«●»
"Sayang, nanti sore, Jennie imo yang akan menjemputmu, oke?" ucap Lisa sebelum ia membiarkan putranya masuk kedalam lingkungan taman kanak-anaknya. "Jangan pergi kemanapun kalau Jennie imo belum datang,"
"Kenapa?"
"Tidak boleh pergi dengan orang asing, ingat? Berbahaya,"
"Kenapa bukan eomma yang menjemput? Kemarin sudah dijemput Jennie imo,"
"Ah... eomma harus bekerja sore nanti, eomma harus mencari uang untuk membelikan Leo hadiah ulangtahun. Sebentar lagi ulangtahun Leo, apa yang Leo inginkan?"
"Sungguh?? Bukan karena eomma marah pada Leo dan tidak mau menjemput Leo kan?" tanya si bocah yang kini terlihat sedih. Iming-iming hadiah tidaklah lebih menarik dibanding keberadaan ibunya.
"Heish... mana mungkin eomma marah pada putra eomma yang tampan ini? Anniyo, eomma tidak marah... besok pekerjaan eomma selesai, jadi besok eomma akan menjemput Leo. Hari ini di jemput Jennie imo dulu ya?" bujuk Lisa sembari mengusap-usap punggung tangan putra kecilnya.
Usia Lisa baru menginjak 33 tahun sekarang, namun rasanya ia sudah hidup sangat lama semenjak putra kecilnya lahir. Selama lima tahun terakhir, hari-harinya tidak berlalu bergitu saja. Selama lima tahun terakhir, ada saja sebuah pelajaran yang diberikan si kecil Leo di tiap harinya.
Jiyong berdiri di balik pintu kaca apartementnya. Pintu kaca yang menghubungkan rumahnya dengan sebuah balkon kecil. Pria itu berdiri disana, memperhatikan si ibu yang benar-benar terlihat masih muda sedang berjalan bersama para ibu lainnya.
"Ajhumma yang satu itu terlihat seperti putri dari ajhumma-ajhumma lainnya," ucap Jiyong tanpa melepaskan tatapannya dari Lisa dibawah sana.
"Siapa?" tanya suara Gray yang tiba-tiba saja menabuh gendang suaranya.
"Ajhumma di AlphaO," jawab Jiyong tanpa mengalihkan pandangannya.
"Ah... dia cantik?"
"Hm... seperti fotonya, wajahnya tidak berubah. Masih seperti gadis 26 tahun,"
"Dia bergabung dengan AlphaO saat usianya 26 tahun?" tanya Gray dan Jiyong menganggukan kepalanya.
"Ya, sama seperti agen-agen biasa lainnya. Kau sudah sampai di markas AlphaO?" tanya Jiyong yang kini kehilangan objek pengamatannya. Si ibu muda sudah masuk kedalam gedung apartement dan keluar dari radius pengamatan Jiyong.
"Belum, agen Mino hanya membawaku ke tempat tinggalku,"
"Dia curiga?"
"Tidak, ada sesuatu yang mereka sembunyikan di markas,"
"Apa itu? Agen Mino tidak mendengar kita bukan?"
"Ya. Kau pikir aku bodoh membiarkan dia mendengar pembicaraan ini? Markas AlphaO benar-benar kacau. Aku merasa seperti di buang kesini, kurasa ketua tim benar-benar menghukum kita atas kejadian terakhir kali,"
"Kejadian yang mana? Menggoda putri bungsu perdana mentri? Atau yang sebelumnya?"
"Keduanya. Menggoda putri bungsu perdana mentri setelah mendekati kakaknya," jawan Gray disusul tawa kecil dari Jiyong yang kemudian berakhir dengan pertikaian kecil karena memperebutkan putri bungsu perdana mentri Italia yang mereka temui di Roma.
Sementara itu, setelah berusaha untuk tetap tenang bersama para ibu rumah tangga yang tinggal di lingkungan rumahnya, Lisa masuk kedalam rumahnya dan buru-buru bersiap untuk pergi ke markas timnya.
Seluruh persiapan menyambut tim AlphaB sudah selesai diurus, hanya saja, Lisa belum sempat mengganti bunga layu yang ada di meja kerjanya dan meja kerja Rose. Dengan sedikit bantuan Mino yang membawa AlphaB ke tempat tinggal mereka lebih dulu, Lisa dapat menyempatkan diri mengantar putranya serta mengurus tanaman-tanaman layu itu. Lisa tidak tahu sebesar apa kuasa AlphaB, hanya saja Seunghyun memberitahunya untuk melakukan semuanya dengan sempurna. Sehingga ia tidak punya pilihan lain selain menurutinya. Pekerjaannya belum juga stabil setelah dulu ia mengambil cuti selama 3 tahun.
"Mana mereka?" bisik Lisa begitu Mino datang dengan seorang pria dingin dibelakangnya. Sudah lewat jam makan siang ketika Mino dan pria itu datang.
"Hanya dia," balas Mino, yang juga berbisik. "Silahkan, ini markas kami dan ya, di lantai satu tadi ada restoran Prancis, kemudian di lantai 2 sampai lantai 6 adalah pusat perbelanjaan dan dari luar tempat ini terlihat seperti galeri lukisan,"
"Agen TOP masih menyukai lukisan?" tanya pria berwajah dingin itu setelah mendengar penjelasan Mino yang sedikit gugup. Ia dianggap kartu AS dalam timnya karena kemampuannya membuat rencan, bukan karena kemampuannya menjamu atasan. Didepan Gray, Mino benar-benar gugup.
