Epilog

2.9K 289 26
                                    

«●»

340 hari kemudian.

"Eomma!!" teriak Leo sembari berlari menghampiri ibunya yang baru saja kembali setelah satu malam tidak pulang dengan alasan pekerjaan.

"Leo! Astaga! Putra eomma... apa yang sedang kau lakukan disini?" tanya Lisa karena ia menemukan Leo sendirian di depan gedung apartement.

"Menunggu appa mencari anjing peliharaannya Joonhe," jawab bocah itu sembari menunjuk seorang pria yang sedang mengamati segumpal bulu dekat sebuah lubang di belakang tanaman pagar depan gedung apartemen.

Lisa menghela nafasnya kasar. Meraih sandal yang di pakai Leo kemudian melemparnya pada pria itu.

"Ya!" seru pria itu begitu merasakan sebuah sandal karet mengenai kepalanya. "Tidak bisakah kau memberi salam dengan benar?! Augh! Dasar gadis bar bar menyebalkan!" protes pria itu namun tetap mengambil sandal karet Leo dan menghampiri mereka.

"Hehehe... appa dimarahi eomma lagi," ledek Leo sembari melihat Jiyong yang memgangguk dengan ekspresi memelas sembari memakaikan sandalnya.

"Augh! Kembalilah bekerja... kenapa kau menyianyiakan kemampuanmu disini??" keluh Lisa yang kemudian berjalan masuk kedalam gedung apartementnya dan masuk kedalam lift. "Atau beri sedikit kemampuanmu untukku..."

"Wae? Kau dimarahi lagi? Oleh Seunghyun? Atau Joonyoung? Kenapa lagi kali ini?" tanya Jiyong yang mengekori Lisa dan kemudian merangkulkan lengannya di pinggang wanita itu. "Berhentilah bekerja kalau sudah lelah dimarahi,"

"Kenapa eomma dimarahi? Apa eomma mengganggu teman eomma di tempat kerja?" tanya Leo yang kemudian Jiyong jawab dengan sebuah anggukan. Pria itu mengiyakan pertanyaan Leo dan membuat Leo berdecak kemudian menggeleng. "Tsk... eomma tidak boleh mengganggu orang lain agar tidak di marahi," tegur Leo sembari menepuk-nepuk bahu wanita yang menggendongnya. Membuat Lisa melirik sinis pada Jiyong yang hanya menaikan bahunya berpura-pura tidak mengerti situasi disana.

"Akh!" pekik Jiyong karena kaki Lisa yang baru saja menginjak kakinya tepat sebelum pintu lift terbuka.

Matahari akhirnya terbenam, bersamaan dengan Lisa yang sudah selesai menyiapkan makan malam untuk mereka bertiga. Malam ini wanita itu menyiapkan berbagai masakan rumahan untuk Jiyong dan Leo.

"Woah... tidak biasanya ada banyak makanan begini, kau membelinya disuatu tempat?" tanya Jiyong yang sekarang sudah sangat tahu kemampuan memasak Lisa. Jiyong sangat tahu kalau Lisa tidak berbakat dalam urusan dapur.

"Woah! Ini seperti masakan halmeoni!" komentar Leo yang berlari dari kamarnya, Jiyong baru saja menyuruh Leo memakai sendiri pakaiannya.

"Waahh... Leo pintar," jawab Lisa sembari memberi tatapan meledeknya pada Jiyong. "Bagaimana bisa kau tidak mengenali masakan eommamu sendiri? Tsk... dasar anak nakal," ucapnya pada Jiyong sementara Leo hanya terkekeh dan bergerak untuk duduk ditempatnya.

"Eomma... masakan halmeoni benar-benar enak, tidak bisakah eomma memasak seperti ini juga?" tanya Leo sembari memakan makanan di piringnya.

"Sekarang Leo sudah besar, dia bisa menilai mana makanan enak dan tidak," balas Jiyong, balas meledek Lisa.

Makan malam selesai dan malam terus berlalu. Lisa kembali ke ruang tengah setelah memindahkan Leo yang tertidur kedalam kamarnya. Wanita itu duduk kembali di sofa, menginjakan kakinya diatas perut Jiyong yang berbaring di karpet. Pria itu sedang menemani Leo menonton kartun sebelum Leo kemudian tertidur dan Lisa memindahkannya.

"Lelah?" tanya Jiyong sembari memijat pelan kaki Lisa.

"Hm... aku berlari semalaman karena kehabisan peluru," jawab Lisa yang kemudian mengganti channel TVnya, menggantinya menjadi siaran berita. "Tapi tidak terluka, aku berhasil mengejarnya dan misinya berhasil,"

Midnight SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang