find

27 4 0
                                    

Setelah akhir pekan istimewa itu kelas kuliah Yasmin di mulai di hari senin. Di lorong jurusan International Relation (Hubungan Internasional) Yasmin mencari kelasnya. Saat Yasmin sudah menemukan kelasnya, ia duduk di bangku kedua dari barisan depan dan di pinggir dekat jendela.

Saat itu seseorang menyapa Yasmin. Seseorang yang warna matanya sama dengan warna rambutnya, cokelat hazel yang terlihat bening dan wajah yang cukup imut untuk seorang pria.

"Hey I'm Max Walter.. and you are...?"

"Hey aku Max Walter.. dan kamu...?" Tanya orang itu yang ternyata bernama Max.

"Ohh hey.. I'm Yasmin.. may I call you Max?"

"Ohh hey.. aku Yasmin.. bolehkah aku panggi kamu Max?" ucap Yasmin.

"Sure.. we'll be a class mate, nice to meet you Yasmin.. can I sit here?"

"Tentu.. kita akan jadi teman sekelas, senang bertemu denganmu Yasmin.. boleh aku duduk disini?" Tanya Max.

"Oh yeah nice to meet you too Max.. and that's up to you.. where you wanna sit.. then sit.."

"Oh yeah senang bertemu denganmu juga Max.. dan terserah padamu.. dimana kamu mau duduk.. duduk saja.." jawab Yasmin.

"By the way.. I'm a muslim too.. maybe we can be a best friend.."

"Ngomong-ngomong.. aku juga seorang muslim.. mungkin kita bisa menjadi sahabat.." ucap Max dengan nada bicara yang sangat lembut diiringi senyumnya yang imut dengan dua lesung pipinya.

"Wow that's great.. Sure we can be a best friend."

"Wow itu bagus sekali.. tentu kita bisa jadi sahabat." Jawab Yasmin dengan senyum manisnya.

Yasmin seorang gadis belasteran dengan wajah manis yang mirip dengan ayahnya yang keturunan Swedia, mata cokelat gelap dengan alis yang agak tebal membuat mata itu terlihat sangan cantik. Kulitnya putih bersih namun tidak seputih orang Eropa asli. Dia juga seorang muslim yang memakai jilbab panjang di negara mayoritas nonmuslim itu. Tentu Yasmin akan terlihat sangat menarik.

Saat jam istirahat dimulai pukul 1.30 P.M bertepatan dengan waktu Sholat Zuhur.

"Yasmin.. want you to go to the praying place with me?"

"Yasmin.. kamu mau pergi ke tempat Sholat denganku?" Tanya Max.

"Sure.."

"Tentu.." jawab Yasmin.

Ruang Sholat yang luas itu terasa sangat nyaman dengan desain Eropa klasik. Sholat Zuhur itu dilaksanakan berjamaah dengan beberapa mahasiswa Muslim lain dan dosen yang juga Muslim.

Saat selesai sholat.

"Max.. are you busy?"

"Max.. apa kamu sibuk?" Tanya Yasmin yang melihat Max menunggunya sambil bolak balik melihat handphonenya.

"Honestly.. I need to do something."

"Sejujurnya.. aku harus melakukan sesuatu." Jawab Max.

"then go first.. I still wanna stay here.."

"kalau begitu duluan saja.. aku masih ingin disini.." ucap Yasmin dengan senyum manisnya lagi.

"Ohh ok.. thanks Yas.."

"Ohh ok.. makasih Yas.." ucap Max.

"Ohh you shouldn't say thanks Max"

"Ohh kamu tidak perlu berterimakasih Max" jawab Yasmin dengan tawa kecil.

"Hehe.. see ya."

"Hehe.. sampai jumpa lagi." Ucap Max sambil melambaikan tangannya.

Yasmin pun membalas lambaian itu.

Yasmin duduk di pinggir ruang sholat itu, bersandar di dinding sambil membaca buku yang ia pinjam dari perpustakaan pagi tadi.

Sampai ia mendengar seseorang membaca Ayat Al-Qur'an dengan suara yang sangat indah. Yasmin pun beranjak karena rasa penasaran yang menuntunnya untuk melihat siapa orang itu.

Surah Ar-Rahman yang terdengar sangat merdu itu sangat menyejukkan hati dan menenangkan fikiran. Sampai Yasmin berdiri di depan pintu bagian pria di ruang sholat itu ia memandang dengan mata berbinar-binar. Tidak ada orang lain lagi di tempat itu, hanya Yasmin dan pria bersuara merdu itu.

Sampai pada ayat ke sepuluh, pria itu menyudahi bacaannya dan Yasmin masih duduk disana terpaku dalam ketenangan. Lalu pria itu berbalik menuju pintu keluar yang berada di dekat tempat Yasmin duduk.

"Umm.. sorry but this is a male area.. what are you doing here ladies?"

"Umm.. maaf tapi ini area pria.. apa yang kamu lakukan disini nona?" Tiba-tiba pria itu bertanya dan sedikit mengagetkan Yasmin yang sedang terpaku.

"Hahh.. ohh.. umm.. I.. I.. I just.."

"Hahh.. ohh.. umm.. aku.. aku.. aku hanya.." Yasmin terlihat kebingungan. Bagaimana bisa Yasmin menjawab bahwa ia sedang terkagum, tantu saja dia terlalu malu untuk mengatakan itu.

"Hey calm down I won't gonna bite you hehe.."

"Hey tenang aku tidak akan menggigitmu hehe.." ucap pria itu mencairkan suasana.

"Can we be friend?"

"Bisa kita jadi teman?" Tanya pria itu.

"Ohh yeah.. sure."

"Ohh yeah.. tentu." Jawab Yasmin.

"By the way.. my name is James.. James Martin.. and you?"

"Ngomong-ngomong.. namaku James.. James Martin.. dan kamu?" Pria itu memperkenalkan diri.

"I'm Yasmin.. Yasmin Syahfitri."

"Aku Yasmin.. Yasmin Stahfitri." Jawab Yasmin.

"Nice to meet you Yasmin.."

"Senang bertemu denganmu Yasmin.." ucap James.

"Nice to meet you too James.."

"Senang bertemu denganmu juga James.." Jawab Yasmin lagi.

James, pria berkulit putih tinggi berambut pirang dan bermata biru yang punya suara indah. Ia membuat Yasmin berfikir tentang Bundanya.

"seperti inikah perasaan Bunda saat melihat Ayah pertama kali?" Batin Yasmin.

tHEyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang