«●»
"Halo nona manis?" sapa Jiyong begitu menjawab panggilan Lisa. Ucapannya sukses membuat Lisa berdecak kesal.
"Nona manis katamu? Tsk! Berhenti menggodaku, dasar pembohong-,"
"Aaa... kau marah? Wae? Kenapa kau marah? Aku tidak berselingkuh atau semacam-"
"Ya! Berhenti mengatakan omong kosong dan cepat kesini sekarang! Aku sedang bersama eommamu!" seru Lisa, menyela ucapan Jiyong sembari melihat kedalam restoran. Melihat nyonya Kwon yang sedang menemani Leo melihat ikan di akuarium.
Begitu panggilan Lisa berakhir, Jiyong menatap heran pada layar ponselnya. Tidak benar-benar mengerti kenapa Lisa terlihat marah dan sedikit ragu mengenai Lisa yang mengatakan kalau ia sedang bersama ibunya sekarang.
"Ada apa?" tanya Gray, menatap heran pada Jiyong yang seharusnya sedang menghubungi Joonyoung. "Kenapa kau menyebut Joonyoung nona manis?"
"Aku tidak sedang bicara dengan Joonyoung. Ya. Apa kau memberitahu semua orang kalau aku putra agen Yong?" tanya Jiyong tapi Gray hanya menggeleng pelan, sedikit ragu untuk berbohong atau mengatakan yang sebenarnya. "Heish! Berhentilah mengatakannya pada semua orang!" omel Jiyong ketika matanya menangkap sebuah anggukan kecil dari Mino.
Dengan buru-buru, Jiyong meraih kunci mobil Gray diatas mejanya kemudian berlari keluar.
"Aku harus makan malam dengan tetanggaku, kalian makan malam saja sendiri dan hubungi Joonyoung!" pesan Jiyong sebelum ia berlari meninggalkan markas mereka. Ia harus cepat sampai di restoran ibunya karena khwatir Lisa akan memakai ibunya untuk melampiaskan rasa marahnya.
"Ada apa dengannya hyung?" tanya Mino penasaran. "Dan siapa tetangganya?"
"Lisa. Dia sangat hebat dalam pekerjaannya, tapi punya satu kekurang,"
"Apa itu?"
"Dia selalu menyukai rekan kerja wanitanya. Tidak untuk sebuah hubungan yang serius, tapi kau akan sering melihat yang seperti ini nanti. Dia selalu berlaga keren, tapi akan berlari seperti tadi untuk semua gadis cantik yang menarik perhatiannya,"
"Seperti selingan saat bekerja? Agar tidak gila memikirkan semua kasusnya?" tanya Mino dan Gray mengangguk. "Mencari wanita di tempat lain butuh waktu lebih lama jadi dia memilih rekan kerjanya? Bertemu setiap hari saat bekerja bisa mempercepat proses hubungan mereka, begitu?"
"Ya, dan selalu begitu setiap kali ada misi baru,"
"Lalu saat misi selesai?"
"Hubungan itu juga selesai. Mind control katanya, misi selesai maka perasaannya untuk wanita itu juga akan selesai. Bersiap untuk misi baru, berarti bersiap untuk perasaan baru, hubungan baru dengan wanita baru,"
"Berengsek," komentar Mino sembari menggelengkan kepalanya.
"Dia tidak peduli dengan sebutan-sebutan itu," jawab Gray acuh. "Selama perkerjaannya selesai, dan dia tidak pernah gagal dalam misinya,"
Sementara Jiyong butuh waktu 1 jam untuk sampai ke restoran ibunya, Lisa justru sudah selesai membantu nyonya Kwon mengurus restorannya yang mulai ramai karena sudah saatnya makan malam.
"Eomma... eomma..." panggil Leo yang sedang bermain lego disalah satu meja paling dekat dengan kasir. "Halmeoni... Leo haus, boleh Leo minta minum?" tanya Leo karena nyonya Kwon yang pertama mendengar suara Leo itu. Lisa sedang mengantar makanan untuk salah satu pengunjung ketika Leo memanggilnya.
"Sebentar ya sayang," ucap Nyonya Kwon yang kemudian mengambilkan segelas jus jeruk untuk Leo. "Ini, minumlah,"
"Wah... ahjumma, apa ini cucumu? Tampan sekali," komentar seorang pelanggan yang datang kekasir untuk membayar. Sementara nyonya Kwon hanya tersenyum mengiyakan. "Siapa namamu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Midnight Secret
FanfictionSebagian orang memulai harinya di pagi hari. Dan sebagian lainnya memulai harinya di tengah malam.