18.Long distance

49 9 0
                                    

Dialog dengan Chanyeol berlanjut hingga Haba kembali ke tanah air. Mereka masih rutin bercakap-cakap melalui beberapa instant messenger dan akun medsos lain.
Sesekali Chanyeol mengejutkannya dengan kiriman teks di ponsel. Atau menelepon.

Yang paling bahagia tentang ini tentu Annisa, yang makin gandrung tak hanya drama tapi kini segala sesuatu yang berbau korea. Untungnya Nisa  tak sampai mengganti profile picture-nya di facebook dengan foto personil Exo atau kecanduan dance Overdose, meski Haba pernah menemukan gadis bertubuh besar itu asyik sendiri berjoget gaya "Overdose" yang gaya ciri khasnya menusuk-nusuk pipi dengan jari telunjuk. Nisa sering berdalih gerakan-gerakannya bagus untuk kesehatan.

Annisa tersayang yang tak pernah lelah menggodanya tentang Chanyeol.

"Mantap jiwa, long distance relationship, nih! Siapa tahu jodoh."

Tak peduli meskipun sahabatnya menanggapi dengan gelengan.

"Mending jawab Insya Allah, deh. Kan, siapa tahu?"

"Kamu tuh, ngomongnya siapa tahu mulu!"

Annisa mencibir. Haba tersenyum lebar. Rasanya aneh melihat gadis dengan kerudung lebar, tetapi kekanakan begitu. Meskipun ini manusiawi. Siapa juga yang melarang seseorang menggunakan kerudung besar sesekali bersikap seperti anak kecil?

"Berbulan-bulan obrolan lebih banyak tentang islam, nggak ada yang lain."

"Cinta?"

Haba tersenyum,

"Ya, Ashima dan Ahei. Dia memberi link yang memuat versi lengkap legenda cinta itu. Juga legenda lainnya tentang cinta."

"Itu kode!"

"Tapi akhir-akhir ini dia lebih banyak bertanya tentang islam."

"Pasti karena ingin menikah sama kamu!"

"Hus, dunia kan bukan hanya soal nikah!"

"Sudah delapan bulan, mau sembilan, masa kamu belum move on, juga? Kalau hamil pasti sudah lahiran!"

Kalimat Annisa mendadak terasa seperti sembilu. Haba mengatupkan kedua tangan ke wajah. Annisa awalnya perlu waktu untuk memahami kenapa kalimat terakhir menimbulkan kesedihan.

"Maafin aku."

Senyum yang muncul diwajah sahabatnya terasa tak berdarah.

"Nggak papa."

Mereka berpelukan.

Kasus patah hati yang terakhir dialami gadis itu memang parah. Sulit rasanya mempercayai.

"Btw, jadi Chanyeol ngomongin apa aja?"

Haba menarik nafas dalam.

Mulain bercerita dengan kalimat-kalimat yang teratur. Chanyeol yang dibesarkan dalam lingkungan yang sangat relegius, tetapi semakin lama menurut lelaki itu, semakin tidak rasional ketika berhadapan dengan kehidupan modern yang menuntut tinggi perjuangan akal sehat.

"Maksudnya?"

Haba tertawa,"Cerna aja sendiri, tuh, tanya sana sama Mas Ridwan."

Annisa tertawa, lalu cepat-cepat mengambil alih laptop sahabatnya.

"Nonton drama Korea lagi? Bukannya dilarang Suami?"

Annisa hanya mengibaskan tangan. Haba bangkit dan menarik sandal. Azan Ashar baru terdengar.

"Dulu ketinggalan beberapa episode What Wrong Sekertaris Kim. Lagian yang dilarang, kan, dirumahku, artinya kalau nontonnya disini nggak papa, kan?"

Convert(Park Chanyeol)#the EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang