«●»
"Oh! Apa yang kau lakukan disini?!" seru Lisa sedikit terkejut ketika melihat Jiyong tiba-tiba berlari padanya. Padahal saat itu Lisa dan para ibu lainnya baru saja pulang setelah mengantar anaknya ke sekolah. "Kenapa berlari? Kau kabur dari rumah?"
"Anniyo, aku sedang berolahraga. Ikut aku," ucap Jiyong— sembari terus berlari ditempatnya berdiri. Tangannya terulur untuk menarik Lisa namun gadis itu menghindarinya. "Waeyo? Kau tidak bisa berlari dengan sandal? Ayolah, aku sedang buru-buru," lanjut Jiyong seakan tidak mengerti kalau sekarang para ibu teman-teman Leo sedang melihat mereka.
"Aku sedang sibuk," jawab Lisa sembari melirik para ibu yang kini melihat mereka. Berharap Jiyong akan mengerti dan untungnya pria itu tidak benar-benar bodoh.
"Ah... ini hari Jumat ya? Pertemuan dengan para tetangga? Aku juga tetang-"
"Heish," keluh Lisa. "Aku akan menyusul, bagaimana kalau kalian memulai pertemuannya lebih dulu?" tanya Lisa pada tiga orang wanita dan seorang pria yang berdiri disebelahnya.
"Ah tentu," jawab seorang wanita yang terlihat paling tua. "Tapi kau harus menyusul, ini pertemuan darurat, ya?"
"Ne... aku akan langsung menyusul kalian setelah ini," jawab Lisa yang kemudian menarik Jiyong pergi dari kerumuman para ahjumma itu. "Ada apa denganmu? Harusnya kau tetap disana dan membantu eommamu,"
"Heish... eomma yang menyuruhku pergi bekerja, apa yang darurat? Aku baru tahu ada sesuatu yang darurat diantara para ahjumma,"
"Terius,"
"Kau masih berhubungan dengannya?"
"Siapa yang membuatku harus mencari informasi darinya?" ucap ketus Lisa membuat Jiyong hanya dapat tersenyum. "Kali ini aku benar-benar sibuk, apa yang kau inginkan? Dan kita bisa bertemu di markas dua jam lagi Ketua tim,"
"Heish... kau masih marah karena kemarin? Ayolah itu hari pertamaku, aku harus membuat kesan yang baik, iya kan?" ucap Jiyong sembari mengulurkan tangannya untuk meraih tangan Lisa. "Maaf nona manis,"
"Ada apa denganmu?" tanya Lisa sedikit ketus sembari melihat tangan Jiyong yang meraih tangannya.
"Bersikap manis tidak berhasil?" tanya Jiyong dan Lisa menggelengkan kepalanya. "Hhh... lalu apa yang harus ku lakukan?" lanjutnya sembari melepas tangan Lisa kemudian memasukan tangannya kedalam saku celana olahraga yang dipakainya.
"Kenapa kau seperti pria yang baru saja ketahuan selingkuh? Pergi saja, kerjakan pekerjaanmu sendiri, kau tidak sibuk?"
"Sibuk. Tentu saja sibuk. Kau pikir aku pengangguran," gerutu Jiyong
"Lalu kenapa kau ada disini tuan? Kerjakan urusanmu kalau kau memang sibuk,"
"Aku butuh bantuanmu, karena itu aku datang kesini," jawab Jiyong setelah beberapa detik ia hanya diam. Setelah beberapa detik ia menimbang-nimbang permintaannya. "Tapi ini pertolongan jangka panjang, jadi kau harus memikirkannya dengan- dengan sangat baik sebelum memutuskannya,"
"Apa kau baru saja membuat masalah? Dengan eommamu? Kemarin? Aku dengar dia memakimu kemarin,"
"Aku tahu pekerjaanmu tapi kau tidak boleh menguping-"
"Dasar anak nakal!" potong Lisa membuat Jiyong membulatkan matanya. "Eommamu mengatakan itu dengan sangat keras, Leo saja mendengarnya,"
"Heish... aku tidak bisa mengatakannya, pergilah menemui para ajhumma itu, kita bisa bicara lagi nanti," ucap Jiyong yang kemudian pergi meninggalkan Lisa saat itu juga. Membuat Lisa sedikit terkejut namun kemudian meneriaki Jiyong dengan beberapa makian karena pria itu sudah membuang-buang waktunya dengan pembicaraan tanpa makna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Midnight Secret
FanfictionSebagian orang memulai harinya di pagi hari. Dan sebagian lainnya memulai harinya di tengah malam.