Setelah penerbangan panjang itu aku dan Ayahku sampai di London. Setelah menggunakan taksi beberapa menit kami sampai di Universitas yang menerima beasiswa ku.
Bangunan klasik khas Eropa yang memanjakan mata 360° itu membuatku terpana dan melakukan hal konyol. Aku mencubit tanganku sendiri seakan merasa semua ini masih dalam hayalanku.
"LONDON UNIVERSITY" tertulis dengan huruf kapital besar di atas gerbang masuknya.
"Kita masuk.." tanya ayah yang melihatku sangat terpesona.
Aku mengangguk pelan. Aku kehabisan kata-kata. Padahal aku berbicara sangat lancar di saat wawancara beasiswaku saat itu aku merasa sangat bangga menjadi anak lulusan jurusan IPS sejati. Rasa bangga itu yang membuatku sangat bersemangat menjawab pertanyaan beberapa orang yang mewawancaraiku waktu itu, dan semangat bangga itu masih kurasakan sampai saat ini.
Ayah menyelesaikan semua urusanku untuk masuk ke Universitas ini. Setelah semuanya selesai seseorang datang menghampiriku, seorang pria yang sudah tidak muda lagi namun belum terlalu tua. Pria itu memperkenalkan dirinya.
"I'm Edward Walter.. I'm guide here.. follow me, I'll show you every corner of this place."
"Saya Edward Walter.. saya penjaga di sini.. ikut saya, saya akan menunjukkan setiap sudut tempat ini untukmu" ucapnya dalam perkenalan singkat itu.
"I'm Yasmin syahfitri.. thanks a lot for your help sir Edward"
"Saya Yasmin syahfitri.. terima kasih banyak atas bantuan anda tuan Edward" jawabku.
Ayah ikut bersamaku dalam tour pertama ku di Universitas itu. Setelah selesai tour kami berterima kasih dan berpamitan pada tuan Edward dan beberapa Dosen yang sudah kutemui hari itu.
Aku dan ayah berangkat menuju apartemen yang akan aku tinggali. Kami pergi dengan taksi. Sesampainya di sana aku merasa tidak asing dengan gedung apartemen yang terlihat sangat manis dan hangat itu, namun aku tidak ingat pernah melihatnya di mana.
"Apartemen nomor 17.. barang-barangmu sudah di antar semua kesana. Malam ini ayah akan menginap dan besok hari pertama mu kuliah ayah akan pulang kerumah di Indonesia sebelum berangkat ke Australia minggu depan. Kamu bisa sendiri kan sayang.." ucap ayahku setelah selesai bicara pada pengurus apartemen.
"Iya ayah Yasmin bisa sendiri.. Yasmin kan sudah dewasa sekarang hehe.." ucapku.
Sebenarnya di dalam hatiku aku masih ingin ditemani ayah beberapa hari lagi tapi aku ingat pesan ayah dan bunda bahwa aku harus menjadi anak yang kuat. Aku tidak boleh manja sedikitpun.
_*_
Apartemen dengan 2 kamar yang sudah bersih dan rapi itu terasa benar-benar hangat dan nyaman. Aku tak menyangka udara London yang begitu dingin di luar tidak terasa masuk ke apartemen dengan penghangat ruangan kecil di dekat jendela ini.
Di malam yang tenang itu ayah memberiku banyak pesan dan semangat lagi. Seorang ayah adalah cinta pertama bagi setiap wanita di dunia ini. Hal itu yang selalu terlintas di pikiranku setiap aku memandang ayah.
"Ayah.. apa yang harus Yasmin lakukan jika seseorang menyakiti hati Yasmin. Yang Yasmin rasakan sebelum ini.. sakit fisik mudah di obati tapi sakit hati akan sulit sembuh ayah." Tanyaku pada ayah.
"Anakku sayang.. jika ada seseorang yang menyakiti hatimu telepon saja ayah.. jika bisa ayah akan datang membantumu. Namun jika tidak memungkinkan ayah akan menyalurkan kekuatan hati padamu nak.." jawab ayah dengan sangat lembut. Yang kusambut dengan anggukan lembut dan pelukan hangat pula.
Ayahku adalah pria yang selalu berkilauan. Saat siang hari rambut pirangnya akan berkilauan dan menyilaukan mata dan saat malam hari wajah putih bersihnya pun berkilauan dan memanjakan mata. Kata-kata yang terucap dari bibir tipis ayah itu pun semakin membuatnya berkilauan. Ayahku adalah idolaku. Aku sangat mengagumi dan mencintai ayahku.
Aku pun mengucapkan selamat malam pada ayah dan pergi ke kamarku sendiri saat ayah masih menikmati acara TV malam itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
tHEy
Randomaku wanita yg beruntung dapat menikmati sebagian waktu hidupku bersama mereka. aku tak ingin membayangkan saat hidupku harus berjalan kembali tanpa mereka. mereka secerah mentari dan sesejuk embun pagi.