Ending
«●»Dalam 1 minggu setelah peti itu terbuka, misi selesai. Jiyong yang terlihat sangat murung terus menjauhi semua orang. File yang di tinggalkan ayahnya sudah di konfirmasi, dan mereka pun sudah menemukan pembunuh Ketua Lee. Menurut file yang mereka dapatkan, negara mereka akan membeli berbagai perlengkapan perang dari berbagai negara. Namun beberapa oknum terlibat korupsi dan membuat negara membayar harga penuh untuk sebuah senjata bekas. Kemudian lima tahun lalu, seharusnya negara membeli sebuah nuklir dari Jepang. Namun karena isu di temukannya file ini— file yang membuktikan adanya kecurangan dalam jual beli itu— proses jual-beli di batalkan. Namun dalam prosesnya, beberapa agen tertembak dan ditemukan meninggal.
Kesimpulan itu menyelesaikan misi mereka. Kini tim gabungan itu hanya perlu memberikan salinan file yang mereka terima ke markas pusat. Kembali mengangkat kenyataan dalam proses jual beli itu dan membiarkan pemerintah yang menyelesaikan masalahnya.
Seharusnya mereka bergembira karena misi mereka selesai. Walau dengan sebuah kebetulan besar yang Lisa buat. Hanya saja, Jiyong satu-satunya orang yang terlihat murung.
Begitu misi selesai, AlphaO kembali ketempatnya, begitupun dengan Gray yang kembali ke timnya. Hanya Jiyong yang tidak kembali ke tempatnya. Pria itu mengajukan cuti untuk beberapa bulan kedepan untuk alasan yang tidak di mengerti semua orang. Jiyong bahkan berhenti menemui Leo dan Lisa begitu misi selesai.
Dan sekarang sudah hampir 1 bulan, Lisa tidak dapat lagi mengatasi Leo yang terus merengek ingin bermain dengan Jiyong.
"Jiyong samchon!" teriak Leo yang kemudian berlari melewati beberapa makam untuk menghampiri Jiyong yang sedang duduk di depan makam ayahnya.
"Astaga... orang-orang pasti berfikir kalau appamu baru meninggal kemarin oppa," ucap Lisa sembari mengekori Leo untuk menghampiri Jiyong.
"Oh! Annyeong," sapa Jiyong begitu Leo tiba-tiba memeluknya. "Aigoo... Leo sudah berat ya sekarang, sudah besar?" ucapnya sembari membalas pelukan Leo.
"Leo merindukan samchon... kenapa samchon tidak pernah menemui Leo lagi? Apa samchon marah pada Leo?" balas bocah itu tanpa melepaskan pelukannya dari Jiyong.
"Apanya yang tambah berat? Berat badannya turun karena setiap hari merengek ingin bertemu dengan samchonnya," komentar Lisa yang kemudian menaruh beberapa tangkai bunga yang dibawanya ke vas milik agen Yong.
"Appa, agen Lisa disini, putramu sudah datang... apa kau masih membutuhkanku? Katanya dia mengambil cuti jadi dia akan sering datang sekarang. Hhh... kurasa aku juga harus lebih sering mengunjungi makam appaku sendiri. Aku sudah kesana minggu lalu, dan sepertinya eommaku baru saja dari sana. Kuharap suaminya yang sekarang tidak akan memarahinya karena dia berkunjung kemakam appaku. Suaminya yang sekarang tidak akan melakukan itu kan? Ah... aku benar-benar khawatir tapi tetap tidak ingin menemuinya, bagaimana ini?" oceh Lisa pada makam dihadapannya, sementara Jiyong harus menanggapi semua ocehan Leo.
"Apa yang kau temukan di peti itu? Apa yang membuatmu terlihat putus asa begini?" tanya Lisa, gadis itu menyetir mobil Jiyong sementara Jiyong menemani Leo bermain game di kursi belakang. Lisa sengaja meninggalkan mobilnya di restoran keluarga Kwon dengan harapan dapat menumpang di mobil Jiyong, namun akhirnya tetap ia yang harus menyetir. Harapannya untuk duduk nyaman di kursi penumpang sudah pupus.
"Hanya barang-barang lama," jawab Jiyong. "Jangan mengajakku bicara, aku sibuk," lanjutnya sembari terus fokus pada game yang sedang dimainkannya bersama Leo.
Sudah saatnya Leo tidur siang ketika mereka tiba di rumah Jiyong. Jiyong memindahkan Leo yang tertidur di sofa ke dalam kamarnya kemudian meninggalkan bocah itu disana. Berjalan keluar untuk melihat Lisa, namun gadis ternyata gadis itu sedang membantu ibunya di restoran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Midnight Secret
FanfictionSebagian orang memulai harinya di pagi hari. Dan sebagian lainnya memulai harinya di tengah malam.