"Ah. Dan ini agen Lisa, sekarang dia sedang mengurus kasus penyapan Walikota Seoul," ucap Mino sembari memperkenalkan Lisa pada pria yang terlihat dingin sekaligus angkuh disana. "Dan Lisa- maksudku agen Lisa ini-"
"Senang bertemu denganmu agen Lisa," potong pria itu yang kemudian berjabat tangan dengan Lisa. "Aku agen Gray, kau bisa memanggilku Gray, dan bagaimana kasusmu? Berjalan lancar?"
"Senang bertemu dengan anda tuan," balas Lisa yang langsung mengangguk untuk menjawab pertanyaan Gray mengenai kasusnya. "Sampai sejauh ini berjalan lancar, alat penyadapnya sudah di temukan, dan pelakunyanya pun sudah diketahui. Sekarang semuanya sedang pergi menangkap pelakunya," lanjut Lisa yang hanya ditanggapi dengan sebuah anggukan kecil dari Gray. Tentu saja Gray tidak benar-benar tertarik karena ia sudah mengetahui tengang kasus penyadapan itu dari Jiyong kemarin.
"Jadi," ucap Gray membuka pembicaraan setelah Mino mempersilahkannya duduk dan Lisa menyuguhkan segelas kopi untuknya. "Ada sedikit salah paham disini. AlphaO dan AlphaB tidak akan membentuk tim gabungan untuk kasus Ketua Lee Jaejin. Kami melakukan pertukaran, dalam artian, agen TOP, dan agen Rose akan bertugas menggantikan posisiku di Roma selama kita menangani kasus Ketua Lee,"
"Hanya kita bertiga yang akan menangani kasus Ketua Lee? Lalu bagaimana dengan kasus kami lainnya?" tanya Mino yang mulai kehilangan rasa gugupnya setelah Lisa membantunya dengan menyuguhkan secangkir teh hangat untuknya.
"Tentu saja tidak, kasus Ketua Lee bukan hanya sebuah kasus pembunuhan biasa, jadi seorang ketua tim baru akan dikirim kesini beberapa minggu lagi bersama agen Joon. Setelah mereka menyelesaikan sebuah misi yang lebih mendesak. Jadi untuk sementara, aku akan menggantikan ketua tim baru itu dan kita akan mulai mengerjakan kasus ketua Lee dengan mengumpulkan semua informasi. Mulai dari yang paling sederhana seperti kapan penembakan itu terjadi sampai siapa saja tersangka dalam kasus ini. Sampai disini, apa ada pertanyaan?"
"Siapa ketua tim baru dan bisakah aku bertanya pada ketua timku lebih dulu? Aku tidak meragukanmu hanya saja, kurasa aku perlu mendengar-"
"Kami tidak mempercayaimu karena beberapa hari lalu Agen TOP, ketua tim kami tidak mengatakan apapun mengenai pergantian ketua," potong Lisa sebelum Mino mulai kembali gugup dan kesulitan memilih kata-kata yang akan diucapkannya. Gray tersenyum, menatap Lisa dengan sebelah alis terangkat kemudian mempersilahkan kedua agen didepannya itu untuk menghubungi atasan mereka.
"Sedikit berlebihan memang kalau menyebutnya sebagai ketua tim baru. Dia hanya akan memimpin penyelidikan untuk kasus kematian ketua Lee," ucap Gray sebelum Mino selesai menelpon Seunghyun di ruang meeting.
"Dan siapa dia yang sejak tadi anda bicarakan?" tanya Lisa.
"Agen GD,"
"Apa ini seperti aku, agen Joon dan agen Mino di kirim untuk membantu kalian menyelesaikan misi kalian?"
"Ya, begitu kurang lebihnya,"
"Lalu bagaimana dengan kasus kami sendiri?"
"Kasus yang mana?"
"Semua kasus yang menjadi tanggung jawab AlphaO?"
"Seluruh kasusnya sudah di limpahkan pada AlphaB. Agen Lisa, agen Mino dan agen Joon hanya perlu fokus pada kasus ketua Lee,"
"Lalu kenapa agen Joon juga harus pergi ke Roma?"
"Kenapa kau mau tahu urusan agen lain?" ucap Gray, mengakhiri dialog ping pong yang sejak tadi mereka lakukan.
Gray tidak habis pikir kalau semua yang Jiyong ucapkan tentang wanita beranak satu itu ternyata sungguhan. Kemampuan Jiyong menilai memang tidak bisa di ragukan, pikir Gray. Gray harus bersyukur karena pagi tadi Jiyong merubah seluruh rencana mereka dan mengambil si ajhumma menjadi bagiannya. Gray tidak akan cukup sabar kalau harus berdebat dengan ajhumma dihadapannya itu setiap hari.
«●»
![](https://img.wattpad.com/cover/163813450-288-k881697.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Midnight Secret
FanfictionSebagian orang memulai harinya di pagi hari. Dan sebagian lainnya memulai harinya di tengah malam.