganggapku sombong." Aku teringat sambil menepuk dahiku.

Aku beranjak ke dapur, membuka lemari es untuk melihat apa yang bisa aku bagi dengan tetangga-tetanggaku. Ada beberapa jenis sayuran dan bahan masak yang cukup lengkap.

"Ahh melihat sayur-sayur ini membuatku rindu 'bakwan' buatan Bunda.. aku bikin bakwan saja lah.." ucapku dalam hati.

Sore itu aku memasak bakwan dan setelah selesai aku langsung menempatkan bakwan itu di kotak makanan dan piring yang aku punya untuk dibagi ke tetanggaku.

"Tetangga di apartemen nomor 16 ternyata seorang ibu dan 3 anaknya yang sangat ramah.. sekarang ke apartemen nomor 18" ucapku dalam hati.

Tok..tok..tok..
"

excuse me.."


"Permisi.." aku mengetuk pintu dan memanggil pemilik apartemen itu.

"Oh we have guest.. wait a minute please.."

"Oh kita ada tamu.. tunggu sebentar.." jawab seorang pria dari dalam. Kurasa aku mengenal suara itu tapi aku tidak ingat pernah dengar dimana.

Pintu terbuka dan aku sangat kaget ternyata aku benar-benar mengenal orang itu.

tHEyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang