BAGIAN SEMBILAN BELAS

21.7K 1.3K 36
                                    

Hermawan dan istrinya duduk dengan menahan amarah dikediaman keluarga Wijaya. Mereka sedang menunggu tersangka utama tiba.

"Assalamualaikum.."

Ambar menatap tajam pada sosok gadis yang baru saja memasuki ruang tamu kediaman Wijaya. Perlahan tapi pasti, Ambar menlangkah maju lalu menampar gadis itu.

Tamparan yang amat keras sampai membuat wajah sang gadis memerah, menambah luka lebam pada pipinya yang belum sembuh betul.

"Bu Ambar, apa maksud anda menampar putri saya ?" Tanya kepala keluarga Wijaya. Surya Wijaya.

Ambar hanya memandang berang pada gadis yang baru saja ditamparnya itu.

"Maksud saya ? Putri anda itu sangat kejam Tuan Wijaya. Bagaimana bisa karena rasa cintanya pada putra saya sampai dia rela melenyapkan sepupunya sendiri."

Sofie, gadis yang baru saja ditampar oleh Ambar hanya berdiri dengan membeku. Difikirannya kini adalah, bagaimana bisa Ambar dan Hermawan tahu ?.

Arta memandang Sofie dengan pandangan aneh, tidak percaya bahwa putrinya melakukan hal kotor seperti itu. Hingga tiba-tiba saja tangannya pun mendarat pada wajah Sofie.

Sedangkan Sofie yang mendapat tamparan seperti itu dari ayahnya hanya tersenyum kecil, seakan tamparan itu taj berarti apa-apa.

"Atas dasar apa tante nudah saya seperti ini ?" Tanya Sofie dengan santai, tak peduli pada rasa sakit dan kebas pada pipinya.

"Karena kami punya bukti Sofie, kami punya rekaman video saat kamu membuat rem mobil Mariska blong, saya tidak menyangka bahwa seseorang yang sudah saya anggap seperti putri saya sendiri tega melakukan hal kotor seperti itu. Kami hanya menganggap kamu keluarga saja, makanya kami tidak membawa kasus ini kepengadilan."

Hermawan memandang kosong pada Sofie, lain halnya dengan orang tua Sofie, Surya Wijaya dan Mini Wijaya. Mereka menatap berang pada anak mereka. Dan dengan tanpa perasaannya, Ranti yang sedari tadi berdiri didekat tangga menghampiri Sofie dan memukuli anaknya itu.

"Dasar kamu Sof, tega-teganya kamu membunuh Tante, Om dan juga sepupu kamu. Apa yang ada dikepala kamu hah ?"

Ranti berhenti memukuli putrinya saat Ambar menahan tangannya yang masih berniat memukuli Sofie.

Air mata Sofie sudah menggenang di pelupuk matanya, hanya perlu mengedipkan mata saja maka air itu akan jatuh. Menahan rasa sakit ditubuhnya juga batinnya.

"Iya, aku emang lakuin itu, aku yadi penyebab kematian Riska. Dan kalian tenang aja. Aku udah lapor sama pihak kepolisian, paling benar lagi pihak polisi akan kesini untuk nangkap aku. Jadi nggak perlu cemas."

*
*
*

Suasana pengadilan pagi ini amat memanas, Tuan Hermawan sebisa mungkin menahan amarahnya. Apalagi saat dia mengetahui fakta yang sangat mengejutkannya dan juga semua keluarganya.

Fakta bahwa ternyata yang melenyapkan mendiang besan dan menantunya tak lain adalah saudaranya sendiri. Harun Haling.

Dan bodohnya dia, dia sama sekali tidak menyelidiki hal itu sebelum mendatangi dan menuduh Sofie yang bukan-bukan.

Ternyata benar, penyesalan selalu hadir dibelakang. Itulah yang kini mereka rasakan, Ambar justru menatap tangan yang dia gunakan untuk menampar Sofie dengan lirih.

Begitu pula dengan Tuan Arta dan Mini Wijaya. Belum lagi, Sofie tak pernah muncul sejak kejadian itu.

"Dengan segala bukti yang ada, Harun Haling dijatuhi hukuman 10 tahun penjara."

Tok tok tok

*
*
*

Flashback On
Dalam rekaman yang diperlihatkan Cakka, tampak mobil Audi yang sama dengan yang dikendarai Riska saar kecelakaan. Disana tampak juga Sofie yang sedang melakukan sesuatu dengan mobil itu. Dengan melihat saja Alvin yakin bahwa Sofie memotong kabel rem mobil itu. Dilihat dari posisinya saat ini.

✅Cinta yang UTUH [END] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang