Ketika harapan semakin menipis, disela-sela meeting dan kesibukan, Chanyeol sengaja mengunjungi tempat demi tempat yang menurutnya biasa menjadi incaran turis.
Namun, betapapun dia membuka mata lebar-lebar, bayangan gadis itu tak melintas dalam pandangan. Tetap tidak terlihat sekalipun dia berkeliling mengunjungi semua tempat wisata.
Dia sudah hampir menyerah, saat dengan langkah lesu melewati pemberhentian bus, tidak jauh dari gerbang Changbin.
Wajah Ashima-nya, begitulah panggil nya pada gadis berwajah ayu dengan tatapan mata meneduhkan, tampak dibalik jendela bus. Bibir gadis itu bergerak-gerak ritmis asyik membaca sesuatu.
Chanyeol terkesiap. Berlari mendekati dan mulai berteriak dari jendela bus.
Namun, headset yang dikenakan gadis dengan penutup kepala itu benar-benar mengasingkannya dari sekitar.
Bus mulai bergerak. Tidak menyerah, Chanyeol melambaikan tangan dijendela bus. Namun, bukan Ashima-nya yang merespon melainkan beberapa ibu tua,yang ramai-ramai membalas lambaian tangan. Seorang diantara mereka bahkan mengedipkan mata.
Belum pernah ada seorang gadis yang membuatnya begitu ingin mengejar bus yang melaju makin cepat.
Namun, hingga berpeluh, langkah lebar lelaki bertubuh tinggi itu tak mampu mengejar.
Sedekat itu...
Chanyeol tak percaya, dia gagal menyapa sosok dengan kelopak indah yang beberapa hari ini menggayuti pikiran.
Bukan. Sekali lagi, ini sama sekali bukan cinta.
Terlalu dini untuk membicarakan kata yang paling sering dikutip banyak manusia itu, sekarang.
Lelaki itu merindukan kenyamanan.
Dia ingin menceritakan kisah yang membuatnya terkagum-kagum, cerita favorit yang selalu di dengar nya berulang-ulang.
Dan, dari begitu kecilnya kesempatan, dunia mempertemukan mereka kembali.
Pertanda baik!
Chanyeol mencangklongkan ransel lusuhnya yang kontras dengan jas gelap yang dikenakan, lalu meneruskan perjalanan. Sisa hari digunakannya untuk terus mencari. Langkah tegap lelaki itu memasuki restoran demi restoran peking duck, lalu mampir ke beberapa flea market, dengan satu tujuan: menemukan Ashima-nya.
Harapan berganti obsesi dengan sedikit ketakutan.
Bagaimana jika pertemuan sepihak tadi adalah yang terakhir, dan mereka tak akan pernah bertatapan lagi?
Apa yang dirasakan, dia yakin bukan keresahan orang jatuh cinta.
Namun, jika mungkin, ingin sekali mengenal gadis itu lebih dekat.
Lelaki itu terus berjalan menyusuri hutong gang-gang sempit yang menjadi ikon kota Seoul, tak hanya di perkotaan, tetapi hingga perdesaannya, dengan mata awas menyapu sekitar.
Ashima-nya bisa saja dekat, tetapi tersembunyi di keramaian.#
***
Ingat, ceritanya alur campuran ya gaes. Hemm, kira-kira ketemu nggak si Chanyeol sama Ashima-nya? Lanjut baca gaes biar tau, yang udah bisa nebak tetap lanjut baca ya gaes sampai ini cerita tamat.
Gomawo😊😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Convert(Park Chanyeol)#the End
FanfictionHidayah siapa yang dapat menduga? Siapa yang bisa menentukkan arahnya? siapa yang dapat menentukan kapan datangnya? Hidayah dia datang sendiri, pada orang yang sudah sepantasnya. Park Chanyeol adalah warganegara Korea Selatan menetap di seoul, tel...