«●»
Kali ini di sebuah cafe, di sebuah meja kecil dengan dua kursi di sudut cafe. Ada dua gelas kopi panas yang aromanya sangat menenangkan di depan mereka.
"Lama tidak bertemu, bagaimana kabarmu?" ucap Jiyong membuka pembicaraan diantara mereka. Sejak semalam mereka hampir bersetubuh dan melihat Mind Control masing-masing, keadaan jadi terasa sangat canggung. "Haruskah aku menanyakan itu dulu?"
"Aku tidak percaya kita akan bertemu lagi seperti ini," jawab Lisa tanpa sanggup menatap Jiyong. "Ku pikir, setelah meninggalkan Roma, aku tidak akan bertemu denganmu- heish... anniyo, sebenarnya aku tidak mengingat wajahmu sama sekali setelah malam itu,"
"Aku juga tidak mengingat wajahmu sama sekali setelah malam itu," jawab Jiyong dengan nada yang sama seperti Lisa. Keduanya terkejut, kalau lima tahun lalu mereka pernah bertemu di tempat seorang seniman tattoo. Keduanya terkejut, kalau lima tahun lalu ternyata mereka pernah membuat keributan bersama di tempat seorang seniman tattoo. Lima tahun lalu mereka membuat tattoo yang sama, bersenang-senang bersama untuk melupakan masalah masing-masing dan berpisah tanpa sempat berkenalan— karena memang tidak pernah berencana untuk bertemu lagi.
Tapi sekarang mereka lebih terkejut lagi karena mereka akhirnya bertemu— lagi.
"Kenapa rasanya jadi aneh begini?" tanya Jiyong kemudian terkekeh dan meraih gelasnya, meminum kopinya yang mulai kehilangan panasnya.
"Rasanya memang aneh, setelah aku tiba-tiba mengenali tattoomu itu semalam," jawab Lisa yang hanya menyentuh pinggiran gelasnya, merasakan hangat dari gelas itu di telapak tangannya. "Padahal aku tidak pernah berencana bertemu dengan pemilik mantra satunya,"
"Kenapa harus membukanya sebelum memulai apapun? Sayang sekali, harusnya aku menyelesaikannya dulu sebelum melihat mantra itu,"
"Tsk... hanya itu yang kau pikirkan? Ya... baiklah... pria tetap saja pria, urusan di bawah pusar pasti lebih penting dari apapun,"
"Wae? Apa maksud ucapanmu? Baiklah?"
"Baiklah, kurasa aku tidak perlu merasa canggung lagi? Karena sepertinya tidak ada hal penting yang terjadi dan perlu kita bicarakan. Selain Mind Control, aku benar-benar tidak ingat apa yang terjadi lima tahun lalu. Apa yang ku makan bulan lalu saja sudah tidak bisa ku ingat,"
"Kau berharap kita melakukan sesuatu lima tahun lalu? Heish... aku tidak melakukan sesuatu dengan sembarang orang, kita hanya bertemu saat membuat tattoo, sedikit mengobrol kemudian berpisah di depan Katedral," jawab Jiyong. "Hanya itu yang ku ingat. Dan sekarang kita harus berpisah lagi,"
"Kenapa?"
"Kenapa? Kau tidak ingin berpisah denganku lagi?"
"Tsk... percaya diri sekali," gerutu Lisa. Padahal suasana mulai mencair tapi Jiyong sudah mengatakan kalau mereka akan berpisah lagi. Sedikit mengecewakan sebenarnya. "Aku hanya perlu tahu kemana kau pergi jadi bisa memberitahu Leo, dia akan marah kalau aku membohonginya,"
"Pekerjaan membuatku tidak bisa memberitahumu kemana aku akan pergi," jawab santai pria di hadapannya. "Tapi kalau kau mengundangku makan malam dirumahmu, aku tidak keberatan untuk mampir sepulang kerja nanti,"
"Dimana tempatmu bekerja?" tanya Lisa, pertanyaan yang keluar begitu saja. Membuat Jiyong yang sudah berdiri, mengulurkan tangannya untuk menyentuh dagu Lisa, menarik perlahan dagu gadis itu agar menoleh dan menatapnya. "Apa?"
"Kenapa kau jadi terlihat menggemaskan? Kau tidak boleh terlihat menggemaskan begini," ucap Jiyong membuat Lisa menunjukan wajah herannya. "Begitu lebih baik, sampai bertemu nanti nona," pamit pria itu yang langsung pergi meninggalkan Lisa sendirian disana.
Seperginya Jiyong, Lisa memutuskan untuk pergi ke markasnya. Anaknya masih akan berada disekolah sampai jam 2 siang nanti dan tidak ada pekerjaan rumah yang harus di lakukannya.
"Kemana dia akan pergi oppa?" tanya Lisa karena melihat Gray berlari pergi ketika ia datang. "Sepertinya buru-buru,"
"Menjemput ketua misi kita," jawab Mino sembari sibuk membereskan berkas-berkas yang berantakan di mejanya. "Kedengarannya ketua misi kita sangat marah dan Gray hyung pergi untuk menemuinya setelah menerima panggilan itu,"
"Hhh... kurasa misi kita akan sedikit sulit kali ini... lalu apa yang harus kita lakukan?"
"Membersihkan semua ini? Argh! Aku merindukan Seunghyun hyung... dan Rose... selalu dia yang membersihkan semua ini," keluh Mino sembari terus bekerja membereskan mejanya yang berantakan karena penuh dengan berbagai berkas.
Pria itu terus mengeluh bahkan setelah Lisa membantunya.
Sementara itu ditempat lain, di sebuah night club belum beroperasi, Jiyong duduk di depan meja bar. Sendirian tanpa seorangpun yang melayaninya sampai Gray datang dengan sedikit berlari, sedikit terburu-buru.
"Aku sudah mengkornifmasi Mino tidak memilikinya! Apa maksudmu bukan Lisa yang memiliki file itu juga?! Apa yang kau lakukan dengannya?! Kau tidak jatuh- augh! Kwon Jiyong! Kenapa kau selalu jatuh untuk-"
"Dimalam sebelum kejadian itu, dia bersamaku. Di bar tattoo, kau bisa mengkonfirmasinya kalau tidak percaya, Joonyoung masih di Roma? Suruh dia mengkonfirmasinya," potong Jiyong sebelum Gray menyelesaikan omelannya.
"Apa katamu?"
"Aku baru ingat semalam. Kalau dimalam sebelum Ketua Lee Jaejin meninggal, aku bersama dengannya. Kami mabuk dan membuat tattoo bersama. Waktu itu aku tidak sempat menanyakan namanya dan kami berpisah begitu saja. Aku juga lupa kalau aku pernah bertemu dengannya sebelumnya. Aku baru mengingatnya saat melihat tattoonya semalam. Sudah cukup jelas?"
"Heish... berarti kita harus mulai lagi dari awal?"
"Kau sudah memulainya bersama Lisa dan Mino, kita bisa melanjutkan itu,"
"Kami belum menemukan apapun," tegas Gray membuat Jiyong membuang kasar nafasnya. "Aku sudah memaksa Lisa mengingat kejadian waktu itu dan dia tidak merasa menerima apapun yang penting dari Ketua Lee, Mino juga sama,"
"Bagaimana dengan Terius? Menemukan sesuatu?"
"J International, yang ditanyakan Terius pada Lisa, mereka terlalu bersih dan sedikit mencurigakan. Mereka memakai ramalan horoscope untuk berbisnis,"
"Bisnisnya?"
"Menjual tas berisi uang suap, tasnya tidak seberapa tapi tas itu membawa pemiliknya kepada ratusan juta dollar,"
"Untuk saat itu, kita mulai dari sana. Aku baru saja pergi ke markas pusat dan markas pusat sedang sibuk dengan perdebatan antara membeli pesawat jet dari Amerika atau Jepang," Jiyong bangkit dari duduknya, membuat Gray yang baru saja duduk mengeluh lagi. "Ayo pergi ke markas AlphaO, aku ingin memberi kejutan pada ahjumma sebelah rumahku,"
«●»
KAMU SEDANG MEMBACA
Midnight Secret
FanfictionSebagian orang memulai harinya di pagi hari. Dan sebagian lainnya memulai harinya di tengah malam.