«●»
"Berhenti memarahiku! Memang aku tahu kalau AlphaB yang akan di temui ketua Lee adalah anak agen Yong?! Dia tidak mengatakan apapun dan tertembak disana! Kau juga tidak memberitahuku kalau kau anak agen Yong sampai kemarin! Aku bahkan tidak pernah tahu kalau kau, agen Yong dan Ketua Lee berhubungan selama ini!" bentak Lisa membungkam Jiyong yang sejak tadi memarahinya— karena tidak segera memberikan kunci itu padanya.
"Kau seharunya mencariku kalau Ketua Lee menyuruhmu menyerahkan kunci ini padaku!"
"Aku tidak tahu kalau anak agen Yong! Pernahkah kau melihat fotomu sendiri di rumahmu?! Bagaimana aku bisa mengenalimu kalau datamu bahkan tidak ada di database!" ucap Lisa membela dirinya sendiri. "Lagipula aku menaruhnya di makam appamu, di vas bunganya. Kalau kau mengunjunginya- setidaknya lima tahun terakhir ini, kau pasti akan menemukannya sendiri," gerutu Lisa, ia tahu ucapannya akan melukai Jiyong tapi dirinya sendiri pun kesal karena Jiyong terus menyalahkannya.
Jiyong tidak menjawab, ia hanya memacu mobilnya secepat yang ia bisa dan Lisa sendiri hanya duduk di sebelah Jiyong dalam diam.
"Kau tahu kunci apa itu?" tanya Lisa, sedikit berhati-hati kali ini, karena Jiyong terlihat benar-benar marah. "Apa yang kita cari benar-benar akan ada di sana?"
"Ya. Informan rahasia agen Lee adalah appaku,"
"Tapi saat itu appa sudah meninggal. Bagaimana... mungkin? Ketua Lee bertemu informannya di Roma lalu memberikan informasi itu padamu?"
"Bertemu seorang informan di Roma hanya rekayasa. Dia datang ke Roma, sengaja untuk menemuiku. Aku bekerja di Roma sejak appaku meninggal," jawab Jiyong. Ia terlihat marah namun tetap menjawab semua hal yang membuat Lisa penasaran. "Dan tidak pernah kembali kesini sejak saat itu,"
"Kau benar-benar jahat," gumam Lisa, mengingat bagaimana disaat-saat terakhirnya agen Yong sangat merindukan putranya namun tidak dapat memberitahu siapapun. "Kenapa harus lima tahun lalu? Apa file itu sangat penting lima tahun lalu? Lalu bagaimana dengan sekarang? Apa file itu juga penting sekarang?"
"Lima tahun lalu seluruh agen Alpha yang ada di Roma ditarik pulang. Seseorang mengincar kami. Beberapa agen sudah meninggal-"
"Apa ini ada hubungannya dengan agen dari Jepang? Saat aku disana aku bertemu seorang agen dari Jepang dan dia- dia mencoba membunuh seseorang saat itu. Aku menembaknya. Tapi- apa pertemuan pertama kita benar-benar di bar tattoo?" tanya Lisa yang mengingat turis yang dulu di selamatkannya dari Nana juga memiliki sebuah tattoo di belakang lehernya.
"Kita tidak punya waktu untuk membicarakan itu sekarang. Itu masalah pribadi dan sekarang aku harus mendapatkan file yang di tinggalkan appaku,"
"Anniyo! Ini penting! Di kastil atau apapun itu, tempat kita berpisah. Apa kau ada disana? Beberapa jam setelah matahari terbenam? Bersama seorang wanita yang menodongkan senjatanya padamu,"
"Bagaimana kau tahu? Tidak ada seorang pun yang ku beritahu soal itu,"
"Kau tahu siapa wanita itu?"
"Seorang agen, dari Jepang. Untuk nama aku tidak mengingatnya tapi aku ingat kalau dia sangat cantik,"
"Kau masih bisa mengingat wanita cantik disaat seperti ini?! Augh! Kau benar-benar pria berengsek!" keluh Lisa yang kemudian memukul Jiyong bersamaan dengan mobil didepan mereka yang mulai melambat kemudian berhenti di persimpangan.
"Ya! Kau tidak berhak memukulku setelah apa yang terjadi!" omel Jiyong sembari menginjak pedal remnya dengan sangat kuat. Pria itu tidak punya alasan apapun untuk menginjaknya sekuat itu, hanya saja, ia perlu melakukan sesuatu untuk meluapkan emosinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Midnight Secret
FanfictionSebagian orang memulai harinya di pagi hari. Dan sebagian lainnya memulai harinya di tengah malam.