Chanyeol merasa untuk urusan cinta, dia cukup sabar.
Obsesinya untuk menemukan Asimanya yang sempat membuatnya seperti kehilangan akal, adalah pengecualian.
Namun, setelah pertemuan mereka di Masjid sore itu, lalu hubungan yang terus berlangsung, dia cukup tenang mengatur langkah.
Seperti mau nyiapkan strategi bertahan dan menyerang dalam permainan catur. Lelaki bertubuh jangkung itu mau pikirkan betul setiap perkataan dan tindakan yang akan diambilnya.
Sebab memberikan harapan kepada seorang gadis, saya belum lelaki tahu persis apa yang diinginkannya, adalah sebuah kejahatan.
Chanyeol memegang teguh prinsip itu. Laki-laki dipegang dari perkataannya. Seorang lelaki menurutnya telah kehilangan kehormatan ketika kata-katanya tak bisa lagi dipertanggungjawabkan.
Dan, Ashima-nya seakan mengerti. Seperti yang dilakukannya, perempuan itu mungkin juga mengatur setiap langkahnya. Tidak ada tuntutan, kemanjaan, atau hal-hal berlebihan. Gadis itu__seperti juga Chanyeol__menata perasaan, juga kalimat dan sikapnya dengan sangat hati-hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Convert(Park Chanyeol)#the End
FanfictionHidayah siapa yang dapat menduga? Siapa yang bisa menentukkan arahnya? siapa yang dapat menentukan kapan datangnya? Hidayah dia datang sendiri, pada orang yang sudah sepantasnya. Park Chanyeol adalah warganegara Korea Selatan menetap di seoul, tel...