Dia hampir yakin akan mendapatkan setidaknya satu teks di ponsel, sebagai ucapan terima kasih atau sapa sederhana lain. Benaknya juga sudah menyiapkan deretan kecil kalimat yang akan dia sampaikan sebagai jawaban. Dengan begitu, dia akan memiliki kesempatan untuk bertemu kembali pada gadis dengan penutup kepalanya. Hingga pagi muncul, tak ada satupun SMS pun, kecuali tentang meeting dan hal-hal lain dari daftar kontak pemuda itu di Seoul.
Apa yang salah?
Chanyeol mengerutkan kening.
Terkait perempuan, dia jarang keliru mengartikan sikap mereka. Dan kemarin, hatinya membisikkan mereka berdua sama-sama nyaman berbicara. Sebuah awal yang baik.
Rasanya, sebagai lelaki Korea yang mungkin tidak banyak dikenal gadis itu setelah tiba di Seoul, dia pun telah memberi kesan simpatik.
Kemudian, kenapa tak ada kabar?
Ada sesuatu dari cahaya mata gadis berpenutup kepala itu yang membuat hatinya berdetak. Sepasang mata dengan kelopak lebar dan tatapan yang memancarkan semangat, sekaligus, jika ia tidak salah-- sebersit kesedihan yang coba disembunyikan.
Sorot mata yang menggerakkan mulutnya untuk tidak berhenti tersenyum, sesuatu yang jarang ia lakukan saat bertemu orang asing.
Begitu banyak pertanda untuk tidak beranjak dari bangkunya saat itu. Firasat yang menggerakkannya mengambil jalur udara dan bukannya dengan kereta seperti biasanya. Kebahagiaan sederhana yang dirasakannya saat mereka duduk bersisian. Padahal dirinya sudah teramat sering bolak-balik Incheon-Seoul dengan bus.
Begitu banyak pertanda. Namun, apa pula kerugiannya jika terlewat satu halte dibanding kehilangan jejak gadis itu?
Sanak famili dan teman-teman yang mengenalnya pasti tertawa keras jika tahu apa yang ada didalam kepalanya sekarang. Penasaran, obsesi menemukan.
Padahal ini bukan kali pertama dia bertemu gadis yang mengenakan kerudung. Mengingat Incheon yang merupakan salah satu kota yang memiliki perkampungan muslim cukup besar.
Dikota kelahirannya, berdiri Masjid Raya Hwang yang merupakan masjid tertua dan terbesar di Korea selatan yang menjadi jejak sejarah aktivitas dakwah para pedagang Arab dan Persia yang berlayar melalui jalur sutra dan kemudian menetap dibeberapa kota, salah satunya Incheon.
Sejak kecil, Chanyeol dan keluarga sering melintasi bahkan menikmati arsitektur masjid yang bangunannya tidak seperti kebanyakan masjid di Timur Tengah atau negara-negara Arab lainnya.
Masjid Raya Hwang akrab dimata dan hatinya, karena memiliki konstruksi dan gaya arsitektur yang lebih mendekati kuil, tanpa kubah atau menara yang bergaya tradisional. Jikapun ada nuansa Arab, hanya terlihat dari beberapa huruf dan dekorasi yang terdapat pada bangunan mesjid.
Kadang terselip rasa penasaran pemuda itu akan interior masjid, khususnya praying area. Sayang, nonmuslim dilarang masuk ke area shalat.
Menurut temannya yang beragama islam, ada sebuah catatan pada kayu yang terletak di bagian dalam masjid, yang menyebutkan bahwa Masjid Hwang didirikan tahun 742 Masehi atau sekitar 13 abad lalu.Baik disekitar Masjid Hwang maupun kota, Chanyeol sering berpapasan dengan penganut agama islam, termasuk perempuan muslim yang sebagian diantara kerudungnya menutupi bagian kepala hingga dada dengan sempurna, seperti dikenakan Haba--Hei, kenapa pula gadis itu yang tiba-tiba melintas dipikirannya? Ada pula yang masih sedikit menampakkan bagian rambut di sekitar dahi, atau telinga.
Jelas, ketertarikan nya bukan berawal dari keunikan cara berpakaian gadis muslim yang semalam dikenalnya didalam bus.
Kalau begitu apa?
Sesuatu, sulit dijelaskan.
Chanyeol sendiri bukan lelaki yang dikenal gugup jika menghadapi wanita. Bukan pula tipe yang mudah terpesona. Hanya seseorang yang benar-benar istimewa yang bisa membuatnya jatuh cinta.
Namun dia yakin, dia tidak sedang jatuh cinta. Bukan itu yang terjadi padanya. Dia bukan tipe romantis yang mempercayai love at the first sight, atau tergila-gila dengan drama yang kadar romantisnya sering tak bisa di terima nya.
Cinta ada melalui serangkaian proses; perkenalan, adaptasi, kesamaan selera, kebersamaan melewati berbagai ujian, yang kesemuanya mensyaratkan tahapan dan waktu.
Cinta tidak tumbuh dalam semalam.
Dengan semua pemahaman itu, seharusnya ada penjelasan logis kenapa dia ingin bertemu gadis yang mengingatkannya akan Ashima. Cerita China rakyat terkenal turun temurun. Dia beniat akan menceritakannya pada gadis itu jikalau bertemu. Mungkin ini alasan logis yang membuatnya ingin bertemu gadis itu, lagi.
Menceritakan kisah tentang sosok Ashima dan perjuangan cintanya yang mengagumkan.Dan, waktu tak banyak. Dia harus bergerak cepat. Hanya tiga hari, sebelum gadis itu kembali ke Indonesia. Jika itu terjadi, dia akan kehilangan bayangan yang semalam diam-diam menimbulkan debar halus di dadanya.
Namun, kemana dia harus mulai mencari?
Chanyeol mengambil ponselnya.
Mungkin dia harus menyusun daftar tempat-tempat yang pasti tidak akan dilewatkan gadis itu, sebagai turis.
Jari-jari lelaki itu mulai mengetik beberapa huruf.
Hampir dalam semua cerita rakyat yang diingatnya, seorang lelaki akan berjuang sampai titik saat dia sudah benar-benar tak berdaya lagi, demi perempuan yang dikasihi.
Ahei yang secepat kilat mengendarai kuda saat Azhi, anak tuan tanah kaya raya menculik Ashima. Ahei yang tak menyerah untuk merebut kembali gadis pujaannya dengan menantang duel tiga hari tiga malam. Lelaki yang dengan keberanian luar biasa mengahadapi tiga harimau ganas yang dilepaskan Azhi, dan membunuhnya dalam tiga bidikan anak panah. Pencarian ini, bukan apa-apa dibanding itu semua. Meskipun seperti mencari jarum dalam jerami, karena dia tidak tahu agenda gadis itu. Namun berpeluang, karena dengan penutup kepala, Haba akan lebih mudah dikenali bahkan jika berada di tengah keramaian.
Dering telepon di ponsel mengagetkannya.
Jemarinya yang akan menekan keypad, tersentak oleh sebuah kalimat dilayar ponsel yang tak sadar dari tadi ditulisnya,
Bogoshipo- Aku rindu padamu.
###
Ini ceritanya aku bikin alur campuran ya gaes. Kalo bingung tuh sudah saya jelaskan.
Vote and komennya selalu ditunggu.
Thanks.
KAMU SEDANG MEMBACA
Convert(Park Chanyeol)#the End
FanfictionHidayah siapa yang dapat menduga? Siapa yang bisa menentukkan arahnya? siapa yang dapat menentukan kapan datangnya? Hidayah dia datang sendiri, pada orang yang sudah sepantasnya. Park Chanyeol adalah warganegara Korea Selatan menetap di seoul, tel...